Jenis Sakit Kepala : Penyebab hingga Tatalaksana

jenis sakit kepala

Jenis sakit kepala sering kita jumpai seperti tension, kluster, migrain, primer, sekunder, sinus, hormonal, kafei, eksersion, hipertensi, post-trauma dan sakit kepala rebound. Banyak dari keluarga kita memiliki masalah, dan ketidaknyamanan terhadap sakit kepala. WHO mengatakan bahwa setiap orang pernah mengalami sakit kepala walaupun hanya satu kali.

Meskipun sakit kepala dapat didefinisikan sakit kepala pada berbagai regio kepala, penyebab, durasi dan intensitas dari nyeri ini dapat berbeda berdasarkan jenis sakit kepala yang diderita. Pada beberapa kasus, sakit kepala membutuhkan perawatan segera. Perawatan segera apabila sakit kepala disertai dengan :

Bacaan Lainnya
  1. Kaku leher dan muncul ruam
  2. Sakit kepala berat, disertai mentah dan bicara nglantur tidak jelas.
  3. Bingung dan terjadi paralisis pada beberapa bagian tubuh
  4. Demam dan gangguan penglihatan.

Jika sakit kepala anda ringan dan tidak berat, maka bacalah bagaimana mengidentifikasi jenis sakit kepala ini dan beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk meringankan gejala. Secara umum dibagi menjadi nyeri kepala primer dan sekunder.

Jenis Sakit Kepala Primer

Nyeri kepala primer terjadi ketika nyeri di kepala terjadi di kepala dan tidak dipicu oleh beberapa kondisi seperti penyakit dan alergi. Sakit kepala ini dapat episodik dan kronis. Nyeri kepala Episodik, bila terjadi sering, walaupun sekali, terjadi di berbagai tempat dari setengah jam hingga beberapa jam. Nyeri Kepala Kronik, lebih konsisten, terjadi harian hingga bulanan, dan membutuhkan pengobatan antinyeri.

  1. Tension Type Headache (TTH)

Jika anda memiliki TTH, maka anda akan merasa penuh di kepala, sensasi diikat dan nyeri diseluruh kepala tidak berdenyut. Nyeri juga dirasakan pada sekitar leher, kulit kepala, depan kepala, dan otot di bahu. Pemicunya paling sering adalah Stress.

Pengobatan antinyeri dibutuh kan seperti : aspirin, ibuprofen, acetaminofen, acetaminofen dan kafein, dan naproksen. Jika obat tersebut belum mampu, maka dapat diberikan indometasin, ketolorak atau meloksikam. Ketika nyeri kepala menjadi kronik, maka harus dicari faktor penyebab klinisnya.

  1. Cluster Headache

Nyeri kepala kluster dicirikan dengan nyeri seperti terbakar dan menembus. Ini terjadi di sekitar dan belakang mata atau pada salah satu sisi wajah. Beberapa pembengkakan, kemerahan, dan berkeringat dapat terjadi pada sisi yang terkena. Kongesti nasal dan air mata juga dapat keluar pada sisi tersebut.

Baca Juga:  Sindrom Aicardi : Defek Genetik Pembentukan Corpus Callosum [Lengkap]

Sakit kepala ini terjadi serial. Masing-masing individu dapat terjadi setidaknya 15 menit hingga 3 jam. Kebanyakan orang mengalami 1-4 kali nyeri kepala setiap hari. Setelah nyeri kepala hilang, nyeri kepala berikutnya dapat terjadi lagi.

Nyeri kepala kluster serial dapat terjadi setiap hari selama sebulan lebih. Nyeri kepala jenis ini sering terjadi pada musim semi dan gugur dan lebih sering terjadi pada pria. Pengobatan yang dapat diberikan adalah, pemberian oksigen, sumatriptan dan anestesi lokal (lidokain) sebagai pereda nyeri.

Setelah diagnosis diberikan, perencanaan pengobatan dapat dilakukan. Topiramat, CCB (kalsium channel Blocker), melatonin dan kortikosteroid dapat digunakan hingga periode remisi.

  1. Migrain Headache

Nyeri kepala migrain dicirikan dengan berdenyut intensif dari dalam kepala. Nyeri ini dapat terjadi seharian. Nyeri kepala dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dan terjadi pada satu sisi. Nyeri kepala migrain akan sensitif terhadap suara dan cahaya. Mual dan muntah juga dapat terjadi. Beberapa migrain memicu gangguan penglihatan.

Sekitar 1 hingga 5 orang akan memiliki gejala yang disebut AURA, yaitu : melihat kilatan cahaya, garis zigzag, bintang dan titik buta. AURA juga meliputi tingling pada satu sisi wajah dan tangan hingga gangguan bicara.

Migrain dapat terjadi di keluarga dan berkaitan dengan sistem syaraf. Wanita lebih sering terkena 3 kali lipat dibanding pria. Stress post trauma dapat meningkatkan risiko migrain. Faktor lingkungan seperti gangguan tidur, dehidrasi, tidak makan, fluktuasi hormonal dan paparan terhadap senyawa kimia dapat memicu migrain.

Jika antinyeri biasa tidak meredakan, maka dapat diberikan golongan Triptan. Triptan ini akan menurunkan inflamasi dan perubahan aliran darah di otak. Triptan dalam bentuk spray hidung, pil dan injeksi, dan jenisnya : sumatriptan, almotriptan dan rizatriptan.

Baca Juga:  Penyebab Obesitas

Jika nyeri kepala terjadi lebih dari 3 hari sebulan, atau lebih maka segeralah ke dokter. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 3-13% migrain dapat dicegah dengan obat. Pencegahan berfokus pada memperbaiki kualitas gaya hidup. Obat pencegahan seperti : propranolol, topiramat, amitriptilin dan metoprolol.

Jenis Sakit Kepala Sekunder

Nyeri kepala sekunder adalah gejala yang dipicu faktor sekunder dan faktor lain seperti penyakit yang diderita dan dapat bekembang menjadi kronis. Pengobatan penyebab utama diperlukan.

  1. Alergic Headache (Sinus Headache)

Nyeri kepala ini terjadi dari reaksi alergi. Nyeri ini berfokus pada aera sinus di depan wajah. Nyeri kepala migrain sering tumpang tindih dengan nyeri kepala sinus diagnosisnya. Faktanya  lebih dari 90% nyeri kepala sinus dikenali sebagai migrain.

Nyeri kepala jenis ini, diobati dengan menipiskan mukus yang meningkatkan tekanan sinus. Spay hidung steroid, decongestan, antihistamin (ceterizin) dapat membantu. Nyeri kepala ini juga dapat menjadi tanda infeksi sinus. Bila terjadi infeksi sinus (sinusitis), maka antibiotik dapat diberikan.

  1. Hormonal Headache

Nyeri kepala ini sering terjadi pada wanita berkaitan dengan fluktuasi hormonal. Menstruasi, pil KB dan kehamilan akan mempengaruhi kadar estrogen yang memicu sakit kepala. Sakit kepala ini terutama terjadi pada siklus menstruasi yang kadang disebut dengan migrain menstrual. Ini terjadi sebelum, selama, dan sesudah menstruasi serta selama ovulasi.

Antinyeri seperti naproksen dan frovatriptan dapat digunakan untuk meredakan nyeri. Sekitar 60% wanita dengan migrain, juga mengalami migrain menstrual. Teknik relaksasi seperti yoga, berdzikir, akupuntur dan makan makanan bergizi dapat mencegah nyeri kepala ini.

  1. Kafein Headache

Kafein dapat mempengaruhi aliran darah ke otak. Terlalu banyak kafein dapat memicu sakit kepala ini. Jika anda terbiasa mengkonsumsi kafein, maka anda akan mudah pusing jika anda tidak mengkonsumsi kafein. Ini karena kafein mengubah senyawa kimia di otak, dan apabila ada fase tidak menggunakan (withdrawal), maka memicu sakit kepala. Belum diketahui bagaimana mekanismenya, dan menghindari kafein dapat mencegah nyeri kepala ini.

  1. Exertion Headache (Sakit Kepala Karena Aktifitas Fisik)

Nyeri kepala exertion ini terjadi ketika beraktifitas fisik berat. Mengangkat beban berat, berlari, berhubungan seksual dapat memicu nyeri kepala jenis ini. Aktifitas yang berat akan meningkatkan aliran darah ke otak yang mmbuat nyeri kepala pada kedua sisi.

Baca Juga:  Kesemutan Kaki dan Tangan : Gejala hingga Pengobatan

Nyeri kepala ini biasanya tidak berlangsung lama dan terjadi beberapa menit hingga jam. Analgetik seperti aspirin, dan ibuprofen dapat meredakan gejala. Jika gejala memberat dan tidak menghilang, maka harus dicari penyebab yang mendasarinya.

  1. Headache Hipertensi

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan nyeri kepala dan merupakan tanda kegawatdaruratan medis. Ini terjadi ketika tekanan darah menjadi tinggi dan berbahaya. Nyeri kepala hipertensi biasanya terjadi pada kedua sisi kepala dan dicirikan dengan aktifitas yang kurang baik. Sering dikaitkan dengan berdenyut. Gejala gangguan penglihatan, tingling, kebas, perdarahan hidung, nyeri dada dan nafas sesak dapat dirasakan.

Jika anda mengalami gejala ini harus ditangani tekanan darahnya segera. Terutama bila terjadi tekanan darah hipertensi krisis baik terkait organ demage dan non organ demage. Nyeri kepala jenis ini terutama yang tidak mengontrol tekanan darahnya padahal tinggi.

  1. Headache Rebound

Nyeri kepala rebound disebut juga nyeri kepala karena penggunaan berlebihan obat, dengan gejala penuh, seperti TTH dan sangat nyeri seperti migrain. Penggunaan obat yang sering dan banyak dapat memicu sakit kepala terutama sering menggunakan acetaminofen, ibuprofen, aspirin, naproksen terutama lebih dari 15 hari dalam sebulan. Juga termasuk obat yang mengandung kafein.

Tatalaksananya adalah menghentikan obat tersebut meskipun saat pertama kali meninggalkan obat, nyeri kepala dirasakan sangat berat. Kepatuhan minum obat sesuai dosis dan anjuran diperlukan sehingga mencegah nyeri kepala jenis ini.

  1. Headache Post-Trauma

Nyeri kepala post trauma (setelah terjadi trauma) terjadi ketika ada benturan di kepala. Nyeri keala ini gejalanya mirip migrain dan TTH, serta berlangsung 6-12 bulan setelah benturan. Dapat menjadi kronis. Pengobatan dapat diberikan golongan triptan, sumatriptan, beta-bloker, dan amitriptilin untuk meredakan nyeri. Demikian pembahasan tentang jenis sakit kepala.

Oleh : dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 15 Juli 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *