Afasia Wernicke : Kenali Gejala, Penyebab dan Pemeriksaan

afasia wernicke

Afasia wernicke adalah kondisi ketidakmampuan memahami pembicaraaan akibat rusaknya area otak pada area broadman 22 atau area Wernicke. Kondisi ini menyebabkan seseorang kesulitan berbicara secara koheren dan ketidak mampuan memahami pembicaraan orang lain. Area Wernicke merupakan area sensoris sehingga input pehamaman bahasa berada disana. Apabila rusak misal karena stroke, maka seseorang akan mengalami gangguan input sensoris bahasa akibatnya tidak dapat memahami kata-kata pembicaraan akibat asosiasi segela asosiasinya terganggu.

Afasia Wernicke merupakan afasia yang sering terjadi. Ini terjadi ketika sisi kiri tengah otak mengalami infrark. Area wernik disebut juga carl Wernicke. Area Wernicke mengendalikan pusat bahasa manusia. Ibaratnya sebuah kamus berjalan. Seseorang yang mengalami gangguan pada area ini, maka akan kesulitan memproses dan mengartikan kata serta kalimat yang ia dengar.

Bacaan Lainnya

Apa Penyebab Afasia Wernicke?

Lesi dan kerusakan pada bagian tengah kiri otak tepatnya pada girus temporalis superior area broadman 22, atau area Wernicke adalah penyebab afasia ini. Penyebab paling sering adalah STROKE. Stroke adalah salah satu penyebab potensial dari kondisi ini karena gangguan aliran darah pada otak yang memicu infark terutama pada arteri cerebri lateral segmen inferior.

Jika tidak terdapat suplai darah dan oksigen maka dapat memicu afasia ini. Dan fakta menunjukkan sekitar 40% orang dengan afasia mempunyai riwayat serangan stroke. Kondisi lain yang dapat memicu afasia ini adalah : trauma kepala, infeksi otak, adanya tremor dan penyakit neurologis.

Selain hal tersebut, afasia ini juga dapat dipicu kondisi lain seperti migraine, kejang dan penyakit lain yang berhubungan dengan otak.

Baca Juga:  Sindrom Tourette : Gejala, Pemeriksaan dan Tatalaksana

Bagaimana Tanda dan Gejala Afasia Wernicke?

Seseorang yang mengalami gangguan ini, akan terpengaruh kemampuan bahasa dan berbicaranya. Gejala tersebut meliputi:

  1. Ketidakmampuan mengerti kata-kata dan kalimat
  2. Ketidakmampuan membuat dan merangkai kata menjadi kalimat
  3. Sering salah dalam bicara
  4. Mengeluarkan kata-kata kasar tanpa merasa bahwa kata tersebut menyinggung perasaan seseorang.
  5. Kesulitan mengulangi kata dan frasa tertentu
  6. Menambahkan kata tertentu ketika diminta mengulangi kata-kata tertentu.
  7. Sering mengintrupsi pembicaraan ketika seseorang berbicara cepat.

Kesulitan bicara dan bahasa dapat disebabkan selain gangguan fungsi otak. Prinsipnya, afasia berbeda dengan penyakit alzeimer, dimana pada alzeimer terjadi gangguan fungsi otak. Afasia Wernicke ini dapat pula memicu gejala seperti:

  1. Tidak mengerti benda yang ia lihat, baik berupa tulisan dan kata-kata yang dibicarakan
  2. Gangguan berat membaca dan kemampuan menulis (agrafia).
  3. Kesulitan menjaga kemampuan kognitif yang berkaitan dengan bahasa.

Bagaimana Pemeriksaan Afasia Wernicke?

Pemeriksaan syaraf lengkap harus dilakukan dan anda apabila mengalami gejala ini segeralah berkonsultasi pada dokter spesialis syaraf. Tergantung diagnosis yang diberikan, pengobatannya pun mengikuti diagnosis dan penyebab yang mendasarinya.

Pemeriksaan radiologis dengan MRI dan CT-scan dapat dilakukan. Ini juga dapat digunakan untuk memvisualisiasi daerah otak yang terkena. Jika perlu, pemeriksaan neurologis berkaitan bahasa dan bicara dilakukan untuk mengetahui adanya deficit bahasa. Pemeriksaan tersebut seperti memeriksa : kemampuan memahami, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan mengulangi kata-kata, kemampuan percakapan dan kemampuan membaca dan menulis.

Fisioterapi bicara dan bahasa dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki gejala gangguan kemampuan bahasa anda.

Catatan Tentang Afasia Wernicke

Afasia akan menimbulkan gangguan pada kemampuan bahasa anda. Pengoatan harus dilakukan dan jika otak mengalami kerusakan, maka recoverynya setidaknya beberapa bulan. Terapi bicara dan bahasa menjadi efektif dan patut dimulai segera setelah terjadi kerusakan otak. Beberapa orang mendapat terapi ini terutama untuk memperbaiki kualitas hidup dan berkomunikasi dengan keluarga dan bersosial.

Baca Juga:  Neuritis Vestibularis : Gejala, Penyebab dan Tatalaksana

Demikian penjelasan tentang Afasia Wernicke, Salam DokterMuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Kudus, 26 Juni 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *