Fungsi Plasenta yang Jarang diketahui

Dalam Medis Plasenta mempunyai fungsi penting. Fungsi tersebut terbagi dalam beberapa poin yang akan kami jelaskan melalui tulisan ini. Mulai dari fungsi metabolism, transfer nutrisi hingga sekresi hormone. Berikut fungsi dari plasenta.


  1. Alat Metabolisme

Fungsi ini terutama terdapat pada kehamilan muda, plasenta mengsintesis glikogen, kolesterol dan asam lemak yang merupakan persediaan nutrient dan energy untuk embrio.

Bacaan Lainnya

  1. Alat Transfer

Ada beberapa mekanisme transportasi zat melalui selaput plasenta, diantaranya :

a. Difusi sederhana

difusi sederhana tergantung dari perbedaan kadar, konstanta difusi dan luas permukaan difusi. Zat yang melalui plasenta adalah karbondioksida, karbonmonoksida dan oksigen. Beberapa senyawa/obat lain dengan molekul kecil juga dapat lewat dengan cara ini karena heparin bermolekul besar sehingga tidak dapat lewat plasenta.

b. Difusi Difasilitasi

Transport glukosa adalah contohnya. Transport glkosa dari ibu ke janin lebih cepat bila dibandingkan dengan perhitungan menggunakan persamaan difusi untuk difusi sederhana. Disini terdapat suatu pembawa yang bekerja kea rah konsentrasi rendah (berbeda pada transport aktif yang bekerja kea rah konsentrasi tinggi). Zat lain misalnya tiroksin, tiamin, alcohol, mornif dan zat lain dengan berat molekul kurang dari 1000, termasuk didalamnya (difusi dipermudah). Molekul dengan berat lebih dari 1000 (protein darah, insulin, hormone-hormon, pituitaria dan HCG) tidak akan lewat dengan cara difusi.

c. Transport aktif

Pada transport aktif, zat yang melewati adalah asam amino esensial, dan vitamin larut air. Zat-zat ini terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada darah janin disbanding dengan darah ibu. Transport disini dibantu dengan aktivitas enzimatik. Vitamin yang terlalut dalam air lewat selaput plasenta lebih cepat daripada yang larut dalam lemak.

Baca Juga:  Pantangan Ibu Hamil : Makanan dan Minuman (lengkap)

d. Pinositosis

pinositosis adalah suatu bentuk transport dengan cara memasukkan zat secara utuh, dengan eprtolongan pseudopodia sinsisiotropoblas. Protein kompleks, sejumlah lemak, benda-benda imun bahkan virus dapat menembus plasenta dengan cara ini. Alfa dan beta globulin sukar menembus plasenta, tetapi gama globulin terutama igG dengan mudah melewati selaput plasenta.

e. Kebocoran

kebocoran terjadi karena kerusakan pada vili, sehingga selaput plasenta robek. Keaadaan ini terjadi saat persalinan.  Pada saat ini sel darah merah janin dapat dengan udah memasuki sirkulasi maternal. Peristiwa inilah yang dipakai untuk menerangkan terjadinya sensitisasi pada inkompabilitas factor Rh.


  1. Sebagai sekresi Hormon dan Enzim

a. Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

hormone ini disintesa oleh sinsitiotropoblas dan disekresi kedalam darah ibu. HCG dibuat sejak tropoblas terbentuk, selama minggu ke-2, dan mencapai puncaknya kira-kira 2-2,5 bulan setelah hari pertama menstruasi terakhir. Jumlahnya mencapai 80.000-100.000 mu/ml plasma atau urin (kadarnya hampir sama, tetapi dalam urin sedikit lebih rendah). Setelah itu kadarnya turun lagi menjadi 5000-10.000 mu/ml dan terus bertahan sampai akhir kehamilan.

Fungsi utama dari hormone ini adalah luteotropik yakni mengubah korpusluteum menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan yang tetap mensekresi progesterone dan estrogen untuk mempertahankan kehamilan.

Tes untuk HCG yang banyak dijalankan adalah tes inhibisi dengan kepekaan 700-800 mu/ul. Hal ini untuk menghindari reaksi positif palsu dengan LH (subunit LH bereaksi silang dengan HCG).

b. HCS (Human Chorionic Somatomammotropin) atau HPL (Human Placental Lactogen)

hormone ini disintesis sinsitiotropoblas dan masuk kedalam sirkulasi maternal. Makin tua kehamilan, produksinya makin naik. Ia mempunyai sifat laktogenik, artinya ikut mempersiapkan payudara untuk laktasi.

Hormone ini juga mempunyai sifat diabetogenik dan balans nitrogen yang positif. Pada insufisiensi plasenta kadarnya sangat rendah, sehingga pemeriksaan serial HCS dapat menjadi salah satu parameter untuk menentukan fungsi plasenta.

Baca Juga:  Trennen Von Gleichungen Von Probieren

c. CCT ( Chorionic Corticotropin) dan Chorionic thyrotropin

Kedua hormone ini adalah hormone protein yang disekresi oleh plasenta dan perannya masih belum diketahui.

d. Ekstrogen dan Progesteron

plasenta bukanlah organ yang sempurnya untuk mensintesa estrogen. Plasenta tidak dapat mensintesis estrogen dan bahan yang sederhana seperti asetat atau kolesterol, tetapi plasenta dapat mengubah kolesterol menjadi pregnolon lalu menjadi progesterone.

Plasenta tidak dapat mengubah progesterone menjadi androstenedion (prekusor estron dan estradiol), juga ia tidak dapat mengubah pregnolon menjadi dehidro-epiandrosteron (prekusor estrogen terutama estradiol).

Hal ini disebabkan plasenta tidak mempunyai enzim 12-hidroksilase dan 12,20-desmolase. Akibatnya pregnolon atau progesterone masuk dalam sirkulasi janin untuk masing-masing diubah menjadi dehidroepiandrosteron (DHEA) atau androstenedion.

Senyawa ini dikonjugasi dengan sulfat dan kembali ke plasenta. Dengan enzim sulfatase, sulfat diambil dan senyawa ini diubah menjadi beberapa estrogen. Steroid ini dalam bentuk bebas masuk sirkulasi maternal.

Dalam hepar ibu, mereka dikonjugasi dengan berbagai garam-garaman sehingga larut dalam air dan diekskresi lewat urin. Dengan demikian ekskresi estriol dalam urin dapat mencerminkan aktivitas baik jaringan plasenta, janin maupun fungsi hati ibu. Penurunan ekskresi estriol mencerminkan bayi dalam kandungan berada dalam keadaan bahaya. Sekarang suatu pembebanan dengan DHEA dapat digunakan untuk menilai fungsi plasenta dan sekaligus menilai kesehatan janin.

e. Enzim

sistin amino peptidase (oksitosinase) dihasilkan oleh sel-sel sinsisium dan langsung masuk kedalam sirkulasi maternal. Kadarnya naik terus sampai aterm. Fungsi ini adalah untuk menginaktivasi oksitosin, meskupun pendapat ini masih diragukan. Diamin oksidase (histaminase) dan fosfatase alkali juga dihasilkan oleh plasenta.


Referensi

Siswosudarmo R, Emilia O, 2010. Obstresi Fisiologi. Pustaka Cendikia Press. Yogyakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *