Bagaimana Timbul Abses Gigi dan Mengobatinya

abses gigi

Infeksi gigi seperti abses gigi sering terjadi pada seseorang yang tidak menjaga higenias mulut. Sering sekali seseorang tersebut merasakan nyeri dan diperlukan obat sakit gigi. Infeksi yang terjadi biasanya dari pulpitis akibat terjadi nekrosis dan kerusakan pada pulpa gigi, yang dimulai dengan permukaan gigi yang kita kenal dengan karies gigi. Infeksi dapat terlokalisasi atau menyebar secara cepat di area wajah.

Infeksi gigi dapat terjadi di periodontal, perikoronal, traumatic dan setelah tindakan pembedahan seperti cabut gigi. Infeksi gigi sering dari karies akibat dekalsifikasi enamel gigi yang melindungi gigi. Demineraisasi dan remineralisasi dari struktur gigi terjadi pada perkembangan lesi karies. Demineralisasi besar-besaran terjadi pada aktifitas bakteri berlebih dan pH sekitar rendah. Sedangkan, aktifitas remineralisasi meningkat terjadi pada pH lebih dari 5,5 dan tingginya konsentrasi kalsium dan fosfat di saliva (ludah).

Bacaan Lainnya

Infeksi gigi terjadi campuran antara bakteri aerobic dan anaerobic. Ketika enamel berlubang, maka agen infeksi akan masuk ke tubulus gigi dan menuju ke pulpa. Ketika di Pulpa, infeksi berkembang ke akar gigi dan membuat lubang di cavitas medulla pada tulang mandibular (pada gigi bawah) dan tulang maksila (pada gigi atas).

Infeksi kemudian melubangi lapisan kortikal dan menuju ke jaringan superfisial cavitas oral menuju ke lapisan lebih dalam. Ketika infeksi tidak di drainase, kuman akan tinggal disana dan berkembang menjadi abses periapikal dan periodontal.

Bakteri serotipe streptococcus mutan, adalah penyebab utama penyakit infeksi gigi. Meskipun laktobasilus tidak menjadi penyebab utama, kuman laktobasilus menjadi agen progresif terbentuknya karies karena tingginya memproduksi dan meningkatkan keasaman.

Baca Juga:  Bahaya Obat Nyamuk Bakar Bagi Pernafasan Jangka Panjang

Apa yang Menjadi Penyebab Utama?

Secara umum disebabkan oleh serotipe S. Mutan dimana infeksi terjadi 4-6 organisme dan didominasi bakteri anaerob. Bakteri anaerob sekitar 75%, yakni Peptostrepokokus, bakteroides, dan fusobakterium nukleatum. Sedangkan bakteri aerobic terjadi 25%, yakni alfa hemolitik streptokokus.

Bagaimana Tanda dan Gejalanya?

Penderita dengan infeksi superfisial, akan merasakan nyeri terlokalisasi di area sekitar gigi yang terinfeksi, ada pembengkakan (edema), dan sensitive terhadap suhu dan udara. Apabila menderita infeksi mendalam atau muncul abses (nanah) yang menyebar ke sekitar wajah, maka sering ditemukan keluhan demam, kesulitan menelan, kesulitan membuka mulut dan bernafas.

  1. Infeksi Lokal

Gejala yang muncul adalah gigi berlubang, dengan area sekitar membengkak dan kemerahan (eritem) di sekitar gusi. Gigi akan bertambah nyeri terutama apabila mendengan bunyi keras dan perubahan suhu. Adanya edema di sekitar dentoalveolar menandakan adanya abses periodontal, periapikal dan subperiosteal. Infeksi menyebar dari apeks tuntuk membentuk abses. Invasi lebih lanjut, akan menyebar ke periosteum dan ke jaringan sekitar.

Infeksi perikoronal terjadi pada erupsi gigi yang melapisi mahkota gigi, terjadi inflamasi disana. Adanya abses, mengindikasikan dibutuhkan incise dan drainase.

  1. Infeksi Mandibula

Infeksi submental dicirikan pembengkakan pada dagu dan infeksi pada gigi seri bawah. Infeksi sublingual terjadi ditandai dengan pembengkakan pada dasar mulut, lidah terangkat keatas, nyeri, gangguan makan (terutama pada infeksi pada mandubula depan).

Infeksi submandibular dicirikan pembengkakan pada segitiga sibmandibula pada leher sekitar sudut dagu. Nyeri apabila dilakukan penekanan, dan trismus adalah ciri khasnya. Infeksi ini sering disebabkan dari gigi geraham yang berlubang.

Infeksi pada ruang retrofaringeal, dicirikan dengan kekakuan leher, serak, gejala faringitis, disfagia, suara tidak jelas (hot potato voice), dan stridor pada mediastinum. Infeksi ini berasal dari igi geraham. Apabila infeksi menyebar lebih dalam ke area leher, akan terjadi kerusakan syaraf nervus vagus, sindrom horner dan nervus kranialis lainnya. Infeksi pada tempat ini sering terjadi pada anak dibawah 4 tahun.

Baca Juga:  Ketahui Bahaya Vape Mulai EVALI hingga Pop Corn Lung

Angina Ludwig dicirikan dengan pembengkakan yang menyebar cepat dari selulitis sublingual submental dan submandibular dengan peninggian dan pembengkakan lidah, serta obstruksi saluran nafas atas. Okndisi ini terjadi pada 90% kasus dan terjadi pada molar ke-2 dan ke-3 pada 75% kasus. Apabila infeksi menyebar ke ruang bukofaringeal, akan memicu infeksi di mediastinal dan retrofaringeal.

  1. Infeksi Gusi (Gingivitis)

Gingivitis akut dengan ulserasi dan nekrosis adalah kondisi dimana penderita muncul edema dan eritem di area gusi dengan ulserasi pada papilla gigi dan dilapisi lapisan pseudomembran abu-abu. Pasien juga merasakan demam, limfadenopati, dan sensasi merasakan logam. Kondisi ini disebabkan oleh invasinya bakteri fusiform dan sperosit, tetapi tidak berbahaya.

Bagaimana Mengobatinya dan Pencegahannya?

Sahabat DokterMuslim, sekalian. Tujuan utama dari terapi dan pengobatan abses gigi ini adalah mencegah komplikasi agar tidak muncul. Antibiotik seperti amoksisilin masih menjadi pilihan utama pengobatan, tetapi pada 34% bakteri golongan prevotella resisten terhadap amoksisilin. Alternatifnya dapat diberikan amoksisilin klavulanat, klindamisin dan metronidazol. Apabila anda nyeri, dapat diberikan obat analgetik atau antinyeri.

Prinsipnya yang boleh memberikan pengobatan adalah dokter terutama dokter gigi, untuk itu kami tetap menganjurkan kepada anda untuk berkonsultasi kedokter agar diperiksa gigi mana yang berpotensi timbul abses gigi, kuman apa yang kemungkinan menjadi penyebab sehingga pengobatan yang diberikan optimal serta meminimalkan tindakan pembedahan termasuk cabut gigi sebagai pilihan terakhir.

Untuk pencegahan, anjurkan penderita untuk membersihkan dan menjaga higenitas area mulut dan gigi. Cara terbaik adalah rutin menggosok gigi dengan pasta gigi, teratur minimal setelah makan dan sebelum tidur. Penggunaan larutan berkumur juga dianjurkan.

Prinsip itu semua dilakukan untuk mencegah tumbuhnya bakteri, sehingga resiko timbulnya abses gigi dapat diminimalisasi dan dicegah secara optimal. Lakukan ini sekarang sebelum terlambat, karena gigi yang berlubang tidak dapat tumbuh lagi pada orang dewasa. Semoga kita sehat semua.

Baca Juga:  Bahaya Terlalu Sering Mengkonsumsi Mie Instan Bagi Kesehatan

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *