Infeksi Herpes Zoster : Plenting di Badan yang Panas dan Nyeri (Gejala sampai Pengobatan)

Herpes zoster

Infeksi Herpes zoster merupakan didapatkan ketika virus VZV (Varisela-zoster virus) tereaktivasi dari fase laten pada bagian belakang akar syaraf (posterior dorsal ganglion). Gejala yang biasanya dirasakan adalah nyeri di area dermatom yang di persyarafi sesuai syaraf ganglion yang terinfeksi, diikuti gejala vesikel dan tererupsi (plenting-plenting bening dengan kadang sudah pecah) di area kulit. Untuk pengobatan sering digunakan antiviral, yang diberikan sekitar 3 hari setelah lesi kulit muncul.

Herpes zoster atau kadang disebut dengan chicken pox,disebabkan virus varisela serotipe 3. Biasanya infeksi ini mengalami tahap invasive, dan ketika muncul akan berada pada tahap reaktivasi dari fase laten. Virus ini akan membuat peradangan pada area sensoris ganglion, dan kulit yang dipersyarafinya sesuai dermatom, serta di area lain seperti pada medulla spinalis (syaraf tulang belakang) terutama pada area cornu anterior dan posterior substaansia grisea, kemudian meninges dan ganglia dorsal ventral.

Bacaan Lainnya

Pada orang lansia, infeksi ini sering disertai dengan infeksi HIV, dan lebih sering muncul pada penderita dengan kadar imun tubuhnya menurun (imunokompromise).

Bagaimana Tanda dan Gejalanya?

Ada nya ruam seperti plenting, plenting pecah kemerah-hitaman, dan nyeri akan dirasakan di area lesi infeksi selama 2-3 hari. Ciri khasnya adalah vesikel yang eritem pada dasarnya. Area tersering yang muncul adalah area punggung belakang, dada dan perut (region thoraks dan lumbal).

Lesinya biasanya unilateral atau terjadi pada satu sisi saja. Kalau kanan, kanan saja, kalau kiri, kiri saja. Pada area lesi sering terjadi peningkatan sensasi nyeri (hiperestesia), dimana di sentuh sediit, maka akan memunculkan nyeri yang sangat berat. Lesi ini dapat berlangsung sekitar 3-5 hari.

  1. Sindrom Ramsey hunt

sindrom ramsay hunt disebut juga genikulatum zoster, atau herpes zoster otikus. Sindrom ini menginfeksi ganglion genukulatum. Gejala yang dirasakan seperti nyeri telinga, paralisis otot wajah, dankadang terjadi vertigo. Vesikel (plenting) dapat pecah pada lubang telinga luar, dan kehilangan merasakan rasa pada lidah terutama pada area 2-3 lidah bagian depan.

Baca Juga:  Antraks Kutaneus : Gejala, Penularan dan Pengobatan [Lengkap]
Karateristik dan klue Sindrom Ramsay Hunt:
  1. infeksi melibatkan kepala, leher, syaraf wajah (seringnya N. VII, dan N, VIII, N. IX, N. V dan N. VI).
  2. paling sering melibatkan N. VII, (ganglion genikulatum).
  3. Gejala yang muncul lesi kulit di sekitar telinga luar dan salurannya, paralisis satu sisi pada lower motor neuron syaraf facialis (perot satu sisi) dan muncul kehilangan merasakan rasa di lidah pada area 2/3 lidah depan.
  4. dapat melibatkan aurikel (daun telinga), dan fasial palsy, serta gejala gangguan pendengaran seperti tinnitus (berdengin), penurunan pendengaran, vertigo, nistagmus dan ataksia.

2. Herpes zoster oftalmikus

infeksi ini terjadi melibatkan ganglion gaserian, dengan gejala nyeri, pecahnya plenting disekitar mata dan wajah bagian atas terutama ketika virus menginfeksi nervus cranialis cabang ke-5. Penderita merasakan gejala yang berat. Plenting (vesikel), pada ujung hidung mengindikasi keterlibatan infeksi pada syaraf cabang nasosiliaris dan beresiko komplikasi mata yang berat.

Keterlibatan syaraf nasosiliaris dan vesikel pada ujung hidung ini, adalah tanda khas yang kita sebut dengan Hutchinson Sign. Keterlibatan mata dapat terjadi tanpa adanya lesi pada ujung hidung.

Karateristik dan Klue Herpes zoster oftalmikus:
  1. Muncul Hutchinson sign (lesi di ujung hidung) dan terdapat manifestasi sektiar mata.
  2. Melibatkan syaraf trigeminal
  3. terdapat lesi kulit pada wajah dan sekitar mata, kemerahan dan kehitaman, satu sisi.

3. Zoster Intraoral

infeksi zoster pada mulut bagian dalam, jarang terjadi, tetapi apabila terjadi maka dapat memunculkan lesi yang tajam dengan distribusi satu sisi (unilateral. Seringnya tidak ada gejala yang muncul.

Apa itu Post-Herpetik Neuralgia (PHN)?

Post-herpetik neuralgia (PHN) adalah nyeri yang dirasakan setelah masa pengobatan infeksi virus herpes, dimana lesi kulit sudah hilang, tetapi sensasi nyeri dan panas masih dirasakan pada area dermatom lesi kulit. Nyeri pada PHN ini tajam, intermiten dan konstan.

Baca Juga:  Liken simpleks kronis (LSK)

Kejadiannya sekitar 4% dari seluruh pasien. Seringnya terjadi pada penderita lansia, mempunyai riwayat rekurensi dan sering reaktivasi infeksinya selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Infeksi pada syaraf trigeminus sering memberatkan dan menimbulkan nyeri persisten.

Karateristik dan Klue PHN:
  1. Nyeri berat lebih dari 1 bulan meskipun lesi kulit herpes sudah sembuh.
  2. sering terjadi pada lansia yakni 9-14% penderita (50% pada usia 60 tahunan, dan 75% pada usia 70 tahunan).
  3. lebih sering terjadi pada perempuan disbanding laki-laki.
  4. predileksi nyeri dari dermatom dada, hingga syaraf trigeminus part oftalmikus.
  5. Nyeri dirasakan menetap dan seperti sensasi terbakar.

Bagaimana kita menentukan itu infeksi Herpes atau Bukan?

Cara terbaik adalah memeriksakan ke dokter terdekat. Lesi kulit yang khas dan keterlibatan dermatom serta nyeri yang khas, menjadi karateristik khusus. Diagnosis biasanya ditgakkan berdasarkan tampakan fisik lesi kulit.

Untuk mendeteksi laboratorium, digunakan “Tzanck Test” dan didapatkan sel Multinucleated Giant. Tes ini dapat bernilai positif pada herpes zoster dan herpes simpleks. Tetapi yang membedakan adalah, kalau herpes simpleks lesi kulitnya di sekitar mulut atau genital serta tidak nyeri, dan tidak melibatkan dermatom.

Pemeriksaan yang lebih canggih dengan kultur dan PCR. Analisis dan deteksi dari biopsy juga dapat digunakan, tetapi kalau di klinik pratama jarang dilakukan mengingat pemeriksaan yang mahal dan fasilitas alat yang belum memadai.

Karateristik dan Klue Untuk Herpes Zoster:
  1. infeksi herpes zoster disebabkan reaktivasi virus varisela-zoster dari fase laten
  2. nyeri pada lesi kulit berupa vesikel dengan dasar kemerahan, ditemukan terutama pada area dermatom.
  3. Nyeri post-herpetik sering terjadi pada lansia.
  4. pengobatan dengan antiviral dan analgetik, serta ajuvan.
  5. pencegahan pada lansia dapat diberikan vaksin.
  6. Fase meliputi fase chickenpox (lesi di seluruh tubuh), fase laten (lesi kulit hilang dan virus tinggal di ganglion), serta fase reaktivasi (lesi muncul berkumpul, bergerombol di dermatom, sering di punggung).
Baca Juga:  Herpes Genitalis

Bagaimana Pengobatan dan Pencegahannya?

Prinsip pengobatan adalah meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan. Terapi antiviral seperti asiklofir, famsiklofir dan valasiklofir sering diberikan terutama pada penderita yang imunokompromise. Kompres basah area lesi dapat meringankan gejala, dan apabila nyeri tidak ditahankan dapat diberikan analgetik. Untuk infeksi yang muncul di mata (herpes zoster oftalmikus), ramsey hunt sindrom,post herpetic neuralgia dan komplikasi lainnya haruslah berkonsultasi pada dokter, terutama dokter spesialis kulit, dokter spesialis mata, dokter spesialis syaraf dan dokter spesialis THT-KL.

Khusus untuk PHN, maka terapi yang diberikan adalah gababentin, antidepresan siklik, serta salep lidokain atau capsaicin. Analgetik golongan opioid dan metilprednisolon intratrakeal kadang diperlukan. Terdapat referensi yang menyatakan bahwa pemberian injeksi botolium toksin, dapat meredakan nyeri.

Lantas bagaimana pencegahannya?Pemberian vaksin zoster hendaknya diberikan pada penderita dengan usia lebih dari 60 tahun. Vaksin ini akan menurunkan insidensi herpes zoster.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *