Sindrom Piriformis : Gejala hingga Tatalaksana

sindrom piriformis

Sindrom piriformis adalah penyakit neuromuskular yang jarang terjadi dan disebabkan ketika otot piriformis menekan nervus ischiadikus (sciatic nerves). Otot piriformis ini datar, seperti pita dan berlokasi di pantat dekat dengan sisi atas sendi panggul. Otot ini sangat penting untuk pergerakan tubuh bagian bawah karena akan menstabilkan sendi panggul untuk elevasi, rotasi paha dari tubuh.

Ini mengakibatkan kita dapat bergera, mengangkat berat dan mengangkat kaki untuk menjaga keseimbangan. Ini juga digunakan unguk berolahraga seperti mengangkat, dan rotasi.

Bacaan Lainnya

Nervus ishiadikus adalah syaraf terpanjang dan tertebal di tubuh. Saraf ini melewati otot piriformis dan turun ke bawah menuju kaki. Syaraf in juga akan bercabang menjadi syaraf yang lebih kecil hingga area kaki. Kompresi syaraf dapat disebabkan oleh spasme otot piriformis.

Tanda dan Gejala Sindrom Piriformis

Sindrom ini biasanya dimulai dengan gejala nyeri, tingling, dan mati rasa di pantat. Nyeri dapat berat dan meluas hingga ke kaki bawah (ischialgia/sciatica). Nyeri ini karena musculus piriformis mengkompresi syaraf isciadikus dan dapat karena duduk pada kursi mobil, ataupun berlari.

Nyeri juga dapat dipicu ketika mendaki tangga, menekan langsung otot, dan duduk dalam jangka waktu yang lama. Kebanyakan kasus sciatica tidak selalui karena sindrom piriformis ini.

Pemeriksaan Sindrom Piriformis

Belum ada pemeriksaan khusus dan definitif untuk sindrom ini. Kebanyakan kasus, karena riwayat trauma ang banyak di area, gerakan repetitif, dan aktifitas yang terlalu aktif seperti lari jarak jauh dan duduk terlalu lama akan memicu. Diagnosis dibuat berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik menggunakan berbagai gerakan yang memicu nyeri untuk otot piriformis.

Baca Juga:  8 Cara Mencegah Kembung setelah Makan [Terbaru]

Pada beberapa kasus, kontraksi dan tenderness otot piriformis dapat ditemukan dengan pemeriksaan fisik. Karena gejala dapat sama dengan kondisi lain, maka pemeriksaan tambahan seperti radiologis, MRI digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan lain seperti herniasi diskus intervertebralis.

Tatalaksana Sindrom Piriformis

Jika nyeri disebabkan oleh duduk dan aktifitas fisik berlebih, maka cobalah hindari posisi yang memicu nyeri. Istirahat, dinginkan atau hangatkan akan membantu meredakan gejala. Olahraga dan pemanasan dilakukan untuk mengurangi kompresi syaraf.

Manipulasi osteopatik digunakan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan jangkauan gerakan. Beberapa petugas kesehatan kadang memberikan obat anti inflamasi, muscle relaksan dan injeksi kortikosteroid dan anestesik.

Terapi lain digunakan iontophoresis sepertoi injeksi botolium toksin yang diberikan dokter. Injeksi ini akan mengurangi nyeri. Pilihan terakhir bila terapi tersebut tidak berhasil adalah tindakan pembedahan.

Pencegahan Sindrom Piriformis

Sindrom ini biasanya dilaporkan karena berolahraga dan pergerakan yang diulang-ulang dari otot piriformis seperti berlari dan duduk lama, maka pencegahan sesuai penyebab yang mendasari akan mempunyai prognosis yang baik.

Hindari berlari atau berolahraga pada bukit atau permukaan yang tidak baik. Pemanasanlah yang cukup sebelum beraktifitas dan tingkatkan secara gradual. Gunakan postur yang baik ketika berjalan, berlari dan berolahraga. Jika nyeri terjadi, hentikan aktifitas dan beristirahatlah hingga nyeri hilang. Jangan lupa konsultasikan ke dokter terdekat anda.

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *