Sindrom Silver Russell : Genetik Kromsom 7 dan 11

sindrom silver russell

Sindrom Silver Russell adalah gangguan pertumbuhan yang dicirikan dengan pertumbuhan yang lambat sebelum dan setelah kelahiran pada bayi. Bayi dengan kondisi sindrom ini akan mengalami berat badan rendah dan sering gagal untuk tumbuh dan meningkat berat badannya (failure to thrive).

Pertumbuhan kepala normal, sehingga ukuran kepala relatif terlihat lebih besar dibandingkan tubuhnya. Sindrom ini mengenai anak-anak dengan kondisi kurus, nafsu makan menurun dan terjadi hipoglikemi rekuren episodik (kadar gula darah turun) karena kesulitan makan. Pada dewasa dengan sindrom silver russell ini, rata-rata tinggi pada laki-laki sekitar 151 cm dan pada perempuan 140 cm.

Bacaan Lainnya

Banyak anak dengan sindrom ini dengan ukuran kecil (IUGR), wajah trianguler, dengan bagian forehead menonjol, dagu sempit, rahang kecil dan sudut bawah mulut (downturned). Gejala lain yang dapat terjadi adalah melengkungnya jari kelima yang tidak biasa (clinodactil), asimetris atau pertumbuhan yang tidak sama pada bagian tubuh dan abnormalitas pada sistem digestif. Sindrom ini juga berkaitan dengan risiko perkembangan yang lambat, gangguan bahasa dan wicara serta disabilitas belajar.

Kejadian Insidensi sindrom ini belum diketahui, namun di dunia, diestimasi terjadi sekitar 1 dari 30.000 hingga 1 dari 100.000 orang.

Genetik Pada Sindrom Silver Russell

Penyebab genetik dari sindrom ini relatif kompleks. Gangguan sering terjadi tentang abnormal regulasi dari gen yang mengontrol pertumbuhan. Penelitian fokus pada gen yang berlokasi pada regio partikuler dari kromosom 7 dan kromosom 11.

Baca Juga:  Cara Menangani Demam Anak di Rumah dengan Benar

Seseorang secara normal menurunkan 1 copy dari masing-masing kromosom dari ibu dan satu copy kromosom dari ayah. Pada kebanyakan gen, kedua copyan gen ini terekspresi dan “hidup” di sel. Pada beberapa gen, hanya copyan dari  ayah (Paternal copy) yang terekspresi. Untuk gen yang lain, copyan gen dari ibu yang terekspresi.

Kedua orangtua ini mempunyai perbedaan spesifik pada ekspresi gen yang disebabkan fenomena yang disebut dengan genomic imprnting. Kedua kromosom 7 dan kromosom 11 terdiri dari kelompok gen yang secara normal genomic imprinting, beberapa gen ini hanya aktif pada materal copy kromosom meskipun pada orang lain aktif di paternal copy. Abnormalitas pada gen ini akan memicu sindrom silver russell.

Peneliti mensuspek bahwa sekitar 30-50% dari semua kasis sindrom ini berasal dari perubahan proses metilasi pada lengan pendek dari kromosom 11 pada posisi 15 (11p15). Metilasi adalah reaksi kimia dimana perlekatan molekul kecil yang disebut kelompok metil ke segmen DNA.

Pada gen yang bertanggung jawab pada genomic imprinting, metilasi adalah satu jalan dimana gen orangtua terbentuk selama pembentukan sel telur adn sel sperma. Sindrom ini juga berkaitan dengan perubahan metilasi pada gen H19 dan IGF2 yang berlokasi di dekat 11p15. Kedua gen ini mengatur pertumbuhan normal. Hilangnya metilasi akan mengganggu regulasi dan pengendalian gen ini, yang memicu pertumbuhan lambat dan manifestasi klinis lainnya dari sindrom ini.

Abnormalitas pada gen kromosom 7 juga memicu sindrom ini. Sekitar 7-10% kasus, seseorang dengan copyan turunan kromosom 7 akan mendapat satu copu dari masing-masing orangtua. Fenomena ini disebut dengan UPD (Uniparental Disomy). UPD maternal akan memicu seseorang mempunyai 2 copyan aktif dari gen imprintet. Ketidak seimbangan pada gen aktif paternal dan maternal pada kromosom ini memicu tanda dan gejala sindrom ini.

Baca Juga:  Difteri : Gejala, Pencegahaan hingga Cara Mengobati

Sekitar 40% orang dengan sindro Silver Russell, penyebab nya tidak diketahui. Mungkin dapat karena gangguan imprinted gen pada kromosom 7 dan 11. Peneliti masih meneliti dan mengidentifikasi perubahan genetik lainnya yang mendasari sindrom ini.

Bentuk Pewarisan Sindrom Silver Russell

Kebanyakan kasus sindrom ini bersifat sporadik dimana mereka terjadi pada seseorang yang tidak memiliki riwayat sindrom ini di keluarga. Sangat jarang sindrom ini terjadi di keluarga. Pada beberapa keluarga yang terkena, kondisi yang muncul adalah pewarisan AUTOSOMAL DOMINAN. Pewarisan AUTOSOMAL DOMINAN adalah satu copy dari perubahan genetik pada masing-masing sel sudah cukup untuk menyebabkan penyakit.

Pada keluarga lain, kondisi terlihat sebagai AUTOSOMAL RESISIF. Pada pewarisan autosomal resisive berarti kedua copian gen akan berubah pada masing-masing sel. Orangtua dari individu dengan autosomal resisif masing-masing membawa 1 copyan gen yang termutasi, tetapi mereka tidak menunjukkan tanda dan gejala dari kondisi.

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *