Persiapan Sunat Anak dari Sisi Medis yang Perlu Diketahui

Persiapan sunat anak dari sisi medis sendiri harus selalu Anda perhatikan, terlebih jika Anda merupakan orang tua yang baru saja ingin menyunatkan anaknya. Karena perlu dilakukan berbagai jenis persiapan, sehingga proses khitan dapat berjalan dengan lancar dari sisi medis.

Hal ini dikarenakan untuk melakukan khitan terdapat beberapa prosedur yang perlu dilewati terlebih dahulu, bahkan jika ini pertama kali Anda menyunatkan anaknya pasti merasa sedikit kebingungan. Karena jika tidak dipersiapkan secara fatal dapat berakibat cukup fatal baginya. Sirkumsisi memiliki manfaat, seperti menghindarkan dari penyakit infeksi saluran kemih.

Bacaan Lainnya

Terlebih pada masa modern saat ini, kegiatan menyunat telah berkembang cukup pesat sehingga mampu menghadirkan beberapa kelebihan tersendiri salah satunya cepat berlari setelah disunat. Namun untuk dapat menikmatinya, perlu dilakukan beberapa persiapan.

Mengenal Apa Saja Persiapan Sunat Anak

Sunat atau khitan dalam sisi medis sendiri sering disebut dengan istilah sirkumsisi, di mana dokter akan memotong atau membuang sebagian kulit penutup bagian depan penis secara prosedur medis. Bertujuan supaya penis lebih bersih dan bebas dari berbagai tutupan lemak.

Sunat atau sering disebut dengan Sirkumsisi bertujuan untuk mengambil preputium pada anak. Mengetahui teknik dan pembiusannya akan menjadi persiapan yang tersendiri:

  1. Sirkumsisi Konvensional : Teknik ini menggunakan pembiusan lokal dengan digunting menggunakan gunting jaringan, dan smegma (kotoran putih-putih) di bersihkan dengan kassa. Tekniknya dapat berupa dorsum sisi dan sirkumsisi. Setelah di potong, kulit kemudian di jahit menggunakan benang.
  2. Sirkumsisi dengan Elektrokauter : Sirkumsisi teknik ini menggunakan elektrokauter untuk memotong jaringan. Jika sirkumsisi lukanya adalah luka iris, maka teknik elektro kauter ini jenis lukanya adalah luka bakar. Teknik ini cukup populer dimasyarakat dan sering disebut dengan sunat laser.
  3. Menggunakan Alis Klem : Teknik ini menggunakan alat khusus seperti klem melingkar yang disposable dan single use, yang nantinya membuat jaringan sekitar menjadi nekrosis. Ketika sudah nekrosis, maka kulit akan terpotong, kering dan sembuh dengan sendirinya.
  4. Menggunakan Ring Merk Tertentu : Teknik ini menggunakan alat semacam ring atau berbentuk cincin yang mana digunakan untuk khitan. Harganya relatif lebih mahal dibandingkan sirkumsisi konvensional.
Baca Juga:  Hernia Femoralis : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan

Adapun teknik pembiusannya dapat dilakukan dengan : Blok n. dorsalis Pen dengan memasukkan agen anestesi blok lokal, menggunakan intrakutan, menggunakan anestesi spray, memakai anestesi nanojet, hingga hipnoterapi. Semua teknik pembiusan tadi agar anak tidak merasa sakit ketika dipotong1AAPTOC. 2012. Male Circumcision.

Apa yang Harus dilakukan dalam Persiapan Sunat Anak

Dengan menjalani sirkumsisi sendiri anak akan terhindar dari risiko terkenal penyakit menular, salah satunya adalah kotoran setelah buang air kecil dapat dibersihkan dengan lebih bersih. Oleh sebab itu diperlukan beberapa persiapan sunat anak sebelum mulai menyunat.

Tindakan melakukan sirkumsisi sendiri biasanya dilakukan oleh dokter bedah berpengalaman, sehingga dalam melakukan sirkumsisi dilakukan beberapa prosedur tertentu. Hal ini bertujuan supaya proses sirkumsisi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan2Freedman B, 2016. Pros and cons of circumcision: an evidence-based overview.

  1. Berkonsultasi dengan Dokter Ahli

Langkah persiapan sunat anak paling pertama adalah berkonsultasilah kepada dokter ahli yang ingin Anda gunakan jasanya dalam proses sirkumsisi, hal ini bertujuan untuk mendapat beberapa pencerahan mengenai metode apa saja yang akan digunakan saat proses sirkumsisi.

Dengan berkonsultasi juga Anda akan mendapatkan sedikit membayangkan bagaimana proses eksekusi, sehingga dapat mempersiapkan kondisi anak supaya dapat memudahkan proses penyunatan. Selain itu dengan berkonsultasi juga dapat mempermudah dokter yang dipilih.

Biasanya saat persiapan sunat anak ini berlangsung, dokter akan menanyakan kepada anak apakah dirinya terkena penyakit tertentu atau tidak, jika memiliki penyakit tertentu dokter dapat menyesuaikan metode eksekusinya sehingga dapat menentukan apa saja jenis obatnya.

  1. Memastikan Kondisi Mental

Biasanya sebagian besar anak kecil akan merasa takut ketika mendengar kata sunat, sehingga sebagai orang tua perlu menyusun berbagai macam strategi supaya dapat menenangkan hati dan pikirannya. Hal ini bertujuan supaya si kecil secara sukarela ingin disunat tanpa paksaan.

Baca Juga:  Kanker Usus (Kanker Kolorektal) : Gejala hingga Pengobatan

Hal tersebut dikarenakan faktor psikologis si kecil sangat berpengaruh pada proses sirkumsisi, sehingga sebagai orang tua Anda perlu memperhatikan hal ini sebagai salah satu persiapan sunat anak. Sehingga proses sirkumsisi si kecil dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan.

Langkah yang perlu dilakukan adalah dengan memberikannya penjelasan secara hati-hati, jangan sesekali menakutinya karena akan berakibat cukup fatal. Anda harus membicarakan hal tersebut dengan suasana hangat dan bersahabat, sehingga si kecil ingin melakukan sunat.

  1. Selalu Dampingi Anak

Persiapan sunat selanjutnya adalah selalu mendampinginya, jangan pernah sekalipun meninggalkannya hingga proses sirkumsisi selesai dilakukan. Karena dengan mendampingi si kecil, dirinya akan merasa mempunyai teman saat sedang menjalani proses sirkumsisi itu.

Anda dapat selalu mengajaknya berbicara dan berdua bersama, hal ini akan membantu anak supaya lebih tenang untuk menghadapi proses sirkumsisi tersebut. Karena tidak semua orang dapat melewati rasa kaget dan shock saat sedang melaksanakan sunat tersebut.

Setelah proses sirkumsisi Anda dapat memberikan celana longgar kepada si kecil, sehingga dirinya tidak merasa kesakitan setelah proses penyunatan selesai dilakukan. Terdapat berbagai jenis keuntungan dengan melakukan sirkumsisi pada anak, namun perlu dilakukan beberapa persiapan sunat anak dari sisi medis.

References

  • 1
    AAPTOC. 2012. Male Circumcision
  • 2
    Freedman B, 2016. Pros and cons of circumcision: an evidence-based overview

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *