Hernia Inguinalis : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan

hernia inguinalis doktermuslim

Hernia inguinalis adalah adanya penonjolan organ interna baik lemak (omentum) dan usus halus, di sekitar selangkangan yakni canalis inguinalis untuk yang hernia inguinal lateral dan di trigonum hasselbach untuk hernia inguinal medial. Masing-masing canalis inguinalis berada di dasar kanan kiri abdomen.

Kedua laki-laki dan perempuan mempunyai canalis inguinalis ini. Pada laki-laki, canalis inguinalis berisi funikulus spermatikus dan tempat turunnya testis pada minggu ke 32 kehamilan. Pada perempuan, canalis inguinalis sebagai tempat lewat ligamentum teres uteri yang berakhir pada labium majus.

Bacaan Lainnya

Jika seseorang memiliki hernia, maka akan memicu penonjolan yang bisa nyeri dan bisa tidak nyeri. Penonjolan muncul bila terjadi peningkatan tekanan abdomen, seperti mengejan dan batuk. Kebanyakan orang tidak memerlukan pengobatan bila masih kecil dan gejala belum muncul. Tetapi jika muncul penonjolan dan mengganggu, maka sebaiknya dilakukan pengobatan.

Penyebab Hernia Inguinalis

Tidak ada penyebab khusus dari hernia. Adanya kelemahan pada otot selangkangan dan perut tetap berkontribusi atau daerah lokus minorus resisten. Penekanan yang lebih pada tubuh, akan memicu munculnya hernia.

Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko hernia ini, seperti : laki-laki, mempunyai riwayat hernia, faktor herediter dan turunan, sedang hamil dan berat badan lebih, konstipasi kronis, batuk kronis, dan sistik fibrosis.

Gejala Hernia Inguinalis

Hernia ini yang paling terlihat diantara jenis hernia lainnya. Ini karena penonjolang berada pada sekitar selangkangan dan pubis dan dapat meningkat ukurannya ketika berdiri, batuk dan mengejan. Tipe hernia ini bisa nyeri dan sensitif ketika dipegang, dan bisa juga tidak nyeri.

Baca Juga:  Hernia Femoralis : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan

Gejala yang sering ditemukan hernia ini adalah: nyeri ketika berolahraga, dan batuk dengan nyeri tajam, teradpat sensasi terbakar, sensasi penuh dan mengganjal di selangkangan, dan memicu pembengkakan pada skrotum laki-laki.

Jenis Hernia Inguinalis

  1. Hernia inguinalis Lateralis : penonjolan pada canalis inguinalis dan dapat menuju skrotum hernia jenis ini dapat dirasakan dengan memasukkan tangan ke canalis inguinalis. Sering ditemukan pada laki-laki.
  2. Hernia inguinalis Medialis : terjadi penonjolan pada trigonum hasselbach. Trigonum hasselbach dibentuk oleh m. Rektus abdominis, ligamentum ignuinalis, dan a/v. Epigastrika inferior. Sering ditemukan pada perempuan.

Pemeriksaan Hernia Inguinalis

Pemeriksaan untuk mendiagnosis hernia dilakukan dengan meminta penderita untuk berdiri dan batuk. Kemudian dilihat benjolan di abdomen bawah dan selangkangan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan palpasi memasukkan tangan ke kanalis ignuinalis.

Dilihat benjolannya berdenyut tidak, ada bruit usus dan peristaltik usus tidak, bisa kembali lagi atau tidak dan lainnya. Dilihat juga adakah tanda hernia inkarserata dan hernia strangulata yang membutuhkan tindakan pembedahan segera (Emergensi).

Pengobatan Hernia Inguinalis

Tindakan pembedahan adalah pengobatan utama pada hernia ini. Menggunakan celana hernia tidak akan membantu lebih. Sudah banyak kasus, dengan  tindakan pembedahan hernia dapat sembuh. Tindakan ini dapaat berupa hernioraphy inguinal laparoskopi dan herniorrhaphy open.

Pada hernioraphy open, satu incisi besar dibuat di sekitar selangkangan, sedangkan pada hernioraphy laparoskopi, incisi kecil multiple dibuat. Kamera kecil dimasukkan ke dalam untuk membantu dokter bedah melihat bagian dalam abdomen.

Tujuan kedua operasi ini adalah mengembalikan jaringan abdomen interna kembali ke cavum abdominal dan memperbaiki dinding abdomen yang lemah. MESH ditempatkan pada dinding abdomen kemudian di tutup dengan jahitan, dan krim adhesif.

Baca Juga:  Kanker Usus (Kanker Kolorektal) : Gejala hingga Pengobatan

Hernioraphy laparoskopi lebih dipilih untuk waktu pemulihan luka yang lebih cepat, tetapi risiko rekurensi kembalinya hernia setelah tindakan laparoskopi lebih tinggi. Dalam hal ini teknik open lebih dipilih karena lebih maksimal hasilnya walaupun dengan waktu pemulihan lebih lama.

Oleh: dr. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *