Penyebab feses berdarah : Tinjauan Medis

feses berdarah doktermuslim

Penyebab feses berdarah mengindikasikan adanya perdarahan pada saluran cerna. Kadang-kadang, jumlah darah terlalu sedikit dan hanya dapat dideteksi dengan tes fecal occult blood test yang memeriksa darah tersembunyi di feses.

Terkadang juga feses dapat terdeteksi pada saat setelah buang air besar, berupa perdarahan merah cerah. Darah dapat berupa merah cerah, hitam, dan coklat.

Bacaan Lainnya

Penyebab Feses Berdarah

  1. Penyakit Divertikular : divertikula adalah penonjolan kecil yang menonjol dari dinding kolon. Biasanya tidak menyebabkan masalah tetapi terkadang memicu perdarahan dan menjadi terinfeksi.
  2. Fisura Anal : adanya irisan keci atau luka kecil pada jaringan anus, seperti retakan. Biasanya fisura dapat membesar, dan apabila fesesnya keras maka dapa memicu nyeri.
  3. Colitis : adanya peradangan pada kolon, biasanya memicu infeksi atau inflamasi penyakit bowel.
  4. Angiodsplasia : kondisi fragil, dimana pembuluh darah mudah pecah dan tidak normal sehingga memicu perdarahan.
  5. Ulkus Peptikum : adanya bukaan luka pada lambung dan duodenum yang dipicu bakteri helirobakter pilori. Penggunaan obat steroid dan NSAID dosis tinggi dan jangka panjang juga dapat memicu, seperti aspirin, ibuprofen, naproksen.
  6. Polips dan kanker : polips biasanya jinak, tumbuh berdarah dan dapat berubah menjadi kanker. Kanker kolorektal adalah penyebab tersering di amerika. Biasanya diawali dengan perdarahan yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
  7. Masalah esofageal : varises esofageal dan perlukaan esofagus dapat memicu perdarahan berat dan feses berwarna hitam.

Pemeriksaan Feses Berdarah

Sangat penting untuk mendiagnosis perdarahan saluran cerna, warna, jenis, letak perdarahan dan lainnya dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan itu meliputi :

  1. Lavage nasogastrik : pemeriksaan ini mendeteksi saluran cerna atas dan bawah dengan memasukkan tube ke lambung melalui hidung. Jika lambung tidak ada darah, perdarahan mungkin berhenti atau terjadi di luar lambung.
  2. Esofagogastroduodenoskopi : adalah prosedur dengan memasukkan endoskopi dan tabung fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya, melalui mulut dan diturunkan ke esofagus menjuju lambung dan duodenum. Dengan alat ini, dapat diteksi jaringan lambung dan melakukan biopsi.
  3. Kolonoskopi : adalah prosedur yang mirip dengan esofagogastroduodenoskopi dengan memasukkan endoskopi melalui rektum dan kolon. Dengan kolonoskopi ini dapat digunakan untuk mengambil jaringan.
  4. Enteroskopi : prinsipnya sama dengan endoskopi tetapi tujuanya ke usus halus. Disini dapat terlihat di monitor gambaran usus halus pasien.
  5. X-ray Barium : prosedur dengan memasukkan kontras yang disebut dengan barium untuk melihat saluran cerna pada sinar X.
  6. Scanning Radionuklear : prosedur ini meliputi menginjeksi sejumlah kecil material radioaktif ke vena dan kemudian menggunakan kamera kecil untuk melihat aliran darah di saluran cerna untuk mendeteksi perdarahan yang terjadi lokasinya.
  7. Angiografi : prosedur dengan memasukkan pewarnaan di vena untuk melihat pembuluh darah di sinar X dan CT-scan. Prosedur ini melihat adanya kebocoran pewarna dari pembuluh darah di titik perdarahan
  8. Laparotomi : prosedur bedah dimana dokter membuka dan memeriksa abdomen. Ini perlu jika tes lain gagal mencari penyebab perdarahan.
Baca Juga:  Gamble Keno Online The click here for info real deal Cash in 2024

Gejala Feses Berdarah

Seseorang dengan feses berdarah akan mengalami gejala dan bisa tidak terlihat gejalanya. Gejala yang dapat muncul seperti : nyeri abdomen, mual muntah, kelemahan, kesulitan bernafas, diare, palpitasi, penurunan berat badan dan keluar darah.

Tatalaksana Penyebab Feses Berdarah

Tatalaksana feses berdarah tergantung dari penyebab dan diagnosis yang pada prinsipnya menghentikan perdarahan. Ada dengan endoskopi, di klip pada pembuluh darah, dan tindakan bedah. Pada kasus infeksi, maka pasien diberikan antibiotik.

Mengambil polips, dapat dilakukan. Pasien hendaknya mengkonsumsi makanan dengan tinggi serat untuk mencegah konstipasi. Makan makanan yang tidak berserat dapat memicu hemoroid dan fisura anal terutama kalau sering duduk di tempat keras.

Oleh: dr. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *