Indikasi Operasi Sesar Emergensi dan Elektif (Caesar)

indikasi operasi sesar

Indikasi operasi sesar terbagi menjadi medis dan non medis. Operasi sesar adalah tindakan melahirkan bayi melalui dinding anterior abdomen, dengan tindakan pembedahan. Tindakan ini meliputi incisi, dinding abdomen, incisi uterus, hingga penjahitan irisan. Tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Indikasi dilakukan operasi ini beragam. Ada indikasi medis dan nonmedis. Indikasi medis berarti operasi ini diperlukan atas dasar ilmiah kedokteran yang ditemukan pada ibu dan bayi sehingga tidak membahayakan nyawa keduanya. Sedangkan indikasi nonmedis lebih pada budaya, agama, keinginan (misal menginginkan melahirkan pada tanggal tertentu), dan lain sebagainya.

Bacaan Lainnya

Apa saja Jenis dan Indikasi Operasi Sesar?

Operasi sesar diklasifikasikan berdasarkan teknik, dan incisi yang dilakukan pada prosedur ini. Jenisnya meliputi operasi sesar klasik, operasi sesar segmen bawah, operasi sesar histerektomi, operasi sesar emergensi, dan operasi sesar elektif.

  1. Operasi Sesar Klasik

Pada operasi teknik ini, dilakukan incisi vertikal pada dinding abdomen tengah, dan uterus untuk membantu persalinan bayi. Dinding abdomen bagian tengah merupakan daerah yang minim/ sedikit vaskularisasi sehingga penyembuhannya relatif lama. Komplikasi besar, berkenaan dengan teknik ini dapat terjadi, dan aspek sterilisitas wajib diperhatikan. Teknik ini sudah jarang dilakukan.

  1. Operasi Sesar Segmen Bawah

Prosedur ini sering merujuk pada incisi horizontal dan tranversal pada dinding abdomen segmen bawah untuk membantu melahirkan bayi. Prosedur ini minimal perdarahan dan lebih mudah mereparasi dibandingkan teknik incisi lain sehingga penyembuhannya lebih cepat dan optimal.

Baca Juga:  Pil Darurat Pencegah Kehamilan : Morning After Pill

Incisi teknik ini juga secara kosmetik baik, dipadukan dengan jahitan subkutis pada penutupan, sehingga lebih digunakan dan diterima di rumah sakit. Teknik ini dapat dibagi tergantung derajat, dan kondisi ibu. Dapat dibagi menjadi operasi sesar emergensi dan operasi sesar Elektif.

a. Operasi Sesar Emergensi

operasi sesar ini dilakukan apabila ditemukan tanda bahaya pada bayi dan atau ibu yang dapat mengancam jiwa. Operasi ini harus dilakukan segera saat itu juga, dengan pengawasan tinggi, baik elektrolit, kebutuhan cairan, tekanan darah, saturasi oksigen dan lainnya.

b. Operasi Sesar Elektif

operasi ini direncanakan dan dipilih saat yang tepat terutama terkait maturitas bayi. Secara normal dipilih waktu aterm yaitu antara 38-42 minggu, dan paling sering usia kehamilan 40 minggu. Operasi ini tidak mendesak, dan relatif tidak mengancam jiwa ibu dan bayi sehingga dapat ditentukan waktunya.

  1. Operasi Sesar Histerektomi

Operasi ini adalah prosedur untuk menyelamatkan jiwa dimana uterus diangkat setelah bayi dilahirkan. Prosedur ini dilakukan ketika perdarahan tidak berhenti atau ketika plasenta melekat pada dinding uterus dan tidak dapat dipisahkan. Operasi ini juga dilakukan bila terdapat potensi kanker pada uterus dan cervic yang berpotensi menjadi ganas.

Kapan Operasi Sesar Emergensi dilakukan?

Berbagai kondisi, mengindikasikan untuk dilakukannya operasi sesar emergensi. Kondisi tersebut seperti terdapat fetal distress pada bayi, distress ibu, dan proses lahir tidak maju dan persalinan lama.

  1. Fetal Distress (distress pada Bayi)

Selama proses persalinan, sebelum proses persalinan jika bayi sedang atau mendekati aterm, ditemukan denyut jantung melambat dan ireguler adalah tanda adanya distress pada bayi. Bayi juga memberikan tanda berupa mengeluarkan mekonium yang bercampur pada cairan amnion. Ini dapat terjadi pemisahan plasenta atau perdarahan.

Baca Juga:  Menentukan Tanda Kehamilan Pasti dan Tidak Pasti

Jika tali pusar terpuntir saat melahirkan dan aliran darah yang memberi bayi akan menurun suplai nutrisi dan oksigennya. Jika bayi tidak dilahirkan segera maka risiko kematian tinggi. Ini adalah kondisi emergensi dan bayi harus dilahirkan segera.

  1. Distress Maternal (distress pada Ibu)

Jika ibu terdapat situasi yang mengancam jiwa selama proses dan sebelum persalinan seperti perdarahan berlebihan, tekanan darah tinggi pada preeklamsia berat, maka operasi sesar emergiensi dapat diindikasikan untuk menyelamatkan nyawa ibu.

  1. Persalinan lama dan Tak Maju

Kondisi ini dapat terjadi ketika jalan lahir bayi terlalu sempit atau kepala bayi lebih besar dari normal, sehingga relatif tidak bisa melewati jalan lahir pada panggul ibu. Pada saat ini, juga kadang disertai gagalnya kontraksi uterus sehinnga terjadi persalinan lama. Kondisi ini dapat mengancam jiwa dan membutuhkan operasi sesar emergensi.

Kapan dilakukan Operasi Sesar Elektif?

Operasi sesar elektif sering sekali dilakukan atas permintaan ibu yang menghindari nyeri saat melahirkan. Indikasi operasi sesar elektif ini adalah:

  1. Operasi Sesar sebelumnya

Adanya operasi sesar sebelumnya, mengindikasikan bahwa persalinan selanjutnya juga menggunakan operasi sesar. Perhatikan luka irisan sebelumnya dan durasi penyembuhan agar proses penyembuhan dan perdarahan dapat diminimalkan.

Operasi sesar klasik juga wajib dilakukan operasi sesar elektif karena luka dikhawatirkan terbuka saat dilakukan persalinan normal. Adanya plasenta previa grade 4 juga mengindikasikan operasi sesar elektif.

  1. Presentasi Transverse dan Punggung

Adanya posisi tidak normal seperti posisi transvers dan presentasi punggung mengindikasikan dilkaukan operasi ini.

  1. Adanya Tumor pada panggul ibu, dan kista ovari.
  2. adanya herpes genital pada ibu, karena dikhawatirkan herpes genital ini dapat menular ke bayi ketika dilakukan persalinan normal.
  3. adanya masalah kesehatan tekanan darah tinggi dan diabetes melitus.
  4. Melahirkan bayi kembar dua (gemeli), kembar tiga (triplet) atau lebih.
  5. adanya infeksi HIV karena operasi sesar mencegah transmisi infeksi pada persalinan normal.
  6. Bayi berat badan lebih dimana berat badannya lebih dari 4 kilogram
  7. terdapat deformitas uterus, seperti uterus bikornuatum yang membuat persalinan normal pervaginal menjadi sulit.
Baca Juga:  IUGR (Intrauterine Growth Retriction) : Bayi Kecil

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Salam DokterMuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 21 Juni 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *