PCOS adalah Polikistik Ovarian Sindrom : Gejala Hingga Pengobatan [Lengkap]

pcos adalah

PCOS adalah kondisi yang terjadi pada perempuan dimana kadar hormone seksual estrogen dan progesterone tidak berimang. Nama lainnya adalah Polikistik Ovarian Sindrom. Biasanya dipicu pertumbuhan kista ovrium (masa jinak di ovarium). PCOS dapat berefek pada perempuan saat menstruasi, fertilitas seseorang, fungsi jangung dan tampakan.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, sekitar 1 dari 10 dan 1 dari 20 perempuan terkena PCOS. Kondisi ini di amerika serikat sendiri terjadi pada sekitar 5 juta perempuan.

Bacaan Lainnya

Apa yang Menyebabkan PCOS?

Sampai saat ini penyebab pasti dari sindrom polikistik ovarian masih belum diketahui. Diduga faktor ketidakseimbangan hormonal dan genetik yang bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Perempuan sangat rentan tekena penyakit ini jika ibu atau saudara perempuannya mempunyai sindrom polikistik ovarium juga.

Produksi hormon androgen yang berlebihan adalah faktor utamanya. Androgen sendiri adalah hormone seksual pada laki-laki, dan pada perempuan juga memproduksinya. Perempuan dengan sindrom ini sering memproduksi dengan kadar lebih tinggi androgennya. Ini dapat berefek pada perkembangan dan pengeluaran sel telur selama ovulasi.

Adanya insulin yang berlebihan (hormone yang membantu menguah gula dan tepung menjadi energi), diduga dapat menyebabkan tingginya hormone androgen.

Bagaimana Tanda dan Gejala PCOS?

Tanda dan gejala dari PCOS dicirikan mulai sesaat setelah menstruasi pertama terjadi pada perempuan. Jenis dan derajat keparahana gejala berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Karateristik yang paling sering terjadi adalah PCOS dengan menstruasi berperiode irreguler.

Karena sindrom ini ditandai penurunan kadar hormone seksual perempuan, kondisi ini dapat menyebabkan perempuan tampak maskulin, dan mempunyai karateristik kelaki-lakian, seperti: adanya rambut di wajah, dada, perut, jempol dan tumit yang berlebihan, penurunan ukuran payudara, suara dengan nada bass (rendah), dan rambut rontok.

Baca Juga:  Toksoplasmosis (Infeksi Toksoplasma) : Gejala hingga Pengobatan

Adapun gejala lain dapat terjadi, seperti : muncul jerawat, berat badan meningkat, adanya nyeri pada panggul, sering murung dan depresi serta adanya infertilitas.

Meskipun tidak termasuk gejala utama, sering sekali dijumpai perempuan dengan sindrom ini mempunyai masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, hipertensi dan tingginya kadar kolesterol. Ini berhubungan pada peningkatan berat badan pada perempuan dengan sindrom polikistik ovarian.

Bagaimana Cara Mendeteksi PCOS?

Tidak ada pemeriksaan definitive untuk PCOS. Untuk membuat dan menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penggunaan obat-obatan masa lalu, dan gejala yang muncul. Dokter juga akan memeriksa pemeriksaan fisik dan pelvis untuk melihat tanda sindrom ini seperti ditemukan pembengkakan pada ovarium dan klitoris.

Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mengukur kadar hormone seksual, pemeriksaan tersebut meliputi:

  1. Tes fungsi tiroid : untuk menentukan berapa banyak hormone tiroid yang diproduksi tubuh
  2. Tes gula darah puasa : untuk mengukur kadar gula darah penderita
  3. tes Kadar Lemak : untuk mengukur kadar kolesterol dalam darah

Pemeriksaan USG vagina sering dilakukan terutama dokter spesialis kandungan untuk melihat tampakan dan gambaran organ reproduksi saat itu. Laparoskopi pelvis adalah tindakan pembedahan yang dignakan untuk mengobati, dimana dokter membuat irisan kecil di abdomen dan memasukkan kamera kecil ke ovarium yang diduga terkena sindrom ini.

Aabila pertumbuhan muncul, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan ovarium untuk melakukan pemeriksaan lain atau disebut juga melakukan biopsy ovarium.

Bagaimana Pengobatan PCOS?

PCOS dapat diobati tetapi belum ada perawatan khusus. Pengobatan berfokus pada mengendalikan gejala dan mengatur kondisi untuk mencegah komplikasi. Pengobaan mungkin akan berbeda dari satu orang ke orang yang lainnya terganntung gejala spesifik yang dialami. Adapun beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gejala meliputi:

  1. makan makanan yang sehat : makanan sehat dan olahraga teratur sangat direkomendasikan untuk seluruh perempuan dengan sindrom ini, terutama dengan berat badan yang berlebih. Ini akan membantu mengatur siklus menstruasi dan menurunkan kadar gula darah.
  2. pada saat tidak ingin hamil, mengkonsumsi obat yang mengontrol kelahiran : perempuan yang tidak ingin hamil dapat mengkonsumsi pil untuk mengontrol kehamilan (Pil KB). Ini dapat membantu mengobati jerawat, mengatur siklus menstruasi, dan menurunkan kadar hormone laki-laki, seperti testosterone di tubuh. Jika perempuan dengan PCOS infertile, maka obat pemicu fertile dapat diberikan untuk memicu ovulasi.
  3. Tanyakan ke dokter terkait obat yang cocok untuk terapi anda : obat antiandrogen dapat menurunkan kadar hormone laki-laki. Ini dapat membantu menghentikan tumbuhnya ramut berlebihan dan mengurangi jerawat. Obat diabetes dapat diresepkan juga untuk menurunkan kadar gula dara dan kadar testosterone.
  4. Tindakan Pembedahan : pemedahan dapat direkomendasikan untuk beberapa perempuan dengan sindrom ini. Drill (mengebor halus) ovarium adalah prosedur dimana dokter mempungsi ovarium dengan jarum kecil. Ini dapat memicu ovulasi dan mengurangi kadar hormone laki-laki.
Baca Juga:  Retensi Plasenta  : Gejala, Pemeriksaan dan Penanganan

Apa komplikasi PCOS?

Perempuan dengan sindrom ini sanga berisiko tinggi berkembang menjadi infertile, hipertensi (tekanan darah tinggi), tingginya kadar kolesterol, mudah cemas, mudah depresi, gangguan tidur, muncul kanker endometrial, muncul penyait jantung muncul kanker payudara dan diabetes.

Jika anda hamil, dokter akan mengkategorikan sebagai kehamilan beresiko tinggi. Perempuan dengan sindrom ini bersiko tinggi keguguran, menderita diabetes gestasioal dan melahirkan bayi premature. Pada kondisi ini dibutuhkan eavluasi lebih lanjut terkait kehamilan.

Semakin cepat dideteksi PCOS, semakin baik untuk diobati, dan risiko  untuk menjadi komplikasi minimal. Menjauhi rokok, berolahraga teratur, dapat menurunkan komorbiditas penyakit ini. Pencegahan yang baik sangat membantu mencegah komplikasi dan yang terpenting, anda tetap semangat dalam menjalani hidup. Salam, DokterMuslim.com

Oleh : dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 21 Mei 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *