Kista Baker Popliteal (Baker Cyst) : Gejala hingga Terapi

kista baker

Kista baker popliteal atau baker’cyst adalah pembengkakan karena terisi cairan yang memicu benjolan pada posterior lutut, dan menyebabkan kerusakan kartilago lutut dan reumatoid artritis. Kista popliteal ini dapat hilang tanpa pengobatan, tetapi drainase cairan, terapi fisik dan medikasi diperlukan jika terdapat nyeri berat.

Kelainan ini memicu gerakan terbatas dan kekakuan. Kista ini dapat nyeri ketika meluas ke lutut dan melingkar. Biasanya kondisi ini memicu kerusakan kartilago dan artritis. Meskipun kista ini tidak memicu kerusakan janga panjang, kista ini sering membuat tidak nyaman dan jarang sekali pecah. Cairan dapat ke betis dan memicu memar pada pergelangan kaki.

Bacaan Lainnya

Etiologi Kista Baker Popliteal

Cairan sinovial adalah cairan bening yang bersirkulasi meliputi cavitas pada sendi anda. Kadang-kadang, lutut memproduksi terlalu banyak cairan ini. Peningkatan tekanan akan membawa cairan terakumulasi ke belakang melalui katup satu arah, lalu memicu bulging. Pembengkakan berat lutut ini memicu kista popliteal terbentuk.

Penyebab tersering dari kista popliteal adalah:

  1. artritis lutut dan reumathoid artritis.
  2. kerusakan kartilago lutut (meniskus)
  3. peradangan pada sendi

Meskipun lutut adalah sendi yang rumit, manun mudah injuri. Berdasarkan data AAOS, sekitar 10 juta orang amerika terdeteksi masalah sendi sejak 2010 dan menjadi alasan pergi ke dokter ortopedi. Seperti injuri yang memicu peradanan dan terbentuk kista baker.

Darah dapat membeku memicu memar dan pembengkakan pada lutut dan belakang betis. Ini penting bahwa pemeriksaan pembengkakan untuk menentukan kisa baker atau pembengkakan darah.

Baca Juga:  Sindrom Waardenburg : Gejala, Tipe hingga Pengobatan

Manifestasi Klinis Kista Baker Popliteal

Pasien cenderung tidak merasakan nyeri pada kista ini. Pada beberapa kasus, justru sulit dideteksi. Adapun manifestasi klinis lain, yang dapat dirasakan seperti:

  1. nyeri ringan hingga berat dan kekakuan
  2. gerakan terbatas
  3. pecahnya kista
  4. pembengkakan di belakang lutut dan betis
  5. memar pada lutut dan betis

Pemeriksaan Kista Baker Popliteal

Pemeriksaan pembengkakan lutut dan apa yang dirasakan pasien dilakukan. Jika kista kecil, maka dapat dibandingkan sendi yang sehat dan sendi yang terkena serta dicek range of movementnya. Pemeriksaan imaging seperti MRI dan USG dilakukan jika terjadi peningkatan ukuran dan nyeri atau memicu demam. MRI akan terlihat kista dengan jelas untuk menentukan jika terdapat kerusakan kartilago.

Pemeriksaan ini akan menentukan jika beberapa bentukan lain muncul seperti tumor yang memicu pembengkakan. Meskipun kista tidak terlihat dengan X-ray, dokter tetap memeriksa tanda lain seperti artritis dan peradangan sendi lainnya.

Tatalaksana Kista Baker Popliteal

Kista popliteal ini sering tidak membutuhkan pengobatan dan dapat hilang sendiri. Namun jika pembengkakan membesar dan menyebabkan nyeri berat, dokter mungkin merekomendasikan beberapa pengobatan berikut ini:

  1. Drainase Cairan

Dilakukan drainase cairan dengan menusukkan jarum ke sendi lutut, dan dibantu USG untuk membantu dan guide jarum ke tempat yang tepat. Kemudian mengeluarkan cairan dari sendi.

  1. Terapi fisik

Olahraga teratur dapat dilakukan untuk meningkatkan jangkauan gerakan dan kekuatan otot pada sendi lutut. Ini akan mengurangi nyeri. Pengurangan nyeri juga dapat dilakukan dengan kompresi dan meletakkan ice pack pada sendi (kompres es).

  1. MedikaMentosa

Terapi kortikosteroid seperti kortison diperlukan. Biasanya dalam bentuk injeksi langsung ke sendi. Ini akan membantu mengurangi nyeri meskipun tidak dapat mencegah kista popliteal rekuren. Pengobatan kista ini sangat penting untuk mencegah kembalinya terbentuknya kista.

Baca Juga:  Nefrolithiasis – Gejala, Penyebab dan Tatalaksana

Secara umum, jika kista tidak dapat hilang sendiri maka penyebab yang mendasari harus diobati. Kerusakan kartilago harus dideteksi, dan tindakan pembedahan direkomendasikan. Jika pasien memiliki artritis, kista dapat persisten meskipun penyebab yang mendasari diobati.

Jika kista memicu nyeri dan keterbatasan gerakan, maka tindakan pembedahan menjadi mutlak. Adapun beberapa komplikasi dapat terjadi, seperti pembengkakan lama, nyeri berat, dan komplikasi injuri seperti kartilago yang robek.

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *