Reumatoid Artritis – Komplikasi dan Manifestasi Ekstraartikuler (Part.2 of 4)

Diperkirakan sekitar 40% penderita mengalami manifestasi ekstraartikuler, dan 15% nya diantaranya berat. Manifestasi ekstraartikuler tersebut diantaranya :

  1. Nodul Reumathoid : terjadi pada 20-30 penderita. Ditemukan pada periartikuler, ekstensor dan tempat yang terdapat tekanan mekanik termasuk pada pleura, dan meninges. Sering terdapat pada bursa olekranon, ulna proksimal, tendon achiles dan occipital. Nodul bervariasi dalam ukuran, konsistensi, dan jarang simtomatik. Kadang dapat pecah akibat trauma dan kemudian terjadi infeksi.
  1. Atropi dan kelemahan otot skeletal : atropi otot terjadi dalam hitungan minggu setelah onset dari RA dan paling jelas pada otot sekitar sendi. Biopsi otot dapat menunjukkan adanya atropi serabut tipe II dan nekrosis serat otot dengan atau tanpa infiltrasi sel mononuklear.
  2. Vaskulitis Reumathoid : vaskulitis dapat menyebabkan polineuropati dan mononeuritis multipleks, ulcerasi cutan, necrosis dermal, gangrene pada jari dan infark visceral. Vaskulitis tampak seperti crops bercak kecil pada nail beds, nail fold, dan pulpa jari. Ulkus iscemik lebih besar dapat terjadi terutama pada ekstremitas bawah. Infark myocard sekunder karena vaskulitis dapat terjadi. Vaskulitis juga dapat terjadi pada usus, limfa, liver, pancreas, pembuluh limfa, dan testis. Ginjal jarang terjadi vaskulitis.
  1. Manifestasi pleuropulmonal : berupa pleuritis, fibrosis intersitial, nodul pleuropneumonia, pneumonitis, dan artritis. Fibrosis paru dapat menyebabkan terjadinya gangguan kapasitas difusi dari paru. Nodul paru bisa tunggal atau berkelompok. Sindrom kaplan dapat terjadi yakni terjadi pada penderita dengan pneumoconiosis, dan terjadi proses fibrotik nodul difus. Nodul dapat mengalami cavitasi dan menimbulkan pneumothoraks dan fistula broncopleural. Kadang terjadi hipertensi pulmonal sekunder akibat obliterasi dari pembuluh darah paru. Artritis di krikoaritenoid dan nodul laringeal juga dapat terjadi.
  1. Manifestasi cardial : yang dapat ditimbulkan diantaranya perikarditis asimtomatik, perikarditis kronis konstriktif, gagal jantung kongestif, kematian karena penyakit kardiovaskuler. Hal ini berhubungan dengan aktivitas penyakit dan dapat mitigated dengan terapi antiinflamasi yang adequat.
  2. Manifestasi Syaraf : entrapment syaraf akibat sinovitis proliferatif maupun deformitas sendi dapat menyebabkan neuropati pada nervus medianus, ulnaris, radial dan tibialis anterior.
  3. Manifestasi Mata : episkleritis biasanya terjadi ringan, transient dan skleritis yang melibatkan lapisan leih dalam dengan inflamasi lebih berat. Nodul reumathoid dapat menyebabkan penipisan dan perforasi dari bola mata (scleromalacia perforans) 15-20% penderita RA dapat terjadi sindrom sjogren dengan manifestasi keratokonjungtivitis sicca.
  1. Sindroma Felty : penderita dengan titer faktor reumatoid tinggi, nodul subcutan, dan manifestasi lain dapat menjadi sindroma felty. Seringnya timbul setelah inflamasi sendi berkurang. Dapat terjadi circulating imun compleks dan konsumsi dari komlemen. Neutropenia selektif dengan kadar PMN kurang dari 1000 sel tiap mikroliternya dapat terjadi. Pemeriksaan sumsum tulang menunjukka hiperselular moderat dengan tidak adanya neutrofil matur.
  1. Osteoporosis : osteoporosis dapat terjadi akibat reumatoid dan diperburuk dengan penggunaan kortikosteroid. Terapi steroid dapat menyebabkan massa tulang yang bermakna pada awal terapi, meskipun menggunakan steroid dosis rendah. Osteopenia pada RA adapat melibatkan tulang juxtaartikular dan tulang panjang yang letaknya jauh dari sendi.
  1. Berhubungan dengan limfoma : khususnya limfoma sel B large. Biasanya terjadi pada penderita dengan inflamasi yang persisten.
Baca Juga:  Reumatoid Artritis - Kriteria diagnosis dan Tatalaksana (Part 4 of 4)

REFERENSI

Pile et al, 2008. Reumathoid Artritis in : problem solving in reumathology. Pp. 79-114

Bacaan Lainnya

Fauci et al. 2011. Reumathoid artritis in : Harrisons Rheumathology. Eds. Fauci AS, Langford CA

Paramaiswari, A. 2002. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bagian ilmu penyakit dalam. FK UGM, Yogyakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *