Telinga Sakit saat Naik Pesawat : Gejala hingga Pengobatan

telinga sakit saat naik pesawat

Telinga sakit saat naik pesawat adalah kondisi dimana menyebaban telinga nyeri dan tidak nyaman akibat perubahan tekanan. Nama lainnya adalah Barotrauma Telinga atau Telinga Pesawat terbang. Sering sekali kondisi ini terjadi terutama pada seseorang yang naik pesawat terbang. Prinsipnya sering rekoveri sempurna tanpa adanya kehilangan pendengaran permanen. Anak-anak dan bayi lebih beresiko. Selain naik pesawat terbang, menyelam juga menyebabkan barotrauma telinga.

Masing-masing telinga mempunyai saluran yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan dan hidung. Ini akan membantu mengatur tekanan di dalam telinga. Saluran ini disebut saluran eustasius. Ketika saluran ini terseumbat, maka Telinga sakit saat naik pesawat dapat terjadi.

Bacaan Lainnya

Kondisi ini sering terjadi terutama pada lingkungan yang berubah. Meskipun tidak berbahaya, seringnya mengalami kondisi ini akan menyebabkan komplikasi. Sangat penting untuk mengetahui akut dan kronisnya karena menentukan pengobatan yang dilakukan.

Apa Penyebab Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Sumbatan pada saluran eustasius adalah salah satu penyebab barotrauma telinga, dimana saluran ini seharusnya membantu mengembalikan keseimbangan tekanan didalam telinga. Ketika saluran ini tersumbat, maka tekanan didalam telinga berbeda dengan tekanan dari luar telinga sehigga menimbulkan gejala.

Perubahan ketinggian adalah penyebab paling sering terutama apabila naik pesawat terbang saat take-off dan landing (mendarat). Adapun kegiatan lain selain naik pesawat terbang yang dapat menimbulkan barotrauma telinga adalah menyelam dalam, mendaki gunung dan mengendarai (touring) di area pegunungan.

Menyelam : juga sering terjadi barotrauma telinga. Ketika anda menyelam, maka tekanan dibawah air akan lebih besar daripada di tanah. Terutama kedalaman 14 kaki dimana sangat beresiko besar merusak telinga pada penyelam. Gejalanya segera muncul sesaat setelah menyelam.

Baca Juga:  Mastoiditis : Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Barotrauma telinga tengah sering ditemukan pada penyelam dan untuk mencegahnya maka saat menyelam harus pelan-pelan dan tidak cepat-cepat menuju ke kedalaman air.

Bagaimana Gejala Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Jika anda menderita barotrauma telinga, anda akan merasakan tidak nyaman di dalam telinga akibat tekanan udara dari luar. Gejala yang sering muncul dari ringan samai sedang, seperti pusing, perasaan tidak nyaman telinga, kesulitan mendengar dan kehilangan pendengaran sedikit, serta telinga terasa penuh.

Jika berprogres lama tanpa diobati maka dapat memberat dan nyeri menjadi sering. Adapun gejala tambahan meliputi: nyeri telinga, merasa bagian dalam telinga tertekan, perdarahan hidung, kehilangan pendengaran sedang hingga berat dan robeknya gendang telinga (tuba timpani).

Jika diobati maka kebanyakan gejala akan hilang. Penurunan pendengaran dari barotrauma telinga sering bersifat sementara dan dapat kembali normal (reversibel).

Bagaimana Faktor Risiko Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Berbagai permasalahan sumbatan saluran eustasius akan meningkatkan risiko barotrauma. Seseorang dengan trauma, demam dan infeksi aktif akan lebih mudah terkena barotrauma.

Anak-anak dan bayi lebih beresiko karena struktur salurannya lebih kecil sehinga lebih mudah tersumbat. Ketika bayi menagnis dipesawat saat mendarat dan take-off menandakan adanya barotrauma.

Bagaimana Pemeriksaan Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Ketika barotrauma telinga terjadi pada diri sendiri, anda harus menghubungi dokter jika gejala anda nyeri sekali dan perdarahan ditelinga. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi telinga.

Berbagai barotrauma terdeteksi dengan pemeriksan fisik. Pemeriksaan dengan otoskop dapat melihat bagian gendang telinga. Gendang telinga dapat tertekan ke dalam dan keluar.

Bagaimana Pengoatan Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Kebanyakan kasus ini sering sembuh tanpa diberikan pengobatan berarti. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sendiri untuk meredakan gejala segera.

  1. Langkah Manuver Pribadi

Ini akan meringankan tekanan udara ditelinga, seperti : menguap, mengunyah permen karet, berlatih bernafas, dan mengkonsumsi obat antihistamin atau dekongestan.

Baca Juga:  Rhinitis Medikamentosa

Jika kasusnya memberat, maka dapat diberikan antibiotic dan steroid untuk menangani infeksi dan peradangan. Pada beberapa kasus, sampai pecahnya gendang telinga. Gendang telinga yang pecah akan sembuh sendiri setidaknya 2 bulan. Jika selama 2 bulan tidak sembuh maka tindakan pembedahan diperlukan karena mungkin robeknya terlalu luas dan lebar.

Saat menyelam, maka menyelamlah pelan-pelan, menguap, mengunyahlah saat terasa gejala barotrauma, hiruplah udara lewat hidung saat terjadi perbedahn tekanan, dan hindari sumbatan telnga (ear plug) saat menyelam dan terbang.

  1. Tindakan Pembedahan

Pada kasus berat barotrauma, tindakan pembedahan adalah pilihan terbaik. Sebuah silinder kecil dimasukkan ke gendang telinga dan memicu aliran udara di telinga tengah. Tabung tersebut disebutjuga tabung timpanostomi atau grommet, yang sering digunakan anak-anak untuk mencegah infeksi barotrauma telinga. Tabung silindris itu dapat dipsang selama 6-12 bulan.

Teknik pembedahan pilihan kedua meliputi membuat celah kecil di gendang telinga untuk menyeimbangkan tekanan. Ini akan membuang segala cairan di telinga tengah. Celah ini akan menyembuhkan cepat.

Bagaimana Komplikasi Telinga Sakit saat Naik Pesawat?

Barotrauma telinga sering bersifat sementara dan kadang menimbulkan komplikasi. Komplikasi muncul pada kasus kronis dan tidak diobati, dan menyebabkan : infeksi telinga, pecahnya gendang telinga, penurunan pendengaran, nyeri muncul hebat, vertigo (perasaan berputar dan ingin jatuh sempoyongan), dan perdarahan pada telinga dan hidung.

Pada akan jika rewal, menangis, agitasi dan nyeri saat didaerah beda tekanan, mak menandakan terkena barotrauma. Untuk mencegah ini, maka minumi anak. Obat tetes telinga juga dapat diberikan untuk meredakan nyeri telinga pada anak.

Oleh : dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 28 Mei 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *