Serumen Prop (Kotoran Telinga) : Gejala hingga Penanganan

serumen prop

Serumen prop adalah kotoran telinga kuning, adanya sumbatan pada lubang telinga karena produksi serumen terlalu banyak dan terdorong mengumpul di dalam saluran telinga. Pada beberapa kasus, sampai terjadi penurunan pendengaran. Tetapi, sumbatan ini dapat kita ambil.

Kebanyakan kasus, pengobatan dirumah sangat baik tetapi peran dokter untuk mengeliminasi dan membantu mengambilkan sumbatan tersebut diperlukan, karena kita tidak disarankan mengambilnya dengan cotton bud.

Bacaan Lainnya

Apa Penyebab Serumen Prop?

Sebenarnya, adanya serumen pada telinga adalah suatu hal yang normal. Serumen akan melindungi telinga dalam dari debris seperti bakteri dan debu. Secara normal, serumen ini diproduksi dan dapat keluar teratur sehingga tidak menimbulkan sumbatan.

Sumbatan sendiri seringnya terbentuk jika anda mendorong serumen tersebut terlalu dalam di telinga menggunakan cotton bud. Kemungkinan kedua memang karena produksiny terlalu banyak sehingga mengumpul dan menyumbat.

  1. Penggunaan Cotton bud

Jika anda mencoba membuang serumen ini dengan cotton bud atau benda sejenisnya, maka lebih sering akan mendorong serumen tersebut semakin ke dalam telinga. Akhirnya inilah yang menyebabkan sumbatan.

  1. Produksi Serumen Berlebihan

Kemungkinan selanjutnya yang dapat menyebabkan sumbatan ini adalah produksinya terlalu banyak. Produksi yang banyak maka akan membuat semakin sulit dikeluarkan terutama serumennya mengeras (membatu).

Bagaimana Gejala Serumen Prop?

Salah satu gejala utama dari sumbatan serumen adalah penurunan pendengaran pada telinga yang terkena. Jangan khawatir, pendengaran akan kembali normal jika sumbatan tersebut di ambil. Jenis penurunan pendengarannya adalah CHL (Conductive Hearing Loss). Gejala lain dapat dirasakan, seperti :

  1. Telinga terasa penuh
  2. kadang nyeri teling
  3. telinga gemricik, berdengung dan bunyi-bunyi lain dapat terdengar di telinga.
Baca Juga:  Kanker Nasofaring : Etiologi, Manifestasi Klinis dan Terapi

Kebanyakan orang hanya mengalami gejala pada salah satu sisi telinga saja, dan sangat jarang terjadi sumbatan pada kedua telinga dalam waktu bersamaan. Jika anda mengalami di kedua telinga sekaligus, maa konsultasikan ke dokter karena kemungkinan besar bukan serumen prop.

Dokter akan menanyakan gejala sebelum menegakkan diagnosis sumbatan serumen. Dokter akan memeriksa dengan otoskop yang dimasukkan ke lubang telinga, dan melihat serumen yang menjadi penyebab gejala.

Bagaimana Pengobatan Serumen Prop?

Untuk penanganan sumbatan serumen ini, dilakukan di puskesmas atau klinik terdekat. Prinsipnya saat mengambilan dapat dengan alat steril dan di suction. Jangan sampai merobek gendang telinga (membrane timpani).

Bahan yang digunakan seperti minyak mineral, gliserin, minyak bayi dan debrox yang terdiri dari carbamida peroksida dan alat set pembuang serumen telinga lainnya. Penggunaan tetes telinga beberapa tetes di lubang telinga 2-4 kali sehari akan melunakkan serumen. Biasanya perlunakan dapat terjadi beberapa hari. Saat sudah lunak maka lebih mudah diambil. Irigasi telinga menjadi pilihan.

Prinsip penanganan ini tidak menjamin terkeluarkan semua. Jika tubuh anda memproduksi terlalubanyak maka anda harus rutin membuangnya. Sumbatan ini hanya bersifat sementara dan gejala hilang setelah anda membuang sumbatan.

Pada beberapa orang dapat menimbulkan kompliasi seperti demam, muncul cairan dari telinga, dan nyeri pada telinga. Jika mendapati demikian maka segera bawa ke dokter terdekat.

Bagaimana Pencegahan Serumen Prop?

Jika anda mengetahui, anda mudah terkena sumbatan serumen, maka anda harus perhatikan untuk mencegahnya dengan irigasi telinga secara teratur. Ini akan mengurangi kemungkinan serumen mengeras dan membatu didalam telinga.

Jalan lain untuk mencegah sumbatan ini adalah menjauhi sesuatu yang lembab di telinga termasuk penggunan cotton bud yang tidak tepat tekniknya. Penggunaan cotton bud ini pada kebanyakan orang akan mendorong serumen semakin kedalam bahkan kapasnya bisa tertinggal didalam. Ini akan memicu iritasi dan sumbatan pada gendang telinga. Demikian, Semoga bermanfaat.

Baca Juga:  Perdarahan Telinga : Gejala hingga Tatalaksana

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 29 Mei 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *