Perbedaan Bilirubin direk dan Indirek (lengkap)

perbedaan bilirubin direk dan indirek

Perbedaan bilirubin direk dan indirek sering membingungkan kita, dimana bilirubin direk sering disebut dengan bilirubin terkonjugasi sedangkan bilirubin indirek adalah bilirubin unkonjugasi (tidak terkonjugasi). Bilirubin adalah produk katabolik (pemecahan) dari hemoglobin. Bilirubin terdiri dari bilirubin terkonjugasi dan unkonjugasi.

Metabolisme bilirubin berlangsung di hepar. Bilirubin masuk ke hepar dalam bentuk unkonjugasi dan akhirnya diubah menjadi bentuk terkonjugasi setelah mengalami konversi metabolik. Bilirubin terkonjugasi disebut juga bilirubin DIREK, sedangkan bilirubin unkonjugasi disebut dengan bilirubin INDIREK.

Bacaan Lainnya

Bilirubin direk adalah bentuk bilirubin kovalen termodifikasi dengan peningkatan solubilitas. Reaksi konjugasi ini dengan asam glukoronat di hepar. Bilirubin indirek terikat di albumin. Kunci perbedaan keduanya bahwa, bilirubin direk terkonjugasi oleh asam glukoronat, sedangkan bilirubin indirek tidak terkonjugasi di hepar dan justru melekat dan terikat pada protein albumin.

Perbedaan bilirubin direk dan Indirek

  1. Bilirubin Direk

Bilirubin direk adalah bentuk bilirubin indirek yang termodifikasi secara kovalen. Modifikasi kovalen ini berguna untuk menurukan toksisitas bilirubin dan meningkatkan solubilitas bilirubin. Peningkatan solubilitas bilirubin membuatnya lebih mudah terekskresi.

Bilirubin terkonjugasi dilakukan oleh asam glukoronad. UDP glukosa digunakan dan diubah oleh UDP glukosa dehidrogenasi menjadi UDP asam glukoronat. UDP asam glukoronat bersama dengan bilirubin, diubah oleh UDP glukoronosiltranferase menjadi bilirubin monoglukoronad.

Kadar normal bilirubin direk sekitar 0,1-0,3 mg/dl atau 1,0-5,1 mmol/L. Jika serum bilirubin direk meningkat diatas normal, menandakan kondisi HIPERBILIRUBINEMIA. Ini dapat disebabkan oleh batu empedu, tumor empedu, sindrom rotor, dan sindrom dubin johnson.

Baca Juga:  Filariasis atau Kaki Gajah

Penyakit genetik dan defisiensi enzim dapat juga meningkatkan kadar bilirubin di serum. Bilirubin direk dikombinasikan dengan empedu dan disekresikan di usus kemudian di ekskresikan bersama feses dan urin. Meskipun dalam kondisi hiperbilirubinemia, bilirubin di ekskresi di urin dan menyebabkan berwarna kuning hingga kemerahan cerah.

  1. Bilirubin Indirek

Bilirubin direk atau unkonjugasi adalah produk hemoglobin yang terpecah. Ini adalah bentuk bilirubin yang belum termodifikasi. Pada kondisi normal, kadar normal bilirubin indirek harus sekitar 0,2-0,7 mg/dl atau 3,4-11,9 mmol/L.

Bilirubin indirek larut dalam lemak dan bersifa lipofilik. Bilirubin indirek ini tidak larut air atau hidrofobik. Bilirubin indirek dapat melewati membran plasma dengan mudah. Toksisitas bilirubin ini sangat tinggi terutama pada sistem syaraf. Oleh sebab itu, pengubahan menjadi bentuk terkonjugasi menjadi sangat penting untuk membuatnya lebih larut dan tidak toksik.

Peningkatan kadar bilirubin indirek dapat karena beberapa faktor seperti hemolisis sel darah merah (eritroblastosis fetalis), dan beberapa penyakit lain seperti anemia sel sabit, hepatitis, sirosis hepatis dan penggunaan beberapa obat-obatan.

Tabel Perbedaan Bilirubin direk dan Indirek

Pembeda Bilirubin Direk Bilirubin Indirek
Definisi Bentuk terkonjugasi dari bilirubin, yang kovalen dan solubilitasnya meningkat. Bilirubin indirek adalah bentuk tidak terkonjugasi dengan senyawa kimia apapun.
Modifikasi Bilirubin direk kovalen termodifikasi dan terkonjugasi dengan asam glukoronat dengan reaksi enzimatik Modifikasi kofalen tidak dapat memodifikasi bilirubin ini
Solubilitas Sangat larut pada air (solubilitasnya meningkat) Lebih tidak larut air tetapi sangat larut lemak
Protein Pembawa Tidak memerlukan protein pembawa Terikat pada albumin sebagai pembawa
Toksisitas Lebih tidak toksik Sangat toksik

Persamaan Bilirubin Direk dan Indirek

  1. Kadua bentuk bilirubin ini merupakan produk pemecahan hemoglobin
  2. Keduanya memiliki fungsi biokimia pada pemeriksaan fungsi hepar sehingga dapat menjadi prediktor adanya kelainan di hepar.
  3. Peningkatan keduanya menunjukkan terjadi hiperbilirubinemia
  4. Keduanya digunakan sebagai alat diagnosis untuk membedakan jaundice prehepatal, intrahepatal dan post hepatal.
  5. Keduanya dapat menyebabkan penyakit kuning pada kulit dan mata
Baca Juga:  Hipernatremia (Gejala, Penyebab dan Tatalaksana)

Oleh: dr. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *