Mengapa Orang Berpuasa Bau Nafasnya Khas?

Bau mulut disebut juga dengan halitosis atau fetor oris. Bau nafas ini sering terjadi baik di orang berpuasa maupun tidak berpuasa. Biasanya bau nafas sering dihubungkan dengan penyakit-penyakit di periodontal. Penyakit periodontal diantaranya penyakit di gigi, di gusi dan struktur penyokong dari gigi. Termasuk juga higenitas mulut yang buruk, karies gigi dan aktifitas metabolik dari bakteria di dalam plak sertai putrefaksi dari protein (sulfid-yielding food).

Kebiasaan beberapa faktor seperti merokok, alkohol, sinusitis, penyakit paru dan penyakit di esofagus turut serta dapat menyebabkan bau mulut secara umum. Bakteri yang berada dan tinggal di sana, akan memetabolisme sulfor yang terdiri dari asam amino seperti cystein dan methionin. Gas yang dihasilkan akan menghasilkan bau nafas. Kondisi dimana produksi bau nafas optimal yakni pada saat malam hari (pada saat tidur) dan diantara selang waktu lama tidak makan makanan. Inilah alasannya mengapa kita mengeluarkan bau nafas ketika sedang puasa.

Bacaan Lainnya

BAGAIMANA DENGAN BAU NAFAS SAAT BERPUASA?

Seperti penjelasan diatas bahwa, bau nafas akan dihasilkan secara optimal pada saat tidur dan lama tidak kemasukan makanan, maka dengan makan yang teratur dapat mencegah terjadinya bau mulut dan bau nafas. Kegiatan seperti menggosok gigi dan skaling gigi tetap disarankan untuk mencegah bau nafas, tetapi apabila orang berpuasa maka bau nafas ini tetap muncul. Dengan membersihkan gigi setidaknya mengurangi bau nafas yang disebabkan karena higenitas dari rongga mulut sendiri termasuk gigi dan gusi.

Berpuasa yang lama, seperti di negeri Indonesia ini, yakni sekitar 13 jam, maka akan menyebabkan timbulnya kondisi yang disebut dengan ketosis. Ketosis merupakan proses dari pembakaran berbagaimancam lemak, terkhusus trigliserid. Ketosis tidak terjadi dan tidak dihasilkan dari berpuasa/tidak makan selama semalam suntuk / pada saat tidur, tetapi dihasilkan saat berpuasa dengan aktifitas biasa. Berpuasa yang singkat, tidak akan menimbulkan ketosis, sedangkan berpuasa yang lama, maka akan menimbulkan ketosis.

Baca Juga:  Mengenal Bahaya Tidur dengan Kipas Angin Bagi Kesehatan

APA ITU KETOSIS?

Ketosis adalah proses metabolisme normal dari tubuh dimana karena aktifitas tubuh yang normal seperti biasa, dan tidak cukupnya cadangan karbohidrat yang dibutuhkan sel untuk membakar energi sehingga akan dibakarnya lemak. Proses ini, akan menghasilkan keton.

Apabila anda makan makanan dengan seimbang, maka tubuh anda akan mengkontrol bagaimana lemak ini akan di bakar, dan tidak terlalu dihasilkan keton. Namun, apabila anda tidak makan karbohidrat, sehingga cadangan karbohidrat dalam tubuh menurun, maka metabolisme tubuh akan berganti menjadi ketosis. Kondisi ketosis sendiri juga dapat terjadi pada orang yang berolahraga berlebihan, dan ibu hamil. Pada orang dengan diabetes, juga mengalami ketosis.

Tingginya ketosis, akan memicu dehidrasi dan merubah struktur kimia dalam darah. Beberapa sumber mengatakan bahwa, seseorang yang sehat yang tidak memiliki penyakit diabetes, dan tidak sedang hamil, akan timbul ketosis bila dia tidak kemasukan 50 gram karbohidrat dalam 3-4 hari. Ketosis ini dapat terjadi juga pada orang yang berpuasa.

BAGAIMANA KAITAN BERPUASA DENGAN KETOSIS?

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa tubuh mempunyai cadangan glukosa yang cukup dalam bentuk glikogen, dan ketosis ini prosesnya tergantung dari cadangan lemak yang ada. Lemak-lemak yang dimobilisasi, tidak di bakar di jalur metabolisme common pathway, tetapi akan dibentuk badan keton. Badan keton merupakan bentukan yang berasal dari kelebihan asam lemak (asam acetat). Proses ini berlangsung di hepar, dan hasilnya akan digunakan oleh sel peifer.

Apabila proses ini sintesisnya meningkat maka akan menyebabkan ketonemia, yaitu adanya jumlah berlebih keton bodies di dalam darah, dan terjadi ketonuria, yakni timbulnya keton di dalam urin. Ketonemia dan ketonuria ini disebut dengan hasil dari ketosis.

Baca Juga:  Daftar Makanan Berserat Tinggi untuk Mencegah Sembelit dan Wasir (Hemoroid)

Dalam ketosis, keton bodies akan diekskresikan melalui nafas, sehingga menyebabkan bau nafas. Nafas seseorang yang terjadi ketosis mempunyai bau yang khas, dimana didalam medis disebut dengan fruty. Bau Nafas ini sering juga dijumpai pada penderita diabetes.

MANFAAT DIBALIK KETOSIS FISIOLOGIS (ORANG BERPUASA) BAGI KESEHATAN

Seperti yang telah kami uraikan, bahwasanya orang berpuasa akan mengalami ketosis fisiologis. Fakta menunjukkan, dibalik proses ketosis ini, terdapat manfaat yang didapatkan orang yang mengalami ketosis fisiologis (yakni pada orang yang berpuasa). Manfaat tersebut diantaranya :

1. Dibakarnya lemak-lemak tubuh

Dengan terjadinya ketosis saat berpuasa, maka akan terjadi pembakaran lemak yang baik, sehingga dapat menimbulkan berat badan turun dengan baik. Hal ini tentu saja bermanfaat bagi kesehatan, dimana kita tahu adanya obesitas, dapat meningkatkan terjadnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner, stroke, dislipidemia, syndrom metabolik dan lain sebagainya. Dengan berpuasa, sangat efektif untuk membakar lemak pada saat berpuasa terjadi retriksi dari kalori.

Pada saat orang berpuasa, maka kadar gula dalam darah akan rendah sehingga memicu digunakannya energi yang berasal dari lemak. Proses ini dipengaruhi oleh growth hormon, sehingga orang yang perpuasa sekresi growth hormonnya meningkat. Selama berpuasa, maka kadar insulin akan menurun, karena pada saat anda tidak makan maka insulin tidak disekresi ke darah untuk menurunkan kadar gula darah. Tingginya kadar insulin, akan menghambat pembakaran lemak.

2. Mencegah kanker

Dalam sebuah penelitian dihewan coba, dikatakan bahwa dari 48 tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok, yakni 24 tikus kelompok diberi makan, dan 24 tikus dipuasakan. Kemudian keduanya diberikan sel kanker payudara melalui injeksi. Setelah di injeksi, dikatakan bahwa 16 dari 24 tikus yang berpuasa tetap hidup. Sedangkan tikus yang hidup pada kelompok tikus yang tidak berpuasa hanya 5 ekor saja. hal ini menunjukkan tikus yang dipuasakan lebih tetap hidup dari sel kanker dibandingkan dengan tikus yang tidak dipuasakan.

Baca Juga:  Choking : Wajib Lakukan ini saat melihat orang tersedak!

3. Melatih tubuh meningkatkan endurance Tubuh

Sebuah penelitian tahun 2009, dikatakan bahwa diteliti subyek dengan kelompok berpuasa dan tidak berpuasa. Kedua kelompok tersebut di minta untuk mengangkat beban dan di ukur kadar protein P7026 kinase. Tingkat protein P70s6 kinase (sebuah protein otot uang disintesis dari mekanisme aktivitas tubuh, sebagai indikator pertumbuhan dan perkembagan otot), meningkat 2 kali lipat pada orang yang berpuasa dulu sebelum mengangkat beban dibandingkan dengan orang yang mengangkat beban setelah 1 jam makan. Dengan kata lain, puasa dapat meningkatkan pertumbuhan otot paska latihan.

4. Manfaat lebih untuk kesehatan otak.

Dari beberapa penelitian kami simpulkan, bahwasanya berpuasa akan meningkatkan neuronal autophagi. Dimana apabila terjadi kerusakan dari neuronal autophagy akan menginduksi degenerasi syaraf. Penelitian lain, dengan berpuasa akan meningkatkan kadar BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor). BNDF sendiri adalah protein yang berinteraksi dengan neuron di hipokampus, kortek dan basal dari forebrain yang mana berkaitan dan meregulasi dari memory, learning, dan higher cognitive function. Rendahnya BNDF akan berhubungan dengan alzeimer disease (demensia alzeimer), dan BNDF sendiri berfungsi mencegah dari timbulnya neuronal death, memory loss, dan cognitif impairment.

KESIMPULAN

Bau nafas orang yang berpuasa sama halnya bau nafas pada orang yang menderita diabetes, yaitu karena disebabkan proses ketosis. Selain proses ketosis, juga bau nafas ini dapat disebabkan karena higenitas mulut yang buruk. Maka langkah mencegah tetap kami sarankan untuk rajin menggosok gigi, walaupun bau mulut ini tetap ada karena terjadinya ketosis ini. Banyak manfaat lebih dari proses ketosis fisiologis ini.

REFERENSI

De Feyter, et al, 2016. A ketogenic diet increases transport and oxidation of ketone bodies in RG2 and 9L gliomas without affecting tumor growth. Neuro Oncol Journal, PIMD: 27142056
http://www.webmd.com/diabetes/type-1-diabetes-guide/what-is-ketosis, akses 12 Juni 2016, pukul 10.51 WIB

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *