Benjolan Keloid : Gejala hingga Pengobatan

keloid

Keloid adalah benjolan halus, keras, tumbuh jinak dan terbentuk ketika jaringan skar tumbuh berlebihan, dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh kita. Faktor risiko keloid ini adalah orang asia, orang afrika, sedang hamil, dan berusia kurang dari 30 tahun. Pengobatannya relatif sulit-sulit mudah. Meskipun benjolan ini tidak membahayakan kesehatan, tetapi dapat mempengaruhi kosmetik.

Ketika kulit terluka, jaringan fibrosa yang disebut jaringan skar terbentuk disekitar luka untuk melindungi dan tanda penyembuhan luka. Pada beberapa kasus, jaringan skar ini tumbuh berlebihan membentuk jarinangan dengan konsistensi keras dan permukaan halus yang disebut dengan keloid. Benjolan ini dapat membesar dengan ukuran lebih besar dari luka. Sering ditemukan pada dada, bahu, lubang telinga, dan pipi. Meskipun demikian, benjolan ini dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh.

Bacaan Lainnya

Etiologi Keloid

Kebanyakan luka dapat memicu skar benjolan ini. Luka tersebut meliputi:

  1. luka bakar dan jerawat
  2. infeksi cacar
  3. luka telinga dan bekas vaksinasi
  4. bekas irisan dan incisi tindakan bedah

Berdasarkan data AOCD, sekitar 10% orang memiliki keloid. Laki-laki dan perempuan peluangnya sama. Orang berkulit gelap seperti pada amerika dan afrika lebih sering terkena. Beberapa faktor risiko terjadinya benjolan ini adalah: orang asia, orang latin, ibu hamil dan orang berusia kurang dari 30 tahun.

Benjolan ini memiliki tendensi genetik terutama jika orangtua memiliki keluhan serupa. Peneliti menemukan bahwa gen AHNAK berperan dalam keloid ini. Jika seseorang memiliki faktor risiko, maka hendaknya menghindari berbagai faktor risiko lain. Hendaknya menghindari tindakan pembedahan tidak perlu, pengecatan tubuh, tindik, dan tato tubuh.

Baca Juga:  Pityriasis Versikolor (Penyakit Panu) : Gejala hingga Pengobatan [Overview]

Tanda dan Gejala Keloid

Keloid terjadi dari pertumbuhan berlebih dari jaringan skar. Benjolan ini terbentuk total minggu hingga bulanan. Gejalanya terjadi didahului luka pada kulit. Gejala tersebut meliputi:

  1. Warna kemerahan, dan pink disekitar area yang terkena
  2. benjolan dengan peninggian dengan tepi kasar dan berbatas tegas di kulit.
  3. dapat membesar lebih besar dari jaringan skar.
  4. kadang gatal.

Keloid kadang dirasakan gatal, namun tidak membahayakan kesehatan. Perasaan tidak nyaman, nyeri dan iritasi pakaian dapat terjadi. Jika mengeras, maka jaringan skar tidak dapat digerakkan atau terfiksir. Keloid sering mengganggu kosmetik. Oleh sebab itu jika muncul di wajah, maka sangat mengganggu. Paparan sinar UV dapat membuat sekitar benjolan menjadi gelap.oleh sebab itu menutupi skar diperlukan untuk mencegah diskolorisasi.

Tatalaksana Keloid

Penyakit ini tidak membutuhkan pengobatan khusus. Tindakan pembedahan dilakukan jika gejala memberat dan benjolan tumbuh berlebihan. Benjolan ini sifatnya jinak, jika tumbuhnya tidak terkontrol maka mengindikasikan kanker kulit. Diagnosisnya didasarkan pemeriksaan fisik. Pengambilan sampel jaringan dapat dilakukan untuk menganalisa apakah termasuk jaringan kanker atau bukan.

Setelah diambil, biasanya dapat tumbuh lagi dan dapat tumbuh membesar dibandingkan benjolan sebelumnya. ada pengobatan yang dapat dilakukan seperti:

  1. Injeksi Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan
  2. Menggunakan gel silicon setelah luka
  3. minyak pelembab untuk menjaga jaringan tetap halus.
  4. terapi lasser untuk mengurangi jaringan skar
  5. radiasi ke jaringan
  6. membekukan jaringan untuk membunuh sel kulit

Pengobatan awal biasanya disarankan penggunaan injeksi kortikosteroid, dressing penekanan, dan silicon. Pengobatan ini terbukti efektif. Keloid menjadi tidak tajam dan menjadi lebih datar dibandingkan tanpa pengobatan.

Berdasarkan data DOJ, Keloid dapat kembali lagi setelah tindakan pembedahan. Injeksi kortikosteroid setelah tindakan pembedahan untuk menurunkan risiko kembalinya benjolan ini, meskipun tidak menjamin 100% akan hilang permanen.

Baca Juga:  Tinea Capitis : Infeksi Jamur di Kepala

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Kudus, 7 Juli 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *