Folikulitis : Infeksi di Folikel Rambut [Lengkap]

folikulitis

Folikulitis adalah adanya inflamasi dan peradangan di dinding dan ostia folikel rambut membentuk pustule (nanah) di dasar folikel (akar rambut). Tipe inflamasi ini tergantung penyebab dan derajat yang dapat ditentukan dengan biopsi.

Pada folikulitis superfisial, inflamasi terjadi di bagian infundibular sedangkan pada folikulitis dalam, inflamasi tidak hanya sampai folikel dalam tetapi menyebar juga ke dermis. Folikulitis dalam dapat kita evaluasi dari lesi kronis folikulitis superfisial, dan dari lesi skar yang ditimbulkan.

Bacaan Lainnya

Terdapat istilah perifolikulitis, di tangan, yakni adanya peradangan seringnya limfosit dijaringan perifolukuler dengan menyebar ke dermis retikuler. Folikulitis dan parifolikulitis dapat terjadi tunggal atau bersamaan akibat dari disrupsi dan iritasi.

Sebenarnya akne atau jerawat adalah bentuk noninfeksius dari folikulitis. Ini telah menjadi paradima, dimana patogenesis dari akne sekarang akibat dari inflamasi primer di perifolikuler. Hiperkeratinisasi terjadi akibat obstruksi folikuler, dimana terjadi akumulasi sebum dan akibatnya folikel membesar. Bakteri Propiobakterium acnes, membentuk biofilm dan lipase untuk menghancurkan trigliserid sebum menjadi asam lemak dan mengaktifkan imunitas bawaan melalui reseptor 2 toll-like.

Infeksi ini tidak memiliki kecenderungan gender, artinya baik laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama. Infeksi ini juga dapat terjadi pada seluruh rentang usia.

Bagaimana Patofisiologi dan Penyebab Folikulitis?

Inflamasi pada folikulitis disebabkan kaena bakteri, virus, jamur dan parasit. Penyebab lain disebabkan trauma, sumbatan dan inflamasi.

Folikulitis eosinofilik mempunyai penyebab berbeda yakni karena proses autoimun yang menyerang sel sebosit, dan komponen sebum lainnya.

Terdaapat hipotesa bahwa erupsi papupopustular terjadi tuntuk menghambat diferensiasi dari epidermal folikuler, dan dapat kita evaluasi dan kita lihat obstruksi folikuler dan peradangannya.

Baca Juga:  Cutaneus Larva Migran : Gejala hingga Tatalaksana

Bagamana tanda dan Gejala Folikulitis?

Pasien denganfolikulitis superfisial ditandai dengan pruritus dan perasaan tidak nyaman bersifat akut. Penderita dengan folikuliti dalam biasanya memiliki lesi lama, dan sering disertai nyeri serta muncul nanah. Lesi lama kan menimbulkan skar dan rontoknya rambut.

Erupsi papulopustular biasanya muncul 2 minggu pertama pada pengobatan awal. Biasanya muncul di wajah, scalp, dada, dan punggung belakang, dan sering berkaitan dengan pruritus, nyeri dan deskuamasi. Erupsi mencapai puncak biasanya setelah 3-4 minggu tpengobatan. Sebenarnya adanya erupsi seperti akne, para ahli menyebutnya merupakan tanda pengobatan yang mulai berhasil.

Apa yang kita temukan saat pemeriksaan fisik folikulitis?

Penderita dengan folikulitis siperfisial, diemukan papul multipel kecil dan pustil dengan dasar kemerahan di tengah rambut meskipun kadang kita sulit melihat dibagian rambutnya. Lesi dalam bermanifestasi eritem, dan muncul nodul. Paling sering ditemukan pada wajah, kulit kepala, paha, aksila dan area selangkangan.

Folikulitis dibagi menjadi superfsial dan dalam. Kebanyakan yang superfisial disebut juga “Impetigo Bockhart” dan disebabkan staphylokokus aureus. Lesi menyebar di sekitar hidung dan bibir atas berupa papul-pustul dakang disertai krusta kekuningan. Pustule mudah di cabut dari folikel. Folikulitis yang ditemukan di bulu mata dan alis mata, disebabkan oleh staphylokokus.

Ketika infeksi ini menyebar, dapat timbul abses. Ketika terjadi di wajah, maka sering disebut dengan Sikosis barbae (vulgaris), tetapi apabila terjadi di berbagai tempat maka disebut dengan furunkel. Furunkel yang konfluen disebut karbunkel.

Tinea barbae adalah bentuk terjarang dari superfisial foliculitis yang disebabkan jamur. Sering ditemukan pada petani, terutama yang sering kontak dengan hewan, dan ditemukan di wajah, serta di pipi.

Bagaimana Pengobatan Folikulitis?

Sebelum pengobatan dilakukan, maka harus ditentukan terlebih dahulu penyebab dari folikulitisnya, derajat keparahannya dan distribusi lesinya. Untuk superfisial folikulitis biasanya membutuhkan sabun antibacterial dan mencuci tangan.

Baca Juga:  Neurofibromatosis : Jenis, Gejala hingga Pengobatan

Lesi yang radang, kadang diperlukan kompres hangan, dengan atau tanpa penggunan antibiotik topical. Untuk lesi dalam, harus ditentukan penyebab spesifik sehingga antibiotik oral yang diberikan sesuai dengan bakteri dan kuman yang tumbuh.

Untuk penderita yang tidak berhasil dan tidak membaik dengan pengobatan antibiotik, maka penyebab lain folikulitis harus digali lagi.

Antibiotik sistemik diindikasikan untuk melawan s. aureus, karena organisme ini sering resisten terhadap penisilin, maka dikloksasilin dan sefalosporin dapat menjadi pilihan utama terapi. Untuk organisme penyebab metisilin resisten, maka pengobatan yang digunakan adalah klindamisin, trimetropin sulfametoksazol, minosiklin dan linezolid.

Folikulitis dalam haris di kompres hangat, kadang diperlukan incise dan drainase pustul. Untuk rekurensi foliculitis maka diperlukan antibiotik oral tambahan, untuk melawan bakteri. Salep dan krim mupirosin di vestibulum nasal dapat diberikan 5 hari untuk membunuh s. aureus.

Pengobatan lain sesuai etiologi:

  1. foliculitis pseudomonas : tidak membutuhkan pengobatan khusus, tetapi bila penderita mengalami imunokomromise, maka dapat diberikan siprofloksasin oral.
  2. foliculitis eosinofilik pustular (penyakit Ofuji): tidak berespon dengan antibiotik sistemik. Pengobatan lini pertama menggunakan indometasin, dan terapi lain menggunakan fototerapi sinar UV B, dapson dan minosiklin.
  3. foliculitis pitosporum : diberikan terapi awal antijamur topical, seperti krim ketokonazol, atau sampo. Untuk kondisi relaps, maka diperlukan antijamur sistemik
  4. foliculitis gram negatif: penggunaan benzoil peroksida sering bermanfaat.
  5. Foliculitis herpetika : sangat baik berespon terhadap valasiklofir, asiklofir atau famsiklofir.

Bagaimana Pencegahannya?

Untuk pencegahan maka penderita disarankan menghindari mencukur rambut yang dapat mengiritasi kulit selama 1 bulan atau sampai lesi kulitnya hilang. Untuk mencegah lesi lainnya, hindari mencukur.

Menjaga higenitas seperti mandi, cuci tangan dan menjaga kuku tetap pendek dan bersih dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi ini. Memakai pakaian longgar dapat membantu mengurangi gesekan kulit.

Baca Juga:  Benjolan Keloid : Gejala hingga Pengobatan

Pada infeksi akut, tidak disarankan memakai dan bertukar menggunakan handuk bersama, lap, kain dan sabun bersama-sama karena dikhawatirkan tertular. Kadang diperlukan mandi dengan air hangat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *