Rambut rontok merupakan permasalahan yang sangat pelik bagi seseorang. Tetapi, janganlah khawatir. Berikut terdapat teori tentang cara mengatasi rambut rontok. Obat anti rontok rambut termasuk golongan agen trikogenik dan agen antitrikogenik.
Kebotakan dan rambut rontok memang menjadi masalah tersendiri. Seseorang sering merasa malu dan ingin menumbuhkan rambut terutama pada perempuan. Bagi seseorang sendiri apabila sering berfikir keras, seperti halnya professor akan memiliki kecenderungan memiliki rambut rontok. Tetapi fenomena ini sangatlah alamiah dan dapat dipengaruhi berbagai faktor, termasuk didalamnya faktor genetik dan faktor hormonal, terutama hormon androgen.
Pada kesempatan ini saya akan membahas minoksidil, finasterid dan eflornitin.
-
Minoksidil
Minoksidil topical (Rogain) sangat efektif untuk memulihkan rambut rontok. obat ini membantu maturasi pada ujung rambut akibat rambut rontok (alopesia) androgenik. Kebotakan sendiri sering kita temui di bagian frontal.
Mekanisme kerja minoksidil belum diketahui, tetapi yang pasti dia berefek pada folikel rambut. Beberapa referensi menujukkan bahwa rambut rontok dengan pengobatan minoksidil akan didapati rambut tumbuh, tetapi apabila pengobatan dihentikan selama 4-6 bulan maka kerontokan mulai didapatkan.
Hal ini, diduga terkait absrobsi dari obat ini yang dioles di kulit kepala relatif kecil, sehingga kadar di kulit kepala sedikit. Efek samping yang ditemukan terjadi pada jantung, dimana pada penderita penyakit jantung harus dievaluasi selama ia menggunakan obat ini, diduga karena efek sistemik terhadap tekanan darah tubuh.
-
Finasterid
Golongan Finasterid (Propecia) adalah inhibitor 5-alfa reduktase yang menghambat perubahan testosterone menjadi dihidrotestosteron (androgen yang berfungsi menimbulkan alopesia androgenic pada laki laki yang memiliki predisposisi genetik).
Finasterid oral, diberikan 1 mg/hari. Obat ini akan meningkatkan pertumbuhan rambutdan menegah kerontokan lebih lanjut pada laki-laki penderita alopesia androgenic. Pengobatan dilakukan setidaknya selama 4-6 bulan dimana digunakan untuk melhat adanya peningkatan pertumbuhan lanjut atau mencegah kerontokan rambut lebih lanjut.
Pengobatan finasterid harus berkelanjutan karena untuk melihat efek pengobatan. Terdapat efek samping dari penggunaan obat ini, yaitu penurunan libido, gangguan ejakulasi dan disfungsi ereksi baik pada penderita yang sedang menjalani terapi maupun yang telah menghentikan terapi dengan obat ini.
Sampai saat ini, kami belum memeroleh data penggunaan obat ini pada perempuan penderita alopesia androgenik. Ibu hamil tidak diperbolehkan terpajan dengan finasterid.
-
Eflornitin
Golongan obat Eflornitin (Vaniqa) adalah golongan obat berjenis inhibitor ornitin dekarboksilasi, irreversible yang berfungsi mengatalisasi terhadap kecepatan biosintesis poliamin. Poliamin sendiri berfungsi untuk pembelahan sel dan diferensiasi, dan inhibisi ornitin dekarboksilase akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan folikel rambut.
Eflornitin terbukti efektif menurunkan pertumbuhan rambut di wajah, terutama pada sekitar 30% perempuan apabila diberikan dua kali sehari, selama 6 bulan terapi. Pertumbuhan rambut diamati kembali ke tingkat preterapi 8 minggu setelah terapi dihentikan. Efek samping dari pemberian obat ini adalah rasa tersengat, terbakar dan dapat memicu timbulnya folikulitis.
Demikian pembahasan tentang cara menumbuhkan rambut rontok dan kebotakan menggunakan obat minoksidil, finasterid dan eflornitin. Namun, tetap saja apabila anda ingin menumbuhkan rambut rontok dan mengatasi kebotakan, tetap kami sarankan untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis kulit. Karena akan diberikan terapi sesuai kebutuhan anda, dengan dosis dan pemberian yang tepat.
Gunakan lidah buaya untuk mencegah kebotakan
Salam Rahasia Awet Muda,
Lidah buaya memang banyak manfaatnya. Sehingga banyak dibuat bahan untuk shampo, kondisainer dan lainnya. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui efikasinya. Dengan bukti empirik maka, kita tidak ragu menyarankan lidah buaya sebagai pencegah kebotakan.
Dijawab oleh : dr. M. Wiwid Santiko