Antraks Kutaneus : Gejala, Penularan dan Pengobatan [Lengkap]

antraks doktermuslim

Penyakit antraks kutaneus adalah infeksi zoonosis (karena hewan) yang disebabkan bakteri bacillus antracis. Sekitar 95%  kasus terjadi di kutaneus, dan sisanya terjadi di inhalasi, dan saluran pencernaan. Kutaneus antraks terjadi dari eksprosur spora B. antracis ketika menanangai hewan sakit, terlular dari bulunya, rambutnya dan kutu hewan tersebut.

Antraks pulmonal terjadi akibat menghirup spora antrak. Bakteri ini hidup di hewan herbivora. Spora yang terhirup akan menimbulkan gejala setelah beberapa hari infeksi. Bakteri ini pertama kali disebutkan di yunani, Romania dan mesir.

Bacaan Lainnya

Antraks mejadi infeksi yang serius karena bakteri hidup di tanah. Sehingga banyak ditemukan di area pertanian termasuk di Indonesia.

Apa Penyebab infeksi Antraks?

Infeksi ini sering terjadi pada hewan ternak. Antrak menular melalui kontak langsung dan tidak langsung melalui sentuhan, inhalasi dan makan. Anda juga dapat terlular infeksi ini dari makan makanan yang belum matang. Dan penyebab utamanya adalah bakteri bacillus antracis.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi antraks ini, yaitu:

  1. bekerja di laboratorium yang meneliti bakteri ini
  2. hidup di daerah dekat peternakan dan kandang hewan
  3. kontak dengan hewan termasuk bagi yang memelihara hewan
  4. kontak dengan hewan yang biasanya dibuat perlombaan dan pertunjukan hewan
  5. terpapar pada daerah yang berisiko tinggi dan memiliki kadar infeksi bakteri ini tinggi.

Bagaimana Patofisiologi Antraks?

Bakteri ini terdapat di hewan herbivra, seperti lembu, kambing, kuda dan sapi. Babi, anjing dan kucing resisten terhadap bakteri ini. Pada burung juga resisten karena secara alamiah, bakteri ini bertransisi ke cakar dan paruhnya.

Baca Juga:  Uretritis Gonore : Perbedaan Uretritis Gonore dan Nongonore

Antraks adalah bakteri besar, membentuk spora dan batang gram positif. Spora tersebut akan dibantu dan berkolaborasi dengan nitrogen dan komponen organic tanah, pH lingkunga  lebih dari 6 dan suhu lebih dari 15 derajt selsius. Spora dapat tnggal di lingkungan. Pertumbuhan optimal, pada fase vegetative dan multiplikasi bakterial.

Bagaimana Gejala Yang dirasakan?

Gejala yang dialami penderita tergantung eksprosur dan kontak serta derajat keparahan yang dialami. Gejala tersebut meliputi:

A. Antrak Kutaneus

Antrak kutaneus adalah antrak yang menginfeksi kulit. Gejala yang didapat adalah gatal dengan peninggian kecil. Seperti digigit serangga. Luka dengan cepat akan membentuk blister dan menjadi ulserasi dengan tengah berwarna hitam. Sering tidak nyeri, dan gejala biasanya muncul pada 1-5 hari setelah terpapar infeksi.

B. Antrak Ingesti (termakan)

Antrak ingesti terjadi apabila kita tertular bakteri ini melalui makanan yang tidak dimasak dengan tuntas. Adapun gejala yang dialami berupa gangguan saluran pencernaan, dan berkembang beberapa minggu setelah terinfeksi. Gejala tersebut diantaranya: mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam, pembengkakan di leher, diare berdarah dan nyeri perut yang berat.

C. Antrak Inhalasi (Terhirup)

Spora bakteri antrak dapat terhidup dengan mudah sehingga dapat menginfeksi saluan pernafasan. Gejalanya berkembang setelah beberapa minggu, tetapi paling cepat ditemukan gejala 2-45 hari setelh terpapar. Gejala tersebut meliputi: demam, tenggorokan sakit, tubuh kedinginan, nyeri otot, batuk, nafas pendek, lemah lesu, menggigil dan muntah.

Karateristik dan Klue pada Antraks:

  1. spora berinokulasi pada host melalui laserasi dan abrasi kulit atau bekas gigitan serangga.
  2. paling sering ditemukan gejala pada ekstremitas atas (tangan-jari), kepala dan leher.
  3. papul pruritic membesar selama 1-2 hari, dan membentik vesikel dengan ukuran 1 cm, lalu mengalami ulserasi membentuk ulkus, dan edema, lalu membentuk eschar hitam dalam 7-10 hari.
  4. Pengobatan dengan pilihan utama adalah antibiotic doksisiklin, dan quinolone (siprofloksasin).
Baca Juga:  Vitiligo : Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Bagaimana Menegakkan Diagnosis Antrak?

Untuk mendiagnosis antraks dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah rutin, tes kulit, pemeriksaan feses rutin, pemeriksaan cairan serebrospinal, X-ray dada, CT-Scan, dan endoskopi dimana memasukkan tabung kecil berisi kamera untuk melihat esophagus dan usus.

Jika dokter menemukan antrak pada tubuh anda, hasil tes akan dikirim ke laboratorium dan dinas kesehatan untuk dilaporkan kasus ini agar dilakukan penanganan lintas profesi baik dokter umum, dokter spesialis, hingga dokter hewan.

Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan Antraks?

Terapi dan manajemen antraks tergantung terdapat gejala atau tidak. Apabila anda terpapar infeksi ini tetapi tidak memiliki gejala, maka dokter akan memulai terapi pencegahan. Terapi pencegahan meliputi pemberian antibiotic dan vaksin.

Jika anda terpapar antrak dan terdapat gejala, anda akan diberikan antibiotic selama 60 hari sebagai pengobatan definitif.

Untuk pencegahannya, digunakan vaksin antrak. Ada satu vaksin yang telah disetujui FDA yatu vaksin BioTrax. Vaksin ini ada di fasilitas kesehatan. Vaksin ini diberikan pada seseorang yang kontak dan beresiko tinggi termasuk para peneliti dan militer (TNI). Vaksin ini terbukti 91% efektif pada manusia setelah menjalani 2 vaksinasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *