Uretritis Gonore : Perbedaan Uretritis Gonore dan Nongonore

uretritis gonore

Uretritis gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kuman gram negatif diplokokkus niesseria gonorea. Kuman ini menular melalui kontak seksual, dan dapat menular dari ibu ke anak selama persalinan yang nantinya menyebabkan neonatorum ophtalmika gonore dan infeksi sistemik neonatal.

Pada perempuan, servik merupakan area tersering infeksi gonorea, dimana menyebabkan endoservisitis dan urethritis, yang mantiny menjadi penyakit inflamasi pelvis. Pada laki-laki, gonore, menyebabkan urethritis anterior. Gonore dapat menyebabkan komplikasi seperti kehamilan ektopik, dan mudahnya terserang infeksi kuman HIV.

Bacaan Lainnya

Penularan kuman gonore, melalui seksual dan perinatal. Oleh karena itu pada bayi, harus diberikan antibiotic profilaksis terutama pada area mata.


Patofisiologi

Patofisiologi dari urethritis gonore meliputi timbulnya urethritis dan endocervisitis. Biasanya infeksi didahului dengan fase asimtomatik. Pada 20% kasus servisitis pada perempuan, Penyakit inflamasi pervis, denan salfingitis, endometritis, dan abses tuboovarian sering terjadi. Adnaya penyebaran secara ascending, akan mengakibatkan peritonitis dan perihepatitis yang kemudian dikenal dengan sindrom Fitz-Hugh-Curtis.

Pada 25% kasus, disertai dengan infertilitas tuba, dan nyeri kronis. Epididymitis dan orkitis juga dapat terjadi pada laki-laki setelah terinfeksi urethritis gonore. Konjungtivitis dapat terjadi pada dewasa sebagaimana terjadi juga pada anak-anak. Apabila tidak diobati, maka dapat menimbulkan kebutaan.


Etiologi dan Penyebab

Niesseria gonore adalah kuman gram negatif, intraseluler dengan diplokous aerobic, dengan bentuk diplokokkus yang dikenal dengan gonokokkus. Biasanya menyebar melalui hubungan seksual, dan transmisi vertical selama melahirkan bayi.

Banyak factor yang mempengaruhi infeksi dari kuman ini. Adanya vili, akan melekatkan kuman ini ke permukaan mukosa dan mencegah ingesti dan perusakan ole neutrofil. Gonokokkus melekat pada sel mukosa host selama 24-48 jam, dan penetrasi diantara sel subepitelial. Respon imun meliputi invasi neutrofil, diikuti pembentukan mikroabses submukosa dan sekret purulent. Apabila tidak diobati, makrofag dan limfosit akan menginfiltrasi menggantikan neutrofil. Infeksi gonore ini akan memuat inokulasi mukosa terutama pada kontak seksual dengan vagina, anaus dan oral.

Baca Juga:  Limfogranuloma Venerum (LGV) : Bengkak, Kemerahan dan Nyeri area Genital

Risiko transmisi dari gonore dari wanita yang terinfeksi adalah 20% setiap kali berhubungan seksual, dan meningkat 60-80% setelah 4 atau lebih tereksprusur. Ada beberapa factor risiko yang meningkatkan kejadian ini, seperti:

  1. berhubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi gonore tanpa kontrasepsi penghalang misalnya kondom.
  2. berhubungan seksual dengan banyak pasangan
  3. homoseksual
  4. sosioekonomi status yang rendah
  5. adanya riwayat menderita penyakit menular seksual lainnya.
  6. menggunakan obat-obatan dan pekerja seks komersial.
  7. menggunakan narkoba, kokain dan sebagainya
  8. berhubungan seksual pada usia yang sangat belia
  9. terdapat infeksi inflamasi pelvis atau menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD.

Tanda dan Gejala

Masa inkubasi dari gonore biasanya 2-7 hari setelah terinfeksi dari pasangan. Pada perempuan area infeksi tersering adalah endoservik, uretra, rectum dan faring dengan gejala sampai 10 hari. Gejala utama yang dapat dirasakan meliputi sekret vagina, dysuria, perdarahan selama menstruasi, dyspareunia dan nyeri pada area perut bawah.

Pada laki-laki, urethritis adalah manifestasi utama dari infeksi gonore. Karateristik nya seperti rasa terbakar selama miksi (buang air kecil),  dan mengeluarkan sekret serosa putih kental. Beberapa hari kemudian sekret lebih mengental, purulent dan kadang disertai darah.

Epididymis akut dapat juga terjadi baik karena gonore maupun clamidia trakomatis terutama pada laki-laki usia kurang dari 35 tahun. Gejala klasik yang dapat dirasakan adalah nyeri unilateral epididymis dan pembengkakan pada belakang skrotum. Striktur uretra jarang terjadi, tetapi komplikasi lain dapat terjadi seperti prostatitis dan cisitis. Gejala lain gonore adalah infeksi rectum dengan nyeri, pruritus, mengeluarkan cairan dan tenesmus.

Pada pemeriksaan fisik, infeksi gonore ditandai dengan tanda khas seperti:

  1. sekret mukopurulen dan purulent pada vagina, uretra dan servik.
  2. perdarahan vagina, dan terjadi vulvovaginitis pada anak-anak
  3. nyeri goyang servik pada pemeriksan bimanual pelvis.
  4. nyeri adneksa, nyeri abdominal bawah dengan atau tanpa rebound tenderness dan kadang disertai demam.
  5. pada laki-laki, nyeri dan edema pada epididymis, dengan dysuria menandakan terjadi epididymitis.
  6. edema penis dan striktur uretra kadang terjadi.
Baca Juga:  Herpes Genitalis

Perbedaan Uretritis Gonore dan Nongonore

  1. masa inkubasi urethritis gonore 2-7 hari, sedangkan nongonore 2-3 minggu.
  2. sekret pada urethritis gonore berjenis mukopurulen, sedangkan nongonore agak mukoid.
  3. pemeriksaan leukosit polimorfonuklear pada urethritis gonorea dan nongonore sama-sama, lebih dari 5 lapang pandang.
  4. urethritis gonore ditemukan DGNI positif, sedangkan nongonore DGNI negatif. DGNI adalah diplokokkus gram negatif intraseluler seperti biji kopi yang ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis.
  5. urethritis disebabkan karena niesseria gonorea, sedangkan uretritis nongonorea paling sering disebabkan oleh klamidia trakomatis.

Apa yang harus kita lakukan?

Pencegahan paling efektif dari penyakit menular seksual adalah tidak melakukan hubungan seksual atau abstinen terutama pada populasi remaja. Pengobatan yang terintegrasi juga sangat diperlukan. Apabila ingin berhubungan seksual dengan pasangan yang halal, maka penderita dianjurkan memakai kondom sebai penghalang agar kuman gonore tidak dapat menular.

Berhubungan seksual yang tidak halal dan tidak aman, dengan tidak menggunakan proteksi, maka akan meningkatkan terjadinya infeksi berbagai penyakit menular seksual seperti hepatitis B, HIV dan herpes.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *