Tonsilitis – Gejala, Penyebab dan Tatalaksana

Definisi

Tonsilitis adalah inflamasi pada tonsila pharingeal. Inflamasi biasanya dapat meluas pada adenoid dan tonsila lingualis.


[toc]

Bacaan Lainnya

Patofisiologi dan Etiologi

Infeksi viral dan bakterial dan reaksi imun dapat menimbulkan tonsilitis dan komplikasinya. Virus yang dapat menyebabkan tonsilitis diantaranya HSV, EBV, Cytomegalovirus, Adenovirus, Measles virus dll. Secara epidemiologi, EBV menjadi 19% penyebab dari eksudat tonsilitis pada anak. Dan 15-30% disebabkan oleh bakterial. Bakteri terbanyak yang menyebabkan tonsilitis diantaranya : Grup A beta hemolitik Streptococcus Pyogens (GABHS). S Pyogens menempel pada reseptor adhesin yang berada pada epitel tonsil. Reaksi immunoglobulin akan melingkupi patogen dan memulai proses bakterial tonsilitis. Bakteri penyebab lain namun jarang terjadi, diantaranya : Mycoplasma Pneumonea, Corynebacterium Dipteriae, Clamidia Pneumonea.

a. Tonsilitis Rekuren
Polimicrobial flora yang terdiri dari bakteria aerobik dan anaerobik didapati pada kultur dari faringitis rekuren dan tonsilitis GABHS rekuren. Pada tonsilitis rekuren, biasanya didapati bakteria seperti streptococcus pneumoniae, staphylococcus aureus, dan haemophillus influenza.

b. Tonsilitis Kronik
Didapatkan populasi bakteria alfa dan beta hemolitical streptococcal spesies. Peran mekanisme imunologi lokal  sangat penting pada kronik tonsilitis. Distribusi dari sel dentritik dan antigen presenting cell sangat berperan.

c. Peritonsilar Absess
Polimicrobial dari peritonsilar abses diantaranya Prevotella, porphyromonas, Fosobacterium dan peptostreptococcus. Semua itu anaerob. Sedangkan yang aerob diantaranya : GABHS, S Aureus dan H influenza. Tonsilitis paling sering terjadi pada anak usia 5-15 tahun, namun jarang pada usia dibawah 2 tahun.


Prognosis

Karena pengembangan terapi medikasi dan surgeri, maka komplikasi terkait tonsilitis seperti kematian sangat jarang terjadi. Dilaporkan scarlet fever dan rheumatic fever menjadi penyebab utama dari kematian namun indikasinya sangat jarang.

Baca Juga:  Hiponatremia (Definisi, Gejala dan Tatalaksana)

Gejala Klinis

Anamnesis : Gejala akut demam, nyeri tenggorokan, susah bernafas, dysfagia (suah menelan, odynofagia ( nyeri saat menelan) dan nyeri pada limfonodi cervical. Obstruksi jalan nafas mungkin terjadi, mengorok, sleep disorder breathing, nocturnal breathing  pauses or sleep apnea. Gejala biasanya 3-4 hari, namun bisa sampai 2 minggu.

Pemeriksaan Fisik : Acut tonsilitis  demam, tonsil membesar, radang dan mungkit ada sedikit eksudasi. Kadang ada palatal petechie pada grup A streptococcus GABHS. Dan terjadi 5-15 tahun. Suara berubah karena obstruksi akibat tonsil yang membesar.

Scarlet fever : demam nonpruritis, macular eritem rash di ekstremitas dan wajah muncul 1 minggu dan disertai atralgia.

Reumatic fever : dibutuhkan pengalaman dalam dx. Terjadi 2-4 setelah faringitis demamnya.


Manifestasi Klinis

Odynophagia, fever, tender cervical, lymphadenopathy.
Gejala penyerta : ditemukan 2 atau lebih.
1.      Demam lebih dari 38.5 oC
2.      Ada tonsilar eksudat
3.      Tender cervical
4.      Positif kultur tenggorokan

Perbedaan Viral dan bakterial tonsilitis:

Tonsilitis Viral Tonsilitis Bakterial
1.      Tonsilar eksudat lebih sedikit 1.      Eksudat lebih banyak
2.      WBC rendah, lymfosit meningkat 2.      WBC tinggi, dan Granulosit meningkat
3.      Demam lebih rendah  

Bagaimana dikatakan Recurren akut tonsilitis

  1. Terjadi 1 episode dalam 1 tahun
  2. Terjadi 5 episode atau lebih dalam 2 tahun
  3. Terjadi 3 episode atau lebih dalam 3 tahun

Chronic Tonsilitis : belum ada konsensus yang mendefinisikan, hanya gejala lebih dari 4 minggu


Diferensial diagnosis

1.      Infeksi mononukleosis à EBV
2.      Scarlet fever
3.      Corynebacterium diptheri
4.      Malignansi

Komplikasi Tonsilitis:

1.      Cervical adenitis
2.      Neck abses
3.      Peritonsilar abses
4.      Intratonsilar abses
5.      Syndrom lemierre

Apa itu adenoid hyperplasia

Ada trias : Hyponasality, snoring, open mouth breathing. Ditemukan purulen rhinorhea, post nasal drip, headache, batuk kronis.

Baca Juga:  Jenis-jenis Nistagmus

Apa saja gejala airway obstruktion

1.      Snoring
2.      Apneic episode dengan gasping dan choking
3.      Daytime hypersomnolence
4.      Nocturnal enuresis
5.      Behavioral disturbance
6.      Heart failure dan failure to thrive

Bagaimana derajat/grade tonsilitis :

1.      < 25%
2.      25-50%
3.      51-75%
4.      >75%

Pemeriksaan penunjang

1.      TCHP merekomendasikan untuk mengkonfirmasi terlebih dahulu bakterial faringitis sebelum memulai terapi antibiotik
2.      Rapid StrepTest
3.      Throat Culture

TATALAKSANA

1. Medical Terapi :

1.      First line : Penicilin/Cephalosporin 10 hari
2.      Maclolide : bila ada alergi penicilin, dapat digunakan erytromycin.clarithromycin 10 hari. Atau azitromycyn 12 mg/kg/day.

2. Indikasi surgery

a.       Absolut
-Airway obstruktion dengan cor pulmonal
-Failure to thrive
-severe dysphagia
b.      Relatif
-Recurrent Acute Tonsilitis
-chronic tonsilitis
-obstruktive sleep apnea
-peritonsilar abses
-Halitosis
-suspek neoplasma/tonsilar hyperplasia

3. Persiapan Pre op:

1.      Tes CBC lab
2.      Cek koagulasi untuk bleeding disorder, Bila ada VonWillebrand disease (BT naik dan aPTT naik) dikasih IV desmopressin 0,3 mikrogram/kg bb dan serum sodium. Bila Idiopathik trombocytopenic purpura diberikan IV imunoglobulin.
3.      Foto polos lateral Neck

4. Teknik Operasi :

1.      Cold Dissection
2.      Elektrosurgery paling popular
3.      Intracapsular partial Tonsilektomi à keuntungan : sangat efektif membuka obstruksi, less pain, quick return to normal diet, kerugian : Tonsilar regrowth, banyak kehilangan darah.
4.      Harmonic scalpel
5.      Radiofrequency tonsilar ablasi dan coblation

REFERENSI:

Buku Ajar, Ilmu THT. 2014

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *