Kolangitis : Gejala, Pemeriksaan dan Tatalaksana

kolangitis doktermuslim

Kolangitis adalah adanya peradangan pada saluran empedu (terutama duktus koledokus) yang menyebabkan gejala demam tinggi, kuning dan nyeri abdomen. Sedangkan kolesititis akut adalah peradangan akut kandung empedu yang disebabkan baru empedu (paling sering), dan penyebab lain seperti iskemia, gangguan motilitas, kerusakan bahan kimia, dan infeksi mikroorgansme, termasuk  protozoa dan parasit.

Pada kolangitis terdapat gejala yang disebut dengan trias charot, yakni gejala demam tinggi menggigil, kuning pada kulit dan mata, dan nyeri abdomen kuadran kanan atas.

Bacaan Lainnya

Empedu normalnya steril, meskipun ketika saluran empedu (duktus koledokus) tersumbat maka aliran empedu akan berkurang hingga menjadi stasis (sumbatan), dan akhirnya menimbulkan infeksi. Infesi juga dapat mengalir berbalik arah (ke atas) menuju ke kandung empedu menimbulkan kolesistitis akut. Infeksi ke atas ini dapat dipicu penggunaan alat, seperti Endoskopik retrograde kolangiopankreatografi seperti pengobatan koledokolitiasis.

Bakteri yang paling sering menimbulkan infeksi adalah klebsiella sp, Escherceria coli, enterobakter, enterococci dan streptocokkus. Seringnya lebih dari satu organisme terlibat dan fakta menunjukkan bahwa kolangitis dapat menimbulkan kerusakan hepar.

Apa Penyebab Kolangitis?

Sekitar 9% pasien harus dilarikan ke rumah sakit karena batu empedu dengan kolangitis akut. Sekitar 1% pasien terjadi kolangitis setelah prosedur endoskopik retrograde kolangiopankreatografi (ERCP). Penyakit ini sering ditemukan pada ras amerika, indian dan asia termasuk Indonesia.

Prevalensi dan insidensi laki-laki dan perempuan relatif sama. Usia paling sering terkena adalah 50-60 tahun. Adapun penyakit keganasannya, terjadi 10-30%  kasus dengan manifestasi : tumor saluran empedu, tumor empedu, tumor ampula, tumor pancreas dan tumor duodenum.

Baca Juga:  Ketahui Penyebab Penyakit Flu Burung dan Gejalanya (Avian Influenza)

Ada beberapa penyebab yang mendasarinya, yaitu:

  1. adanya obstruksi batu pada kandung empedu dan salurannya
  2. setelah dilakukan prosedur Endoskopik retrograde kolangiopankreatografi (ERCP)
  3. adanya tumor seperti tumor pancreas, kolangiocarcinoma, tumor portal hepatis, tumor ampula dan terjadi metastasis.
  4. ada striktur dan stenosis saluran empedu
  5. terdapat koledokokel yaitu kista atau diverticulum dari saluran empedu (duktus koledokus).
  6. kolangiopati AIDS serta infeksi parasite

Bagaimana Gejala Kolangitis?

  1. sekitar 50-70% pasien muncul gejala klasik trias charcot yaitu demam tinggi, kuning dan nyeri perut kuadran kanan atas. Lansia sering sulit menunjukkan lokasi nyerinya.
  2. Pada kolangitis akut, terdapat derajat keparahan dari grade 1 (ringan), grade II (sedang) dan grade III (Berat). Kolangitis akut derajat berat berkaitan dengan salah satu penyakit kardiovaskuler, penyakit syaraf, pernafasan, ginjal, hepar dan gangguan hematologis.
  3. sekitar 10-20% pasien muncul gejala hipotensi (tekanan darah rendah) yang disertai syok septik dan gangguan mental, kedua gejala ini ditambah trias charcot disebut dengan Reynolds Pentad.
  4. pada beberapa pasien juga dapat muncul gejala pruritus dan feces berwarna pucat dempul
  5. adanya riwayat batu empedu, batu saluran empedu, riwayat operasi kolesistektomi, ERCP, dan HIV-AIDS dapat menjadi faktor penegak diagnosis.
  6. beberapa pasien akan muncul gejala tiba-tiba, teruama pada batu empedu yang tidak diobati atau terjadi rekurensi infeksi pyogenic kolangitis.
  7. tanda fisik muncul seperti demam tinggi, nyeri perut kuadran kanan atas, kuning, perubahan mental status, dan hipotensi serta tachycardia (denyut jantung naik). Tanda peritonisme adalah tanda yang jarang muncul dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait itu.

Bagaimana Pemeriksaan Kolangitis?

Berdasarkan pemeriksaan, apabila terjadi peradangan sistemik maka akan ditemukan demam tinggi disertai menggigil dengan suhu lebih dari 38 derajat celcius. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan tanda peradangan, seperti sel darah putih yang tidak normal, peningkatan serum C-reaktif protein dan tanda lain peradangan.

Baca Juga:  Derajat AV-Block

Gejala lain yang ditemukan adalah kuning, dibuktikan data laboatorium yaitu peningkatan kadar ALP, GGT, SGOT dan SGPT. Untuk pemeriksaan radiologis, ditemukan tand dilatasi saluran empedu. Kadang juga ditemukan striktur, batu, dan stent.

Diagnosis suspek dibuat apabila demam tinggi dan tanda peradangan ditambah salah satu kuning, peningkatan ALP, GGT, SGOT dan SGPT serta pemeriksaan radiologis. Namun apabila hanya ditemukan salah satu demam saja maka menjadi definit diagnosis.

Pemeriksaan darah : sel darah putih sering meningkat, terdapat tanda peradangan dimana ESR dan CRP meningkat, terdapat tanda jaundice obstruktif, abnormal elektrolit dan fungsi ginjal, ditemukan bakteri pada kultur darah, enzim amylase meningkat (menandakan keterlibatan saluran empedu bawah), dan kultur cairan empedu.

Pemeriksaan radiologis : ketika dicurigai kolangitis akut, diagnosis didasarkan dari pemeriksaan sinar X abdominal seperti ginjal, ureter dan vesika urinaria serta USG abdomen. Pemeriksaan terbaik adalah dengan CTscan kontras diikuti MRI. Magnetik Kolangiopanreatogafi (MRCP) juga dibutuhkan untuk mendeteksi batu empedu nonkalsifikasi.

Bagaimana Pengobatan Kolangitis?

Angka kematian dari kolangitis sekitar 17-40%, tergantung keparahan penyakit, penyakit lain yang menyertai dan usia. Penanganan endoskopi dini setelah stabilisasi pasien sangat membaikkan kemungkinaan sembuh.

Pengobatan awal terdiri dari resusitasi cairan, mengkoreksi koagulopati dan memberikan antibiotic broad spekturm.

  1. resusitasi dibutuhkan bagi pasien dengan syok septik serta membutuhkan oksigenasi, koreksi cairan dan elktrolit. Tanda vital seperti tekanan darah, suhu, denyut jantung dan frekuensi nafas serta saturasi harus dipantau juga.
  2. antibiotik intravena harus diberikan setelah kultur darah dilakukan. Obat harus dipilih seefetif mungkin terhadap bakteri gram negative anaerob.
  3. kebanyakan pasien berespon baik terhadap pengobatan antibitik dan membutuhkan endoskopi drainase untuk mengatasi obstruksi.
  4. kegawat daruratan harus ditangani terutama ada syok (penurunan tekanan darah), kehilangan kesadaran, kerusakan paru-paru akut, injuri ginjal akut, penyakit hepar dan DIC (disseminated intravaskuler koagulasi).
  5. Pengobatan Sepsis harus berdasarkan guideline sepsis.
Baca Juga:  Hipertensi Portal : Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Terapi berdasarkan derajat keparahan:

Derajat Pengobatan
Derajat I

(Ringan)

Antibiotik terapi, perkutaneus, endoskopik dan operasi, tergantung penyebab
Derajat II

(sedang)

Perkutaeus atau endoskopik drainse dengan T-tube. Endoskopik drainase direkomendasikan pada kolangitis akut. Pembedahan definitive tergantung penyebab dan membutuhkan stabilitasi pasien terlebih dahulu.
Derajat III

(berat)

Terapi untuk gagal organ termasuk respirasi dan sirkulasi, dengan bantuan ventilator serta vasopressor. Perkutaneus dan endoskopik drainase emergensi dibutuhkan pada kasus berat, dekompresi saluran empedu dengan T-tube. Terapi definitive diperlukan bila ditemukan perbaikan klinis.

Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila terdapat pertanyaan silahkan tuliskan di komentar. Salam Doktermuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 24 Mei 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *