Keguguran : Jenis Aborsi hingga Pencegahannya

jenis aborsi

Jenis aborsi atau keguguran adalah hasil dari hilangnya fetus selama kehamilan dan disebut juga aborsi spontan. Seringnya terjadi pada trimester mertama atau 3 bulan pertama kehamilan. Berdasarkan data APA, sekitar 10-25% kehamilan yang memiliki gangguan klinis, berakhir pada keguguran.

Penyebab keguguran antara orang satu dan orang yang lainnya berbeda. Seringnya tidak diketahui. Keguguran yang terjadi setelah minggu ketiga kehamilan atau antara minggu ke 14-26 biasanya memiliki faktor penyebab dari ibu. Cermatilah tanda, jenis, gejala dan faktor risiko keguguran.

Bacaan Lainnya

Penyebab Keguguran

Selama kehamilan, tubuh mensuplai hormon dan nutrisi untuk perkembangan fetus. Ini membantu fetus berkembang normal selama kehamilan. Trimester pertama adalah waktu paling sering terjadi keguguran, karena fetus tidak berkembang normal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

  1. Faktor Genetik dan Kromosom

Sekitar 50% keguguran karena kelainan kromosom. Kesalahan terjadi secara acak ketika sel embrio replikasi, atau terjadi kerusakan sel telur dan sperma. Masalah di plasenta juga dapat memicu keguguran. Contoh kelainan kromosom diantaranya:

  1. Demise Fetus Intrauterin : embrio terbentuk, tetapi berhenti berkembang sebelum ibu merasakan gejala keguguran.
  2. blighted ovum : tidak ada embrio sama sekali yang terbentuk.
  3. Kehamilan Molar : kehamilan molar relatif jarang. Ini biasanya plasenta tumbuh tidak normal, kedua kromosom dari ayah dan tidak ada perkembangan fetus.
  4. Kehamilan Molar Parsial : terjadi dimana kromosom ibu tersisa tetapi ayah memberikan 2 pasang kromosom. Kondisi ini memicu abnormalitas plasenta dan abnormal pada fetus.

2. Fakor Eksternal

Kondisi kesehatan eksernal, perilaku gaya hidup, dan penyakit yang mendasari juga dapat mempengaruhi perkembangan fetus, terutama pada trimester kedua. Olahraa dan berhubungan seksual tidak dapat menyebabkan keguguran. bekerja keras, radiasi dan paparan senyawa kimia berbahaya harus dihindari.

Baca Juga:  Plasenta Previa

Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fetus diantaranya: malnutrisi, penggunaan narkoba dan alkohol, ibu berusia lebih dari 35 tahun, infeksi, diabetes tidak terkontrol, punya penyait tiroid, trauma, obesitas, masalah servik, tingginya tekanan darah, keracunan makanan dan penggunaan obat-obatan. Senantiasa pastikanlah obat yang anda minum kepada dokter sebelum anda benar-benar konsumsi.

Faktor Risiko Keguguran

Kebanyakan keguguran berlangsung alamiah dan tidak dapat dicegah. Meskipun ada faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan keguguran. meliputi : trauma tubh, paparan radiasi, penggunaan obat narkoba dan alkohol, merokok, mengkonsumsi kopi, riwayat keguguran sebelumnya, kurus atau obesitas, dan mempunyai penyakit diabetes tidak terkontrol serta penyakit kronis.

Usia ibu dibawah 30 tahun memiliki risiko keguguran 1 dari 10 kahamilan. Memiliki usia 35-39 tahun memiliki risiko 2 dari 10 kehamian, sedangkan memiliki usia diatas 45 tahn memiliki peluang lebih dari 50% keguguran. Keguguran pertama tidak akan meningkatkan risiko keguguran dikemudian hari.

Tanda dan Gejala Keguguran

Gejala keguguran sangat berbeda antar satu orang dengan orang lainnya, tergantung derajat kehamilan. Pada beberapa kasus, dapat berlangsung cepat hingga tidak diketaui bahwa kehamilannya telah tiada. Ada tanda keguguran, diantaranya: nyeri punggung dari ringan hingga berat, perdarahan vagina, keluarnya jaringan dan gumpalan darah dari vagina, nyeri perut berat dan kram perut.

Jika anda menemukan gejala tersebut, segela hubungi dokter karena kemungkinan besar terjadi keguguran.

Jenis Aborsi atau Keguguran

Terdapat jenis aborsi, tergantung fase kehamilan, biasanya diklasifikasikan menjadi:

  1. Blighted Ovum : dimana sel telur yang terfertlisasi terimplantasi pada dinding uterus, tetapi fetus tidak pernah berkembang.
  2. Aborsi Komlit : dimana produk konsepsi teekspulsi keluar dari rahim ibu
  3. Aborsi Inkomplit : dimana membran pecah, dan cervic terdilatasi atau menipis.
  4. Missed Aborsi : dimana embrio mati tanpa diketahui sebelumnya, dan ibu belum melahirkannya.
  5. Aborsi Rekuren : dimana ibu memiliki tiga atau lebih keguguran pada trimester pertama.
  6. aborsi ektopik : dimana sel telur terimplantasi, selain di uterus dan seringnya di tuba fallopi.
  7. Aborsi Treatened : dimana perdarahan dan titik kram muncul akibat keguguran.
Baca Juga:  KB Spiral atau IUD : Manfaat hingga Efek Samping

Pencegahan Keguguran

Tidak semua keguguran dapat dicegah. Berdasarkan data mayoclinic, hanya sedikit ibu yang memiliki keguguran. ada beberapa rekomendasi untuk kehamilan yang sehat:

  1. Hindari alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan.
  2. Berolahraga ringan dan teratur untuk meningkatkan kesehatan fetus
  3. Menjaga berat badan jangan terlalu kurus dan jangan terlalu gemuk
  4. Hindari infeksi, senantiasa mencuci tangan
  5. Membatasi jumlah asupan kafein tidak lebihd ari 200 mg/hari
  6. Mengkonsumsi vitamin yang cukup
  7. Makan makanan yang sehat buah dan sayur.

Oleh : dr. M. Wiwid Santiko
Yogyakarta, 10 Juli 2017

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *