Imunisasi Difteri : Manfaat hingga Efek Samping (Lengkap)

imunisasi difteri

Imunisasi difteri adalah imunisasi terhadap penyakit difteri, sebuah radang amandel karena bakteri Corynebacterium Diphteria denan tanda khas plak putih di tenggorokan dan mulut belakang. Penyakit difteri dalam medis sering disebut dengan TONSILITIS DIFTERI.

Vaksin untuk difteri sediannya dalam bentuk DPT, yaitu D=Difteri, P=Pertusis dan T=Tetanus.  Difteri, tetanus dan pertusis adalah penyakit serius yang disebabkan bakteri. Difteri dan pertusis dapat menyebar antar orang ke orang, sedangkan tetanus masuk melalui luka termasuk luka iris.

Bacaan Lainnya

Difteri, menyebabkan penebalan plak putih mulut dan tenggorokan belakang dan dapat mengganggu masalah pernafasan, paralisis otot, miokarditis (gangguan jantung) dan dapat memicu kematian. Selain itu memicu bull Neck sign, pembesaran kelenjar getah bening.

Pertusis, batuk Whooping, dimana batuk berat pada anak, berlangsung beberapa minggu dan dapat memicu kejang, kerusakan otak, pneumonia bahkan kematian.

Tetanus, atau sering disebut Lock Jaw, memicu nyeri pada otot seluruh tubuh, memicu kekakuan pada dagu, sehingga pasien tidak dapat membuka mulut dan kesulitan menelan. Tetanus ini dapat memicu kematian dengan angka kematian 4 dari 20 kasus.

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dapat membantu mencegah penyakit difteri ini. Kebanyakan anak yang di lakukan vaksinasi atau imunisasi, akan terlindungi. Banyak anak terkena penyakit ini terutama yang tidak vaksinasi. DPT (DTaP) adalah bentuk aman dibanding vaksin bentuk lama (DTP).

Kapan Imunisasi Difteri?

Imunisasi difteri diberikan pada anak sebanyak 5 dosis, dimana 1 dosis masing-masing pada bayi usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan, di tambah anak usia 15-18 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain dan aman. Booster, dapat diberikan setiap 10 tahun.

  1. Pemberian pertama: Usia 2 bulan
  2. Pemberian Kedua: Usia 4 bulan
  3. Pemberian ketiga: Usia 6 bulan
  4. Pemberian keempat: usia 15-18 bulan
  5. Pemberian kelima: usia 4-6 tahun
Baca Juga:  Paten Duktus Arteriosus (PDA) : Gejala, Diagnosis dan Tatalaksana

Siapa yang tidak perlu Imunisasi Difteri?

Vaksin ini haruslah diberikan pada anak dengan lengkap, terutama apabila ada program dari pemerintah karena KLB difteri. Namun ada beberapa kondisi yang membuat vaksin ini belum perlu diberikan atau ditunda pemberiannya, diantaranya:

  1. Anak dengan sakit, demam.
  2. Anak yang mempunyai reaksi alergi setelah terpapar vaksin DPT
  3. Anak dengan gangguan otak dan syaraf dalam 7 hari setelah diberikan vaksin DPT.
  4. Anak Kejang, setelah diberikan DPT dan disertai demam tinggi.

Segera hubungi dokter terdekat untuk dilakukan penanganan dan mendapat informasi lengkap kapan sebaiknya imunisasi. Beberapa anak mungkin tidak diberikan vaksin lain seperti pertusis. Bila tanpa pertusis, maka vaksinnya namanya DT.

DPT tidak harus diberikan pada seseorang 7 tahun atau lebih tua, karena vaksin pertusis hanya digunakan untuk anak dengan usia dibawah 7 tahun. Pada anak usia lebih tua, membutuhkan proteksi lebih. Vaksin Tdap sama dengan DPT. Dosis tunggal vaksin Tdap direkomendasikan pada orang dengan usia 11-64 tahun, dan direkomendasikan setiap 10 tahun pemberiannya.

Risiko Imunisasi Difteri

Vaksin adalah salah satu jenis obat, yang mungkin dapat menyebabkan masalah medis lain seperti reaksi alergi. Vaksin juga dapat berisiko harm dan kematian, namun risikonya sangat kecil sekali. Namun tetap tidak menutup kemungkinan ada risiko yang mungkin muncul, seperti:

  1. Demam
  2. Pembengkakan dan kemerahan pada area suntikan
  3. Nyeri dan luka pada area suntikan
  4. Penurunan nafsu makan, muntah, dan lemah lesu
  5. Kejang anak
  6. Tidak berhenti menangis selama 3 jam atau lebih
  7. Demam tinggi dan reaksi alergi
  8. Penurunan kesadaran, dan kerusakan otak permanen.

Mengendalikan demam, terutama pada anak dengan kejang sangat diperlukan. Keluarga harus mengenali gejala kejang. Demam dan nyeri dapat dikurangindengan pemberian antinyeri seperti acetamenophen (Parasetamol), ketika suntikan imunisasi diberikan selama 24 jam.

Baca Juga:  Anemia Sel Sabit : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan

Reaksi alergi harus segera dibawa ke dokter dan rumah sakit terdekat, karena apabila reaksi alerginya berat akan memicu syok anafilaktik. Dan sangat mengancam jiwa. Terakhir pesan kami, jangan ragu untuk vaksin dan imunisasi. Karena untuk kesehatan anda dan kesehatan orang disekitar anda.

Oleh: dr. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 Komentar

  1. Anak saya tadi pagi imunisasi difteri ..Saya tanya :sakit gak Ada d suntik’y ??
    Anak: gak mah Enakin gak sakit..

    Malam saya pulang kerja dia ngeluh area suntikannya sakit ke seluruh tangan ..
    Saya takut kenapa2 sama anak saya..
    Saya baca artikel d Facebook ada anak yg meninggal setelah suntik difteri..

    1. hi ibu Siti Istikomawati,
      Imunisasi Difteri dan imunisasi apapun dapat memicu gejala dan reaksi tubuh seperti demam, sakit pada area suntikan, kaku pada tangan. Hal itu merupakan reaksi tubuh fisiologis dan bersifat normal. Biasanya gejala akan hilang selama beberapa hari hingga 1 minggu.
      Yang perlu di perhatikan adalah, ketika ada reaksi alergi, demam tinggi, dan gejala berat lainnya. jika anda menemukan gejala berat, maka segeralah bawa putra putri anda ke dokter/klinik atau rumah sakit terdekat.
      dijawab oleh: dr. Wiwid Santiko

  2. Mlm.. dok. Anak sy td sing sudah imunisasi deftri. Tapi ko reaksi y pd panas untuk bagian kepala saja. Tapi bahian telapak tangan. Dan telapak kaki dingin.. apa gak apa.apa dok…

    1. Hi Husnul,
      Selamat malam. Demam ringan pada imunisasi adalah respon fisiologis yang terjadi setelah pemberian imunisasi DPT. Yang harus dilakukan tetap tenang dan jangan panik.
      1. Tangani demam dengan Kompress
      2. Berikan obat penurun demam bila perlu
      Anda harus ke dokter segera jika ditemukan tanda bahaya, seperti demam tinggi, menggigil, sesak nafas, reaksi alergi, kejang dan reaksi berat lainnya. Demikian semoga mencerahkan.
      Dijawab oleh : dr. Wiwid

    1. Selamat Malam ibu Cantika Maura,
      Berdasarkan ceritanya, kami sarankan untuk diperiksakan ke klinik/puskesmas terdekat. Karena bisa jadi, sakit perut, muntah, dan diarenya tidak berkaitan dengan pemberian vaksin difteri. Muntah, dan diare adalah sangat berbahaya bagi anak. Risiko dehidrasi, hingga penurunan kesadaran dan mengancam jiwa. Untuk itu kami sarankan periksakan ke klinik terdekat, untuk dipastikan apa penyebabnya, gejala penyerta lain dan dilakukan pengobatan yang sesuai.
      Demikian, semoga mencerahkan.

    1. Selamat pagi ibu Irma,
      Efek samping berupa batuk pilek setelah imunisasi difteri relatif jarang. Harus diketahui dulu ibuk batuknya sudah berapa lama, ada dahak kentalnya atau tidak, ada gejala lain seperti demam, sesak nafas, dan lainnya perlu.
      Bila gejala ringan dan terjadi 1-2 hari yg lalu, cobalah dengan minum multivitamin dan air anget serta makan makanan bergizi teratur ditambah. Jika agak berat, kami sarankan periksa ke dokter terdekat untuk di lihat penyebab yang mendasari dan di berikan obat sesuai indikasi.
      Demikian, semoga mencerahkan.

  3. Selamat malam dok
    Anak saya abis suntik difteri jadi demam dan batuk berdahak serta setiap batuk sakit dadanya kayak radang tenggorokan apa kah ituh efek samping dari suntik cara ngatasinnya gimna dok

    1. Selamat malam Bapak Dimas Alfianto,
      Reaksi demam pada anak setelah imunisasi memang dapat berasal dari reaksi tubuh setelah imunisasi. Anak harus di ukur suhu tubuhnya memakai termometer, dan di pastikan suhunya tidak melebihi 38 derajat celcius. Jika anak demam tinggi, bahkan disertai menggigil maka hendaknya dibawa ke dokter terdekat untuk diperiksa. Untuk batuk berdahak setelah imunisasi agaknya relatif jarang berasal dari imunisasi. Kami curiga adanya infeksi bakterial yang memicu batuk berdahak tersebut.
      Untuk demam setelah imunisasi, silahkan baca lebih lanjut di : Demam Setelah Imunisasi/

      Bagi yang ingin bertanya lebih lanjut, dapat menggunakan fitur tanya dokter gratis di : Tanya Dokter Gratis DokterMuslim

      dijawab oleh: dr. WIwid

  4. slamat siang Dok, anak saya usia 11 tahun dia ikut imunisasi difteri di pos yandu, tapi 10 hari kemudian disekolahannya ikut imunisasi yg sama (anak saya sudah saya wanti2 jgn ikut imunisasi lg tp ikut juga walau sudah bilang ke gurunya), bahayakah itu? terus tindakan apa yg hrs saya lakukan? (efek yg kelihatan saat ini anak saya gampang ngantuk maunya tidor terus), mksih atas jawabannya Dok

    1. Selamat siang Bapak Sudarwanto,
      Secara pemberian memang cukup 1 kali dalam 1 periode imunisasi difteri bapak. Namun bila sudah terlanjur diberikan dua kali karena ketidak tahuan, kelaian dan sejenisnya, maka hal yang harus dilakukan tetaplah memantau putra nya, adakah gejala atau reaksi yang membahayakan setelah imunisasi tersebut. Apabila tidak ditemukan gejala berat, saya kira tidak mengapa.
      Demikian, semoga mencerahkan.

  5. Malam pak dokter..
    Anak saya baru berumur 14 bulan..jadwal imunisasi nya masih bulan 4 nnti..
    Tapi ada himbauan dr RT besok ada imunisasi difteri diposyandu…

    Kira2 anak saya hrus ikut imunisasi apa gk ya ..dan aman gk ya kalau anak saya ikut imunisasi tersebut. …?

    Mohon pencerahannya pak dokter…?

    1. Selamat malam pak simon,
      Untuk imunisasi difteri ke-4 bisa dilakukan pada usia kurang lebih 1,5 tahun atau usia 18 bulan. Sebaiknya memang mengikuti jadwal. Cobalah tanyakan kepada petugas kesehatan setempat, karena kebijakan imunisasi biasanya mengikuti program puskesmas terdekat. Untuk imunisasi pada usia 14 bulan, boleh.
      Terimakasih, semoga mencerahkan

  6. Siang Dok,,.
    Saya meiliki dua anak yang ikut di vaksin difteri.
    Anak Sulung sy perempuan berumur 6 tahun, setelah disuntik difteri pertama dia demam tinggi sampai 4 hari.
    Satu bulan kemudian dia disuntik difteri untuk yang kedua kalinya, setelah disuntik tidak ada demam. Namun selang 3 hari tiba2 dia mimisan.
    Anak kedua saya laki2 berumur 2 tahun 6 bln, setelah disuntik difteri pertama dia demam tinggi selama 2 hari kemudian di hari ke 5 tiba2 juga mimisan.
    Saya jadi takut untuk membawa anak sy suntuk difteri lagi dok.
    Apakah ini efek dari vaksin difteri dok?
    Mohon pencerahannya, apakah perlu sy periksa ke dokter lebih lanjut?

  7. Selamat sore dok, anak saya sudah suntik sifteri yang ke 2 di klinik dekat rumah, hari ini ada imunisasi difteri yang ke2 di sekolah, karena lupa jadi anak saya disekolah disuntik lagi, jadi difteri 2 udah dua kali. jarak suntik pertama dan yang tadi di sekolah sekitar 1 bulan kurang 4 hari.
    Apakah nanti ada efek sampingnya dok?
    Sampai sore ini memang anak saya tidak ada demam dan sebagainya.
    mohon pencerahannya ya dok, saya takut ada bahayanya dikemudian hari.
    Terima kasih sebelumnya.

    1. Selamat Sore Ibu Mery T,
      Memang yang di anjurkan pemberian vaksin Difteri ini cukup 1 dosis saja ibu. Namun apabila terjadi kelalaian pemberian yang berlebih, maka hal yang harus diperhatikan adalah adakah efek gejala perburukan yang terjadi. Selama tidak ada gejala perburukan yang terjadi, menurut hemat kami tidak apa-apa.
      Demikian, semoga mencerahkan.