Perbedaan Tipes dan Demam Berdarah yang Mommy perlu Tahu

Tipes atau tifoid dan Demam berdarah atau dengue hemmoragic fever sering menjadi perhatian khusus mengingat kejadiannya cukup tinggi di Indonesia. Keduanya ditandai dengan demam, namun pola demamnya berbeda. Demam ini dapat terjadi baik pada anak-anak dan dewasa. Koinfeksi dengue dan tifoid sering dilaporkan, tetapi dalam mendiagnosis secara klinis relatif sulit dibedakan.

Dengue fever disebab kan oelh virus DENV 1-4 yang dibawa vektor nyamuk aides aigepti, sedangkan tifoid fever, disebabkan karena bakteri salmonella tifosa. Pada tifoid faktor risikonya adalah mengkonsumsi asupan yang kurang higenis sehingga bakteri masuk dengan mudah melalui asupan makanan.

Bacaan Lainnya

Secara umum, dari penyebab nya berbeda, dimana tipes disebabkan bakteri salmonella thypi sedangkan demam berdarah disebabkan infeksi virus DENV yang dibawa oleh nyamuk. Keduanya menyebabkan demam, tetapi tipes sering diiringi dengan gangguan saluran pencernaan seperti nyeri perut, konstipasi, lemah lesu dan hilangnya nafsu makan, sedangkan pada demam berdarah berkaitan dengan hemodinamik perdarahan akibat trombosit yang turun. 

Pada Demam berdarah terkadang menyebabkan mimisan, gusi berdarah, nyeri perut kanan atas, dan syok atau tekanan darah menurun. Tatalaksana juga beda, dimana tipes menggunakan antibiotik, sedangkan demam berdarah dapat sembuh sendiri selama kondisi hemodinamik stabil dan pengobatannya sebatas simptomatis seperti diberikan cairan dan penurun demam.

Demam Berdarah (Dengue Hemorragic Fever)

Demam berdarah ini sering terjadi pada negara tropis seperti Indonesia. Infeksi virus ini disebarkan oleh gigitan nyamuk yang mana disebut sebagai vektor. Infeksi primer sering bergejala demam, disertai dengan adanya ruam (Petekie), lemas, nyeri kepala dan nyeri seluruh tubuh. Aides aigepti dan aides alboptictus adalah 2 jenis nyamuk yang membawa virus dengue.

Baca Juga:  Mengenal Manfaat Jenang Kudus Bagi Kesehatan Tubuh

Tipes (Demam Tifoid)

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi melalui kontaminasi makanan dan air minum. Gejalanya meliputi demam tinggi, disertai dengan konstipasi, nyeri perut, lidah kotor, kehilangan nafsu makan, dan mual-muntah. Pemeriksaan tipes menggunakan darah, widal, seriologi IgM IgG tifoid hingga pemeriksaan feses.

Perbedaan Tipes dan Demam Berdarah

Berdasarkan tipe demamnya, tipes termasuk demam continues dimana suhunya meningkat diatas normal (lebih dari 37.5) selama 24 jam kemudian tidak naik turun lebih dari 1 derajat selama 24 jam berikutnya. Terkadang pada tifoid juga terjadi demam tipe remitten, dimana suhu tidak pernah mencapai normal meskipun menurun sedikit dan cenderung diatas normal sehari-hari. 

Berbeda pada Demam berdarah dimana demamnya tinggi dan pada hari ke 3-5 sering suhunya normal dan hari ke 5 keatas bisa demam lagi. Pada demam menurun hari ke 3-5 ini haruslah waspada untuk terjadinya syok, sehingga pemantauan hemodinamik sangat diperlukan.

Dari sisi laboratoris, pada demam berdarah ditemukan menurunnya nilai trombosit bisa dibawah 100 ribu dan kenaikan nilai hematokrit lebih dari 20% dari nilai normal karena proses hemokonsentrasi. Sedangkan pada tifoid nilai trombosit dan hematokrit cenderung normal. Nilai leukosit pada dengue sering menurun sedikit, sedangkan pada tifoid justru seringnya meningkat. Pemeriksaan serologi seperti NS1 dan IgM dan IgG dengue dapat membantu menegakkan diagnosis dengue.

Pada dengue selain demam, juga disertai dengan perdarahan spontan akibat kebocoran plasma, yang ditandai dengan mimisan, gusi berdarah dan munculnya ruam petekie. Adanya nyeri perut kanan atas pada demam berdarah menunjukkan adanya peregangan dari capsula gleson hepar. Pada Demam berdarah, harus waspada terjadinya syok atau penurunan tekanan darah, ditandai dengan tekanan darah pasien turun dan nadi menigkat, disertai anak lemas, nadi tidak teraba. Terkadang pada kondisi kritis membuat pasien tidak sadar, dan terjadi akumulasi cairan di rongga paru (Efusi pleura) yang memicu sesak.

Baca Juga:  Kernikterus : Bilirubin Ensefalopati [Lengkap]

Berbeda pada tipes, dimana selain demam, sering disertai gejala gastrointestinal seperti mual-muntah, diare, konstipasi dan lainnya. Pada pemeriksaan widal titernya meningkat, pada pemeriksaan kultur ditemukan bakteri salmonella thypi dan pada pemeriksaan serology, seperti IgM dan IgG salmonella dapat menjadi cara untuk diagnosis dari tipes.

Take Home Message

Demam berdarah dan tipes keduanya berbahaya tetapi demam berdarah lebih mengancam jiwa jika terjadi syok atau dengue shock syndrome. Oleh sebab itu, mari kita waspada dan apabila kita menemui hal ini, segeralah berkonsultasi ke dokter terdekat anda, untuk mendapatkan terapi terbaik.

(dr. Wiwid Santiko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *