Digoksin (Golongan Digitalis, farmakodinamik dan farmakokinetik)

digoksin
digoksin

Digoksin adalah salah satu obat golongan digitalis yang digunakan untuk pengobatan penyakit jantung, seperti gagal jantung. Digitalis adalah nama genus untuk family tanaman yang banyak glikosida jantung.


Absorbsi dan distribusi

Digoksin diabsorbsi setelah pemberian oral. Absorbs glikosida lain bervariasi dari nol hingga mendekati 100%. Saat berada dalam darah, seluruh glikosida jantung secara luas didistribusikan ke jaringan termasuk system syaraf pusat.

Bacaan Lainnya

Metabolisme dan ekskresi

Digoksin sendiri tidak dimobilisasi secara luas pada manusia, hampir dua pertiga diekskresikan tanpa perubahan di ginjal. Kliren ginjal sebanding dengan kliren kreatinin. Normogram telah dibuat untuk menyesuaikan dosis digoksin pada pasien gangguan gagal ginjal.


Farmakodinamik

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa digoksin memiliki beberapa efek kardiovaskular langsung dan tidak langsung. Digoksin memiliki efek yang tidak diinginkan pada saraf pusat dan usus.

Pada tingkat molekuler, seluruh terapi glikosida jantung adalah inhibisi pada Na/K ATPase, transporter terikat membrane yang sering disebut dengan pompa natrium. Sebagian besar penelitian menunjukkan, inhibisi pada transporter ini. Akibatnya terdapat efek inotropic positif.


  1. Efek Mekanik Jantung

Glikosida jnautng akan meningkatkan kontraksi sarkomer jantung dengan meningkatkan konsentrasi kalsium bebas di sekitar protein kontraktil selama sistol. Peningkatan konsentrasi kalsium ini merupakan hasil dari proses yang terdiri dari dua tahapan, yakni :

Pertama peningkatan konsentrasi natrium akibat inhibisi Na/K ATPase. Kedua kurangnya pengeluaran kalasium secara relative dari sel pada pertukaran natrium kalsium, akibat meningkatnya natrium intrasel.

Kalsium sitoplasma yang meningkat akan dipisahkan oleh SERCA dalam RS untuk kemudian dilepaskan. Mekanisme lain telah diajukan tetapi tidak didukung dengan baik. Efek kerja dari glikosida jantung adalah meningkatkan kontraktilitas jantung.

Pada sediaan miokardium yang diisolasi, kecepatan terjadinya ketegangan dan relaksasi akan meningkat, dengan sedikit atau tanpa perubahan waktu untuk mencapai puncak ketegangan. Efek ini bisa terjadi baik pada miokardium normal ataupun mengalami kegagalan, tetapi pada binatang responnya diubah oleh reflex kardiovaskuler dan patofisiologi gagal jantung kongestif.


  1. Efek listrik jantung

Efek digitalis pada kelistrikan jantung merupakan campuran kompleks kerja langsung dan autonomy. Aksi langsung pada membrane sel jantung mengikuti progresivitas yang jelas, awalnya, pe,manjangan potensial aksi yang singkat, diikuti olehpotensial aksi yang memendek terutapa fase plateu.

Penurunan durasi potensial aksi mungkin akibat meningkatnya konduksi kalsium yang disebabkan meningkatnya kalsium intrasel. Seluruh efek ini dapaat diamati pada konsentrasi terapeutik tanpa efek toksisitas yang jelas.

Pada konsentrasi yang lebih tinggi potensial membrane istirahat berkurang, sebagai akibat penghambatan pompa natrium dan pengurangan kalium intrasel. Jika toksisitas berlanjut, maka timbul depolarisasi after potensioal yang berisolasi diikuti oleh bangkitan potensial aksi normal.

Manifestasi toksisitas digitalis pada jantung sering melip[uti irama pada sambungan atrioventrikular, depolarisasi ventrikel premature, irama bigeminus, dan blok atrioventrikular, derajat dua. Namun demikian dikatakan bahwa digitalis dapat menyhebabkan semua jenis aritmia.


Efek digitalis pada kelistrikan jantung

Variabel Efek dosis terapeutik Efek Dosis toksik
Nodus sinus Menurunkan denyut Menurunkan denyut
Otot atrium Menurunkan periode refraktori Menurunkan periode refraktori, aritmia
Nodus atrioventrikular Menurunkan kecepatan konduksi, meningkatkan periode refraktori Meningkatkan periode refraktori, aritmia
Serabut purkinje, otot ventrikel Sedikit menurunkan periode refraktori Ekstrasistol, tachycardia, fibrilasi
Elektrokardiogram Meningkatkan interfal PR dan menurunkan interval QT Tachycardia, fibrilasi, henti jantung pada dosis yang tinggi.

  1. Efek Organ Lain jantung

Glikosida jantung mempengaruhi seluruh jaringa yang dapat dirangsang, termasuk otot polos dan system syaraf pusat. Traktus gastrointestinal merupakan bagian yang paling sering terkena toksisitas digitalis diluar jantung. Efeknya meliputi anoreksia, mual, muntah dan diare.

Toksisitas ini sebagian dapat disebabkan dari efek langsung pada traktus gastrointestinal tetapi juga dapat akibat kerja system syaraf pusat. Efek system syaraf pusat meliputi perangsangan daerah vagal dan kemoreseptor. Yang lebih jarang terlihat adalah disorientasi dan halusinasi terutama pada orang tua dan terdapat gangguan penglihatan.

Efek terakhir mungkin mencakup penyimpangan persepsi warna. Ginekomastia merupakan efek yang jarang dilaporkan pada laki-laki yang mendapat terapi digitalis.


REFERENSI:

Katzung and Bertram, 2010. Farmakologi dasar dan Klinik Edisi 10, EGC Publising, Jakarta.

Baca Juga:  Perbedaan epinefrin dan norepinefrin : Untuk Medis

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *