Alergi Kucing : Gejala, Mekanisme hingga Tatalaksana

alergi kucing

Alergi kucing adalah adanya reaksi hipersensitifitas tubuh terhadap paparan alergen yang berasal dari kucing, seperti bulu kucing. Alergi ini termasuk unik dan jarang. Banyak yang mengalami gejala seperti demam, kekakuan, bersin-bersin, gatal-gatal dan gejala alergi lainnya. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui penyebab hingga tatalaksananya.

Penyebab Alergi Kucing

Sekitar 10% populasi di amerika sekirat menunjukkan alergi terhadap hewan peliharaan termasuk kucing. Alergi kucing hampir sama dengan alergi anjing. Alergi kucing dapat diperoleh dari reaksi alergi terhadap protein pada saliva, urin, dan kutu pada bulu kucing.

Bacaan Lainnya

Protein tersebut akan mengaktifkan sistem imun tubuh, dan bereaksi hipersensitifitas. Sebenarnya imun ini akan mengenali bakteri dan virus tetapi justru malah terlalu aktif sehingga bereaksi terhadap protein. Gejala ini akan muncul hanya setelah terpapar alergen.

Tanda dan Gejala Alergi Kucing

  1. Batuk dan sesak nafas
  2. Munculnya ruam dan gatal pada wajah dan dada
  3. Mata merah dan gatal, serta berair
  4. Kemerahan pada kulit yang digigit dan digaruk
  5. Hidung kemerahan, gatal dan berair
  6. Bersin-bersin

Gejala tersebut biasanya muncul beberapa menit hingga beberapa jam. Sekitar 30% orang dengan asma alergi, akan mempunyai reaksi sesak yang lebih berat setelah terpapar dengan kucing.

Pemeriksaan Alergi Kucing

Meskipun gejala dari alergi ini terlihat berbeda dan tidak berbahaya, tetapi tidak semua kucing akan memicu alergi. Untuk mendeteksi alergi, dapat digunakan pemeriksaan darah, tes alergi baik skin prick test dan patch tes. Kenali juga gejala yang muncul terutama setelah terpapar kucing. Bandingkan dengan gejala yang tidak terpapar kucing.

Baca Juga:  Trikomoniasis (Gejala, Penyebab dan Pencegahan)

Tatalaksana Alergi Kucing

Alergi kucing dapat dikendalikan dengan pengobatan standard seperti:

  1. Antihistamin : cetirizin, diphenhidramin, fexifenadin dan loratadin.
  2. Decongestan : pseudoefedrin
  3. Steroid nasal spray : budesonid, fluticason, dan triamsinolon.

Untuk mencegah timbulnya alergi, maka perlu lakukan hal berikut ini:

  1. Hindari menyentuh, memeluk dan mencium kucing.
  2. Berhati-hati terhadap orang yang membawa kucing
  3. Jika anda terpaksa tinggal dengan kucing dan mempunyai alergi ini, maka sedialah obat antialergi dirumah. Karena kita tidak tahu apabila terjadi reakso alergi yang sangat cepat.
  4. Jagalah jarak degan kucing, batasi interaksi dengan kucing
  5. Tetaplah kucing berada diluar rumah, dan bersihkan rumah setiap hari
  6. Jika muncul gejala ringan, sedang dan berat, jangan sungkan untuk memeriksakan ke dokter terdekat anda.

Oleh : dr. M. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *