Sindrom Asperger : Gejala, Pemeriksaan dan Pengobatan [Lengkap]

sindrom asperger doktermuslim

Sindrom asperger adalah salah satu penyakit gangguan syaraf yang diketahui sebagai autis. Penyakit ini termasuk ringan (mild), dan penderita ditemukan tiga gejala utama. Tiga gejala primer tersebut adalah : Kesulitan interaksi sosial, menarik perhatian dengan melakukan tingkah laku yang diulang-ulang (repetitif), dan berfikir dan fokusnya kaku.

Beberapa penderita sindrom asperger diklasifikasikan sebagai fungsi tinggi autis. Fungsi tinggi autis berarti individu ini tidak mempunyai gangguan bahasa, dan perkembangan kognitifnya sangat khas berbeda dengan kebanyakan orang.

Bacaan Lainnya

Seringnya, individu didiagnosis dengan sindrom asperger dengan intelegensi normal atau diatas normal. Penderita juga dapat melakukan kebiasaan sehari-hari seperti belajar di kelas, dan menghandle pekerjaan tertentu.

Penderita tidak dapat diobati sepenuhnya. Tetapi diagnosis dini dan intervensi dapat membantu kualitias hidup anak meningkat, seperti membina hubungan sosial dengan teman, menggali potensi bakat dia, dan membuatnya produktif dengan kegiatan yang bermanfaat.

Apa penyebab Sindrom Asperger?

Adanya perubahan pada otak menjadi penyebab munculnya gejala sindrom ini. Dokter sering tidak dapat menentukan secara tepat penyebab yang terjadi. Faktor genetik dan terpaparnya toksin dari luar, seperti bahan kimia, dan virus telah diketahui sebagai penyebab yang paling berpotensi menimbulkan sindrom ini. Anak laki-laki lebih sering terjadi dibanding anak perempuan.

Apa Tanda dan Gejala sindrom Asperger?

Gejala dari sindrom ini berbeda dari anak satu dengan anak lainnya, tetapi yang sering ditemui adalah anak dengan fokus yang mudah dialihkan dengan ketertarikan sempit terhadap hal. Anak hanya menyukai hal seperti berlatih yang terjadwal. Anak juga cenderung hanya berbicara satu sisi dengan orangtua atau pengasuh.

Baca Juga:  Narkolepsi : Gejala, Penyebab hingga Pengobatan

Pembicaraan yang dilakukan sering sulit, dan anak cenderung ingin mengubah topik atau mengalihkan topik pembicaraan. Inilah sebabnya, anak dengan sindrom ini sulit berinteraksi dengan sosial.

Penderita sindrom ini, tidak dapat membaca ekspresi wajah dan kontur tubuhnya/bahasa tubuhnya (body language). Sindrom ini juga sangat sulit diketahui, dan dikenali. Yang jelas anak juga sering tidak berani menatap wajah yang diajak bicara dan mengalihkan topik pembicaraan.

Penderita juga berbicaranya monoton, dan ekspresi wajahnya datar, berbicaranya keras seperti orang teriak. Anak dengan sindrom ini juga sulit melakukan hal yang bersifat skill, seperti berjalan dan berlari. Kurangnya koordinasi syaraf dan otot, membuat anak tidak dapat melakukan berbagai hal seperti mendaki gunung dan menaiki sepeda.

Bagaimana Sindrom Asperger didiagnosis?

Tidak adan tes tunggal yang dapat menentuka apakah anak menderita sindrom asperger atautidak. Pada kebanyakan kasus, orangtua yang melaporkan perkembangan anaknya, dan terjadi perlambatan tingkah laku. Jika anak sekolah, gurunya dapat mencatat perkembangan mental anak tersebut dan melaporkannya ke dokter.

Ada beberapa hal yang dapat diperiksa seperti : gangguan bahasa, interaksi sosial, ekspresi wajah ketika jalan, berinteraksi dengan yang lain, perubahan sikap, koordinasi motoris dan ketrampilan.

Karena tidak ada tes spesifik untuk mendiagnosis ini, seringnya diagnosisnya tidak tepat, dan melenceng ke ADHD (Atensi Defisit Hiperaktif Disorder). Jika ini terjadi, maka anak harus dievaluasi lagi untuk menentukan diagnosis yang benar.

Bagaimana Pengobatan sindrom Asperger?

Tidak ada perawatan khusus untuk menangani sindrom ini,meskipun ada berbagai variasi pengobatan yang dapat mengurangi gejala dan membantu menggali potensi bakat anak. Pengobatan ini didasarkan pada gejala spesifik yang di alami anak. Obat farmakologis yang digunakan seperti :

  1. Aripiprazol, untuk mengurangi iritabilitas
  2. Guanfasin,olanzapin dan naltrekson untuk mengurangi hiperaktivitas
  3. SSRI (selektif serotonin reuptake inhibitor) untuk mengurangi tingkah laku yang diulang-ulang (repetitif).
  4. Risperidon, untuk mengurangi agitasi dan insomnia
Baca Juga:  Insomnia : Gejala, Penyebab hingga Penanganan

Pengobatan dapat membantu dan mengontrok masalah tingkah laki, jika terjadi sindrom ini. Pengobatan juga dapat meningkatkan ketrampilan komunikasi, emosi, dan interaksi sosial. Banyak anak juga menerima terapi :

  1. Terapi bersosial
  2. Terapi wicara dan bahasa
  3. Terapi okupasional
  4. Terapi fisik
  5. CBT (Cognitif Behavioral Terapi)

Orangtua adalah sosok penterapi yang paling baik. Kegiatan parenting dapat membantu menangani anak lebih efektif karena orangtua yang paling mengerti kondisi anak. Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila ada pertanyaan silahkan tulis dikomentar. Semoga bermafaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *