DEFINISI
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah seseorang, baik karena diketahui penyebabnya maupun tidak diketahui penyebabnya. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah seseorang lebih atau samadengan 140/90 mmhg dan diatas atau samadengan 130/80 mmHg pada orang yang beresiko tinggi.
TUJUAN DAN TARGET DARI TERAPI
Secara umum pengobatan hipertensi, targetnya sesuai penyakit yang mendasari. Namun, secara umum tedapat 3 poin. Yaitu :
- Target tekanan darah dibawah 140/90 mmHg, dan untuk individu yang berisko tinggi seperti penyakit diabetes, gagal ginjal proteinuria dibawah 130/80 mmHg.
- Penurunan morbiditas dan mortalitas sistem kardiovaskuler.
- Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria.
MACAM-MACAM OBAT ANTIHIPERTENSI
a. Diuretik Thiazid
Contohnya adalah Hidroclorotiazid. Indikasi pada gagal jantung kongestif, usia lanjut, hipertensi sistolik terisolasi dan ras afrika. Kontraindikasi mutrak pada Gout artritis, kontraindikasi tidak mutlak pada kehamilan.
b. Loop diuretik
Contohnya furosemid. Indikasi pada insufisiensi ginjal, dan gagal jantung kongestif. Kontraindikasi mutlak dan tidak mutlak tidak ada.
c. Diuretik antialdosteron
Contohnya spirolonacton. Indikasi pada gagal jantung kongestif dan pasca myocard infark. Kontraindikasi mutlak pada gagal ginjal dan hiperkalemia.
d. Beta Blocker
Contohnya atenolol, propanolol. Indikasi pada angina pektoris, pasca infark myocard infark, gagal jantung kongestif, kehamilan, tachiaritmia. Kontraindikasi mutlak pada asma, penyakit paru obstruktif, A-V blok derajat 2 dan 3. Kontraindikasi tidak mutlak pada penyakit pembuluh perifer, intoleransi glukosa, atlet atau pasien yang aktif secara fisik.
e. Calsium antagonist Dihidropiridin
Contohnya amlodipin, nifedipin, nicardipin. Indikasi pada usia lanjut isolated systolic hipertension, angina pektoris, penyakit pembuluh darah perifer, aterosklerosis karotis dan kehamilan. Kontraindikasi mutlak pada AV Block derajat 2-3, gagal jantung kongestif. Kontraindikasi tidak mutlak pada tachiaritmia, gagal jantung kongestif.
f. Calcium antagonist Non dihidropiridin.
Contohnya diltiazem, verapamil. Indikasi pada angina pektoris, aterosklerosis karotis, supraventrikular tachycardia SVT. Kontraindikasi mutlak pada kehamilan, hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral.
g. ACE inhibitor
Contohnya adalah captopril, lisinopril. Indikasi pada gagal jantung kongestif, disfungsi ventrikel kiri, pasca infark myocard, nondiabetik nefropati, nefropati DM tipe 1 dan proteinuria. Kontraindikasi mutlak pada kehamilan, hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral.
h. Angiotensin Reseptor Blocker
Contohnya adalah valsatran, candersatran. Indikasi pada nefropati DM tipe 2, mikroalbuminuria diabetik, protenuria, hipertropi ventrikel kiri, batuk karena ACE Inhibitor. Kontraindikasi mutlak pada hipotensi ortostatis.
i. Alfa Blocker
Contohnya adalah dexazozin, prazosin dan terazosin. Indikasi pada BPH (benign prostat hiperplasia), dan hiperlipidemia. Kontraindikasi tidak mutlak pada gagal jantung kongestif.
PILIHAN ANTIHIPERTENSI PADA PENYAKIT TERTENTU
Penyakit yang memaksa | Pilihan terapi awal |
-Gagal jantung
-Pasca myocard infark -Risiko penyakit pembuluh darah koroner -Diabetes -Penyakit ginjal kronis -Pasca stroke berulang |
-Thiazid, BB, ACEI, ARB, Aldo
-BB, ACEI, Aldo ant -Thiazid, BB, ACEI, CCB -Thiazid BB, ACEI, ARB, CCB -ACEI, ARB -Thiazid, ACEI |
REFERENSI
Djarwoto, B. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, sub Bab Hipertensi. Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UGM. Yogyakarta.