Gangguan Cemas Menyeluruh

DEFINISI

Gangguan cemas menyeluruh adalah kekhawatiran yang berlebihan dan meresap disertahi berbagai gejala somatik, yang menyebabkan ganggaun bermakna alam fungsi sosial atau pekerjaan maupun penderitaan yang jelas bagi pasien. Nama lainnya Generalized Anxiety Disorder.

Gangguan psikiatri ini ditemukan 5-8%, dimana lebih banyak pada perempuan. 35-50% pasien dengan depresi mayor, memenuhi kriteria dari gangguan cemas menyeluruh.

Bacaan Lainnya

PATOFISIOLOGI

Stimulus stres adalah tanda adanya respon maladaptif dari gangguan cemas menyeluruh dimana melibatkan neurotransmiter norepinefrin, serotonin dan GABA. Gangguan Cemas Menyeluruh dikaitkan dengan abnormalitas dari HPA axis dan peranan kolesistokinin.

Pasien Gangguan cemas menyeluruh memiliki laju metabolik yang lebih tinggi pada lobus oksipitalis lobus temporalis, lobus frontalis dan serebelum. Benzodiazepin dapat memperikan efek penurunan bermakna pada metabolisme glukosa di korteks serebri.


TANDA DAN GEJALA

Manifestasi klinis dari gangguan ini adalah kecemasan, ketegangan motoris, hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan kognitif.

  1. Kecemasan terjadi berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan.
  2. Ketegangan motoris paling sering di manifastasikan dengan gemetar, gelisah, dan nyeri kepala.
  3. Hiperaktifitas autonom dimanifestasikan seperti sesak nafas, berkeringat berlebihan, palpitasi dan berbagai gejala gastrointestinal.
  4. Kewaspadaan kognitif ditandai dengan mudah tersinggung dan mudah terkejut.

KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis dari gangguan cemas menyeluruh, adalah :

A.      Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang terjadi setidaknya 6 bulan terhadap sejumlah kejadian atau aktivitas.
B.      Kekhawatiran tersebut bersifat berlebihan dan sulit dikendalikan.
C.      Kecemasan dan kekhawatiran disertai oleh 3 dari 6 gejala, seperti.
1.       Gelisah dan perasaan bersemangat
2.       Mudah merasa lelah
3.       Sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong
4.       Iritabilitas
5.       Ketegangan otot
6.       Gangguan tidur (sulit mulai tidur, tetap tidur, tidur gelisah dan tidak memuaskan)
D.      Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau menimbulkan gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.
E.       Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat, seperti penyalahgunaan obat-obatan, dan kondisi medis seperti hipertiroidism, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan kood, gangguan psikotik atau gangguan perkembangan pervasif.
Baca Juga:  Reumatoid Artritis – Komplikasi dan Manifestasi Ekstraartikuler (Part.2 of 4)

TATALAKSANA

Tatalaksana gangguan cemas menyeluruh, meliputi tatalaksana psikoterapi dan psikofarmaka.

1. Terapi psikoterapi

Penanganan psikoterapi berupa CBT (Cognitive-behavioral Theraphy). Terapi utama ini dengan pendekatan relaksasi dan biofeedback. Beberapa data awal menunjukkan bahwa kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku adalah lebih efektif dibandingkan teknik tersebut jika digunakan sendiri-sendiri.


2. Terapi psikofarmaka

Benzodiazepin dan antidepresan trisiklik merupakan dua obat yang dulu sering digunakan untuk pengobatan GAD.

  1. SSRI (selektif serotonin reuptake inhibitor), SNRI (selektif serotonin norepinefrin reuptake inhibitor) seperti venlafaxine, serta buspiron terukti efektif dan memiliki efeksamping lebih sedikit dengan resiko toleransi yang lebih rendah.
  2. Antidepresan yang memiliki efikasi pada pasien seperti paroxetin, sertralin, citalopram, venlafaxine, duloxetine, imipramin dan trazodon.
  3. Golongan benzodiazepin beresiko disalahgunakan (abuse), maka TIDAK disarankan memberikan obat ini pada pensien pengguna penyalahgunaan obat, alkohol, karena efek rebound dan withdrawl.
  4. Golongan benzodiazepin seperti klordiazepoxide, diazepam dan alprazolam memiliki keberhasilan pada GAD.
  5. Terapi CBT yang singkat minggu-6 bulan dapat mengurangi kejadian rebound dan withdrawl.
  6. Sering antidepresan diresepkan bersamaan dengan benzodiazepin.
  7. Antidepresan mencapai efek optimal dalam 6-8 minggu dalam mengatasi kecemasan, benzodiazepin harus mulai diturunkan dosisnya.
  8. Proses tappering biasanya memerlukan waktu beberapa bulan, dengan cara menurunkan dosis sekitar 10% setiap minggunya.
  9. Buspiron memiliki efektivitas yang serupa dengan benzodiazepin untuk mengobati GAD tetapi onset kerjanya bisa beberapa minggu dan terdapat efek gastrointestinal.
  10. Buspiron lebih efektif dalam menurunkan gejala kognitif dari GAD dibandingkan menurunkan gejala somatik.
  11. Pasien yang sebelumnya telah diobati dengan benzodiazepin kemungkinan tidak berespon dengan pengobatan buspiron.
  12. Tidak adanya espon tersebut disebabkan oleh adanya efek nonansiolitik dari benzodiazepin seperti relaksasi otot yang terjadi pada terapi buspiron
  13. Buspiron tidak menimbulkan reaksi putus obat.
Baca Juga:  Dermatitis Numularis

REFERENSI

Kaplan, H.I et al. 2004. Anxiety disorder in comprehensive textbook of Psychiatry, chapter 31. 8th edition, vol 2. William and Wilkins, baltimore.

Siswanto, A and Sofia, NA. 2012. Buku ajar Ilmu Penyakit dalam chapter Generialized Anxiety disorder. Bagian penyakit dalam FK UGM. Yogyakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *