Ulkus Dekubitus : Gejala, Stadium hingga Tatalaksana

ulkus dekubitus doktermuslim

Ulkus dekubitus adalah luka karena penekanan, akibat tiduran terlalu lama yang sering dialami pasien dengan mondok lama, dan mengenai berbagai tempat bagian tubuh. Lukanya dapat berupa luka terbuka dan dapat terjadi di panggul, punggung, tumit bawah, dan pantat. Kondisi ini sering ditemukan pada orang tua, orang dengan mobilitas berkurang, orang dengan duduk di kursi atau kasur terlalu lama, orang dengan kulit mudah rusak. Kondisi ini dapat diobati dengan diagnosis dan deteksi dini.

Yang berisiko terkena ulkus ini adalah: seseorang yang tidak berpindah, atau merubah posisinya apabila duduk lama di kasur atau kursi roda, kulit mudah rusak terutama pada orang tua, kebiasaan makan buruk karena kekurangan nutrisi serta kekurangan minum air (hidrasi buruk), dan ada penyakit yang mendasari lain sepeti diabetes yang mengganggu sirkulasi darah, dan menyebabkan kerusakan kulit anda.

Bacaan Lainnya

Penyebab Ulkus Dekubitus

Tekanan adalah penyebab utama ulkus ini. Berbaring dalam waktu lama akan merusak kulit anda. Kulit menjadi tipis terutama yang langsung berhubungan dengan tulang dan kartilago. Panggul, tumit dan tulang belikat adalah area penekanan tersering yang kena.

Ulkus ini juga dapat terjadi ketika anda menggosok kulit terhadap permukaan keras dan kasar. Friksi terbakar pada kulit akan merusak kuit lapis demi lapis termasuk epidermis. Memakai pakaian kasar tidak ganti-ganti dalam waktu lama dapat membuka luka sehingga memicu iritasi pada lapisan kulit.

Gejala Ulkus Dekubitus

Masing-masing stadium ulkus ini memiliki gejala yang berbeda. Tergantung stadiumnya, anda dapat mengalami gejala:

  1. Perubahan warna kulit
  2. Nyeri pada area ulkus
  3. Infeksi dan kulit terbuka
  4. Kulit tidak mengkilap bila disentuh
  5. Kulit lebih halus dan rentan
Baca Juga:  Hipertensi Portal : Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Stadium Ulkus Dekubitus

Ulkus ini memiliki beberapa stadium. Stadium ini adalah proses yang membantu dokter untuk mengobati anda berdasarkan diagnosis:

  1. Stadium 1: kulit belum rusak, tetapi terjadi perubhaan warna. Area mungkin terlihat kemerahan jika dilakukan penyinaran. Perubahan warna kulit dari warna biru hingga ungu, bila disinari dengan warna hitam dan juga terlihat putih.
  2. Stadium 2: kulit terbuka dan melihatkan tanda jaringan yang mati di sekitar luka. Ulkus membengkak dengan dasar kemerah mudaan. Mungkin juga ditemukan plenting (blister) yang terisi cairan.
  3. Stadium 3: ulkus lebih dalam masuk di kulit. Dapat mencapai lapisan lemak dan terlihat seperti kawah. Kadang terlihat seperti pus/nanah di dalam luka.
  4. Stadium 4: banyak lapisan terkena pada stadium ini, termasuk otot dan tulang. Eschar terlihat di dalam luka seperti substansi kehitaman.
  5. Stadium Tidak dapat didefinisikan : ulkus terlihat kekuningan dan kehijauan, lunak dan terlihat banyak nanah ditutupi kecoklatan. Jika kerusakan jaringan lapisan meluas, maka membutuhkan pengangkatan. Jika ulkus kering dan stabil, maka tidak perlu di ambil. Itu sebagai lapisan tubuh natural untuk perlindungan.

Pemeriksaan Ulkus Dekubitus

Pemeriksaan ulkus ini, meliputi : menilai ukuran dan kedalam ulkus, menilai jenis ulkus dan bagian yang terkena langsung seperti otot dan tulang, warna kulit, jumlah jaringan yang terkena dan kondisi ulkus bagaimana. Adakah infeksi, bau busuk atau perdarahan. Pengambilan sampel cairan dan jaringan pada ulkus ini. Kadang tampakan seperti ada tanda pertumbuhan bakteri dan kanker.

Tatalaksana Ulkus Dekubitus

Pengobatan bergantung pada sadium ulkus pasien, meliputi medikamentosa, fisioterapi dan tindakan pembedahan. Obat antibakteri dapat mengobati infeksi. Pasien juga dapat menerima obat pereda nyeri dimana untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

Baca Juga:  Perbedaan Bilirubin direk dan Indirek (lengkap)

Proses pengambilan jaringan mati atau sering disebut DEBRIDEMEN adalah pilihan untuk membersihkan luka. Menjaga area luka tetap bersih, bebas dari debris, menjadi hal penting untuk mempercepat penyembuhan. Petugas kesehatan akan sering mengganti perban pada luka pasien agar penyembuhannya optimal.

Oleh: dr. Wiwid Santiko

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *