Megacolon Conginetal – Pemeriksaan X-ray, Patologi Anatomi dan Manometri

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Pada Pemeriksaan radiologis didapatkan :

  1. Foto polos abdomen : Gambaran obstruksi usus letak rendah, dikatakan megakolon bila diameternya lebih besar dari 6,5 cm. Kolon membesar gambaran seperti U inferted (tapal kuda)
  2. Foto kolon dengan kontras : Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada bayi dengan pengeluaran mukoneum yang terlambat, distensi abdomen, muntah hijau, meskipun dengan colok dubur gejala dan tanda obstruksinya mereda.

Bahan yang digunakan adalah urografin.  Gambaran yang ditemukan adalah :

Bacaan Lainnya
Tampak daerah penyempitan di bagian rectum ke proksimal yang panjangnya bervariasi.
Tampak daerah transisi, (distaldaerah sempit dan proksimal longgar)
Daerah ini penting untuk pembuatan kolostomi.
Ditampilkan pula beberapa gambaran zona transisi antara lain:
Abrupt, perubahan mendadak dari segmen sempit ke segmen dilatasi
Cone, berbentuk seperti corong atau kerucut
Funnel, perubahan dari segmen sempit ke segmen dilatasi secara gradual

Selain gambaran di atas sering juga didapatkan gambaran permukaan mukosa yang tidak teratur yang menunjukkan proses enterokolitis pada foto pasca evakuasi barium.

Apabila dengan dengan foto barium enema tidak terlihat gambaran  Hirschsprung, dibuat foto retensi barium yang dikerjakan 24-48 jam sesudah barium enema untuk melihat bayangan sisa barium yang tampak membaur dengan feses ke arah proksimal

Tanda-tanda radiologis yang khas untuk penyakit Hirschsprung adalah :                

  1. Adanya gambaran zone transisional
  2. Gambaran ireguler pada segmen aganglionik
  3. Gambaran penebalan dan adanya nodus pada segmen mukosa kolon, sisi oral dari zona transisional
  4. Keterlambatan pengeluaran kontras
  5. Gambaran Question mark pada total aganglionosis.
Baca Juga:  Hiperkalemia (Gejala, EKG, dan Tatalaksana)

PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

Pemeriksaan Patologi anatomi merupakan pemeriksaan untuk diagnosis pasti penyakit hirschprung. Kelainan tersebut adalah tidak adanya sel-sel ganglion meissneri pada bagian usus yang menyempit dan ditemukannya penebalan serabut syaraf .

Seluruh ketebalan dinding rektum dieksisi sehingga pleksus mienterikus dapat diperiksa. Prosedur biopsi ini secara teknis sulit, meninggalkan jaringan fibrosis dan kemungkinan akan mempersulit pembedahan selanjutnya . Biopsi isap mukosa dan submukosa rektum dengan mempergunakan alat Rubun atau Noblett dapat dikerjakan lebih sederhana dan tanpa anestesi.

Diagnosis ditentukan apabila tidak ditemukannya sel ganglion  Meissner dan ditemukannya penebalan serabut saraf


PEMERIKSAAN MANOMETRI

Memasukkan balon kecil dengan kedalaman yang berbeda-beda ke dalam rectum dan kolon. Study manometri pada megakolon congenital memberikan hasil sebagai berikut:

  1. Dalam segmen dilatasi terdapat hiperaktifitas dengan aktifitas propulsive yang normal.
  2. Dalam segmen aganglionik tidak terdapat gelombang peristaltic yang terkoordinasi, motilitas normal digantikan oleh konstraksi yang tidak terkoordinasi dengan intensitas dan kurun waktu yang berbeda.
  3. Reflek inhibisi antara rectum dan spingter ani tidak berkembang reflek relaksasi spingter ani interna setelah distensi rectum tidak terjadi bahkan terdapat kontraksi spastik dan relaksasi spontan tak pernah terjadi.

Pemeriksaan ini dilakukan bila pada pemeriksaan klinis, radiologis, dan histologis meragukan, misalnya pada megakolon  congenital ultra short.


REFERENSI

Charles et al. 2009. Schwartz’s : principles of surgery 9th edition. McGraw-Hill

Tim Penulis, 2002. Bedah Reveald.

Townsend. 2007. Sabiston : Textbook of Surgery 18 edition. Saunders

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *