Indikasi Hemodialisa (Cuci Darah)

indikasi hemodialisis

Hemodialisa adalah proses penyelamatan jiwa atau life saving, untuk membersihkan berbagai material asing termasuk sisa metabolism dalam darah. Proses ini menggunakan alat atau mesih yang memiliki cara kerja mirip ginjal manusia.

Apa saja Indikasi Hemodialisa (AEIOU)?

  1. asidosis metabolik (A=asidosis), pada asidosis metabolic atau perubahan pH darah menjadi asam memerlukan hemodialysis. Biasanya kondisi ini dapat ditangani dengan menetralkan keasaman pH darah dengan natrium bikarbonat. Meskipun hemodialysis dibutuhkan pada kasus ini terutama apabila terdapat risiko overload cairan. Terutama apaila didapatkan pH darah dibawah 7,2 dan kegagalan refraktori terhadap natrium bikarbonat, atau tidak dapat diberikan natrium bikarbonat (HCO3) karena risiko overload cairan atau timbul aritmia.
  1. Ketidak seimbangan elektrolit (E=elektrolit), kondisi seperti hiperkalemia, dimana kadar kalium atau potassium dalam darah meningkat maka menjadi indikasi dilakukan hemodialisis. Terutama tingginya kalium atau potassium yang terdeteksi dengan perubahan EKG.
  2. Keracunan akut (I=ingesti), dimana terdapat substansi asing yang bersifat toksik masuk ke tubuh maka dapat dihilangkan dengan hemodialisa. Contoh keracunan atau intoksikasi yang dapat ditangani dengan hemodialisa adalah penggunaan obat lithium sebagai pengobatan gangguan Mood, dan penggunaan anti nyeri aspirin. Terutama pada penyebab penyakit gagal ginjal seperti salisilat dan etilen glikol.
  3. Overload cairan (O=overload), dimana dalam tubuh terdapat kelebihan cairan yang mana tidak dapat tertangani dengan pemberian diuretik. Contohnya, pada edema paru, dapat diberikan nitrat dan dosis tinggi lasik (160-200 mg intravena) berikan lambat untuk mencegah ototoksik.
  4. uremia (U=uremia), dimana kadar urea dan sisa metabolisme meningkat di darah. Meningkatnya uremia ini dapat berasal dari komplikasi peradangan pada pericardium jantung (pericarditis), ensefalopati, dan penyakit pada saluran cerna termasuk perdarahan didalamnya. Terutama pada konfusi, pericarditis, kejang (seizure), disfungsi platelet dengan perdarahan berat. Ada juga yang menambahkan, GFR dibawah 15 mL/menit.
Baca Juga:  Komponen Darah Tranfusi

Apa indikasi hemodialisa pada gagal ginjal akut?

Ada beberapa indikasi dilakukannya hemodialisa pada gagal ginjal akut, seperti :

Bacaan Lainnya
  1. terdapat overload cairan berat
  2. terdapat hipertensi refrakter
  3. hyperkalemia yang tidak terkontrol
  4. tetrdapat gejala nausea, muntah, kesulitan makan dan penurunan nafsu makan, gastritis disertai perdarahan.
  5. lemah, lesu, somnolen, stupor, koma, delirium, tremor, kejang.
  6. perikarditis, yang berisiko perdarahan atau tamponade kordis.
  7. perdarahan saluran cerna, dan perdarahan lainnya seperti epitaksis
  8. asidosis metabolic berat
  9. terdapat kadar BUN (kadar urea nitrogen darah) tinggi yakni lebih dari 70-100 mg/dl.

Apa saja indikasi hemodialisa pada gagal ginjal kronis?

Terdapat beberapa indikasi dilakukan hemodialisis pada gagal ginjal kronis, seperti:

  1. pericarditis
  2. terdapat overload cairan atau edema paru, yang mana refraktori terhadap diuretik.
  3. hipertensi dengan respon jelek teradap pengobatan antihipertensi
  4. dapat berpotensi menjadi ensefalopati uremikum atau terjadi gejala neuropati seperti konfusi, myoclonus, kejang, dan kelemahan saraf.
  5. perdarahan yang disertai uremia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *