Perbedaan bakteriostatik dan bakterisidal, keduanya merupakan mekanisme antibiotik dalam melawan bakteri dimana bersifat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri secara langsung. Terdapat perbedaan jenis obat dalam menangani infeksi bakteri. Obat ini disebut dengan antibiotik dan berfungsi untuk mengendalikan infeksi bakteri. Antibiotik dibagi menjadi bakteriostatik dan bakterisidal.
PERBEDAAN BAKTERIOSTATIK DAN BAKTERISIDAL
Bakteriostatik
Terdapat antibiotik yang menghambat pertumbuhan sel bakteri. Hal ini dengan merusak mekanisme metabolik bakteri dan kebanyakan merusak sintesis proteinnya. Penghambata pertumbuhan ini tidak membuat sel yang sudah ada mati. Mekanisme ini disebut dengan bakteriostatik. Konstentrasi bakteriostatik yang tinggi dapat berubah menjadi bakterisidal.
Bakterisidal
Mekanisme aksi obat bakterisidal mempengaruhi dinding sel, lipid, dan enzim seperti gyrase, protein sintesis dan kombinasi mekanisme tersebut. Mekanisme obat tersebut lebih efektif dalam mengendalikan pembelahan sel. Hasilnya adalah kematian sel bakteri. Bakterisidal berarti berbagai bakteri akan terbunuh, meliputi antibiotik, disinfektan dan antiseptik.
FOKUS PERBEDAAN BAKTERIOSTATIK DAN BAKTERISIDAL
Berdasarkan Klasifikasi
Kedua antibiotik ini dengan bakterisidal berarti pembunuh bakteri, dan bakteriostatik berarti penghambat bakteri. Untuk bakterisidal, Terdapat MBC (konsentrasi bakterisidal minimal) untuk membunuh bakteri, sedangkan untuk bakteriostatik terdapat istilah MIC (minimum Inhibitory Concentration).
Berdasarkan Mekanisme Aksi
Secara umum, bakterisidal menyebabkan kematian sel dengan mencegah sintesis dinding sel bakteri. Pengurangan jumlah sel bakteri ada. Antibiotik bakteriostatik membuat infeksi bakteri tercegah dari pertumbuhan sel lebih lanjut. Hal ini dengan menghambat sintesis protein, replikasi DNA, dan metabolik lainnya tetapi tidak menyebabkan kematian sel. Efek ini bersifat reversibel, berbeda dengan mekanisme bakterisidal. Jumlah sel bakteri sama pada fase statik. Bakteriostatik juga memperbaiki fungsi imun host terhadap bakteri, sedangkan bakterisidal akan membunuh abkteri dan menyebabkan inflamasi karena toksin dan material yang dikeluarkan sel bakteri.
Berdasarkan Penggunaan
Aplikasi berbeda tergantung jenis infeksi bakteri, meskipun terkadang bakterisidal bekerja seperti bakteriostatik pada strain bakteri yang berbeda. Tergantung juga jenis infeksi, obat bakterisidal sering digunakan untuk penyakit seperti endokarditis dan meningitis bakteriostatik digunakan pada kasus infeksi saluran kemih, infeksi luka, dan bahaya toksin tinggi.
Berdasarkan Efek Samping
Obat bakterisidal dengan aksi cepat dapat menstimulasi inflamasi berat karena pengeluaran isi dari sel bakteri yang mati dan menyebabkan sindrom shok toksik. Ini berarti, bakteriostatik lebih unggul dalam membatasi penyebaran toksin, seperti gangren. Obat bakteriostatik tidak memiliki efek samping dibandingkan mencegah pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan Manifestasi Klinis
Outcome klinis sangat tergantung beberapa faktor seperti densitas bakteri, respon imun host, penyebab yang mendasari infeksi, dan letak infeksi. Obat bakterisidal digunakan konsentrasi tinggi, dan tidak selalu lebih superior dibandingkan bakteriostatik.
Berdasarkan Efikasi
Ketika sel bakterisidal lebih efektif terhadap pembelahan sel, efikasinya berkurang jika tatalaksananya digabungkan dengan obat bakteriostatik. Pada konsentrasi rendah, efikasi bakterisidal berkurang. Disisilain, bakteriostatik justru dapat membunuh bakteri jika dengan konsentrasi tinggi.
CONTOH BAKTERI
Bakteriostatik : tatrasiklin, spektinomycin, makrolide, sulfonamid dan lainnya.
Bakterisidal : penisilin, monobaktam, vancomycin, monoglikosidik.
Referensi:
Ocampo et al. 2014. Antagonism is prevalent between bakteriostatic and bactericidal antibiotics.
Maddison et al 2008. Antibacterial drugs.