{"id":869,"date":"2016-08-01T15:14:33","date_gmt":"2016-08-01T15:14:33","guid":{"rendered":"http:\/\/doktermuslim.com\/?p=869"},"modified":"2017-04-22T07:53:27","modified_gmt":"2017-04-22T07:53:27","slug":"konjungtivitis-bakterial-gejala-penyebab-dan-tatalaksana","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/konjungtivitis-bakterial-gejala-penyebab-dan-tatalaksana\/","title":{"rendered":"Konjungtivitis Bakterial\u2013 Gejala, Penyebab, dan Tatalaksana"},"content":{"rendered":"
Konjunctivitis adalah peradangan pada konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi ataupun reaksi alergi. Konjunctivitis dapat menyerang semua umur dan dapat terjadi pada konjungtiva palpebra, forniks dan bulbi. Secara umum etiologi dari konjungtivitis adalah infeksi, alergi, iritasi, trauma dan idiopatik.<\/p>\n
Konjunctivitis dapat menimbulkan eksudat. Eksudat tersebut diantaranya dapat berupa serosa, mukoid, mukopurulen dan purulen.<\/p>\n
Eksudat<\/strong><\/td>\nKeterangan<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n | Serosa<\/strong><\/td>\n | Infeksi virus dan iritasi<\/td>\n<\/tr>\n | Mukoid<\/strong><\/td>\n | Pada konjunctivitis alergi<\/td>\n<\/tr>\n | Mukopurulen<\/strong><\/td>\n | Infeksi bakterial ringan dan klamidia<\/td>\n<\/tr>\n | Purulen<\/strong><\/td>\n | Infeksi bakteria berat dan gonorhea<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n | \n Membran dan Pseudomembran Konjunctivitis<\/strong><\/h3>\nJenis Membran<\/strong><\/td>\n | Keterangan<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n | Pseudomembran<\/strong><\/td>\n | Eksudat apabla dikelupas akan meninggalkan epitel yang utuh tanpa perdarahan<\/em><\/strong> seperti pada infeksi N. Gonorrhea.<\/td>\n<\/tr>\n | Membran<\/strong><\/td>\n | Eksudat apabila dikelupas akan meninggalkan epitel yang robek dengan perdarahan<\/em><\/strong>, seperti pada infeksi GABHS dan C. Diphteria.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n | \n Reaksi pada konjunctivitis<\/strong><\/h3>\nReaksi Konjunctiva<\/strong><\/td>\n | Keterangan<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n | Reaksi folikuler<\/td>\n | Reaksi folikuler adalah reaksi yang terjadi pada usia di atas 6 bulan berupa hiperplasia jaringan limfoid, seperti vesikel, butir nasi ukuran 0,5-5mm dan bulla. Contohnya pada infeksi virus dan klamidia.<\/td>\n<\/tr>\n | Reaksi Papiler<\/td>\n | Reaksi papiler adalah hiperplasia epitel konjunctiva berupa poligonal. Contohnya pada infeksi bakteri dan konjunctivitis vernal.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n | \n MANIFESTASI KLINIS KONJUNCTIVITIS BAKTERIAL<\/strong><\/h3>\nTipe-tipe dari konjunctivitis sangat banyak, diantaranya bakterial, viral, neunatorum dan konjunctivitis alergi. Kali ini kita akan berfokus membahas konjunctivitis bakterial. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu. Tipe-tipe konjunctivitis bakterial diantaranya:<\/p>\n 1. Konjunctivitis bakterial sederhana<\/strong><\/h4>\nKonjunctivitis gonococcal disebabkan oleh Nisseria Gonorrhea.<\/p>\n Gejala yang dirasakan berupa mata merah, sensasi benda asing, sekret purulen berat, hiperakut (terjadi dalam 12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan limfonodi preaurikular, edema palpebra dan pseudomembran.<\/p>\n \n 3. Konjunctivitis klamidia (Paratrakoma)<\/strong><\/h4>\nTrakoma disebabkan oleh klamidia trakomatis serotipe A, B, Ba dan C.<\/p>\n Gejala yang ditimbulkan adalah mata merah, sensasi benda asing, reaksi folikuler, sekret mukopurulen, kronis, terdapat sikatriks, kadang dijumpai trichiasis, dan potensi terjadinya kebutaan sangat tinggi.<\/p>\n \n 5. Konjunctivitis Neonatorum<\/strong><\/h4>\nAgen Penyebab<\/strong><\/td>\n | Masa Inkubasi<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n | Senyawa kimia<\/td>\n | 4-6 jam<\/td>\n<\/tr>\n | Gonococcal<\/td>\n | 2-4 hari<\/td>\n<\/tr>\n | Bakerial lainnya<\/td>\n | 4-5 hari<\/td>\n<\/tr>\n | Herpes simpleks<\/td>\n | 5-7 hari<\/td>\n<\/tr>\n | Neonata inclusion konjunctivitis<\/td>\n | 5-14 hari<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n | \n TATALAKSANA<\/strong><\/h3>\n
|