{"id":842,"date":"2016-07-26T09:34:23","date_gmt":"2016-07-26T09:34:23","guid":{"rendered":"http:\/\/doktermuslim.com\/?p=842"},"modified":"2017-04-22T08:10:26","modified_gmt":"2017-04-22T08:10:26","slug":"blefaritis-gejala-penyebab-dan-tatalaksana","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/blefaritis-gejala-penyebab-dan-tatalaksana\/","title":{"rendered":"Blefaritis – Gejala, Penyebab dan Tatalaksana"},"content":{"rendered":"
Blefaritis adalah salah satu peradangan pada kelopak mata. Blefaritis dapat dibagi secara anatomis menjadi blefaritis anterior dan posterior. Blefaritis anterior berarti terjadi peradangan pada sekitar kulit, alis, bulu mata, dan folikel.<\/p>\n
Blefaritis posterior peradangan yang meliputi kelenjar meibom, dan tarsal. Blefaritis anterior dapat dibagi menjadi staphylococcal dan suborrhiec. Blefaritis sering dikaitkan dengan penyakit sistemik, seperti rosacea, atopy, dan dermatitis seboroik yang terjadi di sekitar mata. Sering juga berhubungan dengan gejala dry eye, kalazion, trichiasis, konjunctivitis dan keratitis.<\/p>\n
Patofisiologi dari blefaritis adalah kolonisasi bakteri di kelopak mata. Adanya invasi mikroba secara langsung ke jaringan, penurunan imun sistem, dan kerusakan akibat adanya toksin bakteri, produksi sampah dan enzim. Kolonisasi ditepi kelopak ini meningkatkan terjadinya dermatitis seboroik, dan disfungsi dari kelenjar meibomian.<\/p>\n
Pada anamnesis dapat gejala irititasi, gatal, eritem\/ kemerahan pada mata dan kelopak mata. Gejala lain yang dapat meliputi adalah :<\/p>\n
rasa terbakar<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
berair<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
terasa ada yang mengganjal<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
terdapat krusta<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
kemerahan pada mata dan kelopak mata<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
photophobia<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
nyeri<\/td>\n<\/tr>\n | ||||||||||||||
penurunan penglihatan<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n Pada pemeriksaan fisik didapatkan kemerahan, dan terbentuknya vesikel. Dermatitis seboroik biasanya berkaitan dengan gejala gatal di kepala, dan berminyak. Rosacea berkaitan dengan kemerahan dan pembengkakan pada hidung, wajah kemerahan, distensi vasa wajah, pustul, kulit berminyak, dan iritasi mata.<\/p>\n Pemeriksaan dengan slit lamp didapatkan madarosis, poliosis, trichiasis, ulkus pada tepi mata, teangiectasis, tylosis. Pada konjuntiva terdapat injeksi papiler. Pada kornea terdapat infiltrat marginal, epithelial erosion, inflamasi limbal, limbitis, ectasia corneal, pannus dan pembentukan polictenule.<\/p>\n Pada blefaritis posterior, didapatkan disfungsi dari kelenjar meibomian. Sekresi terhambat dan membuat seperti gel. Dapat berlanjut menjadi hordeolum dan kalazion.<\/p>\n \n Perbedaan gejala blefaritis anterior dan posterior<\/strong><\/h4>\nBlefaritis anterior<\/strong><\/p>\n | seboroik\/ squamosa<\/strong><\/td>\n Ulceratif\/staphylococcal<\/strong><\/td>\n Blefaritis akut disebabkan oleh alergi, toksisitas obat, dan reaksi kimia, sedangkan blefaritis kronis disebabkan oleh chemical fumes, rokok, dan iritan lainnya. Beberapa penyebab spesifik dari blefaritis adalah :<\/p>\n Diagnosis banding dari keratokonjunctivitis, konjunctivitis, keratitis, khalazion, hordeolim, rosacea occular, trichiasis, selulitis preseptal, basal cell carcinoma, contact lens complication dan lain sebagainya.<\/p>\n Blefaritis secara umum tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang khusus. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan seperti transluminasi kelenjar meibom, kultur kelopak, sitologi, marginal biopsi dan analisis sekret.<\/p>\n Pada blefaritis terkait dermatitis seboroik, maka secara histologi didapatkan spongiosis, limfohistiositik, mononuclear cellular infiltrat di dermis superfisial. Blefaritis staphylococcal merupakan peradangan kronis nongranulomatosa disertai dengan neutrofil, akantosis dan parakeratosis.<\/p>\n Nonmedicamentosa:<\/strong><\/span><\/em><\/p>\n Medikamentosa:<\/strong><\/span><\/em><\/p>\n Divani S, Barpakis K, Kapsalas D. 2009. Chronic blepharitis caused by Demodex folliculorum mites<\/em><\/strong>.Cytopathology<\/em>.<\/p>\n Held KS. 2000. Blepharitis<\/em><\/strong>.\u00a0Decision Making in Ophthalmology<\/em>. 2nd ed. 50-51.<\/p>\n Jackson WB. 2008. Blepharitis: current strategies for diagnosis and management<\/em><\/strong>.\u00a0Can J Ophthalmol<\/em>.. 43(2):170-9.<\/p>\n Roy FH.\u00a02000. Ocular Differential Diagnosis<\/em><\/strong>. 7th ed.<\/p>\n <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Blefaritis adalah salah satu peradangan pada kelopak mata. Blefaritis dapat dibagi secara anatomis menjadi blefaritis anterior dan posterior. Blefaritis anterior berarti terjadi peradangan pada sekitar [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":843,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[30,31],"tags":[78,81,80,79],"newstopic":[],"yoast_head":"\n |