{"id":384,"date":"2016-06-11T14:37:59","date_gmt":"2016-06-11T14:37:59","guid":{"rendered":"http:\/\/doktermuslim.com\/?p=384"},"modified":"2016-06-22T16:43:59","modified_gmt":"2016-06-22T16:43:59","slug":"bronkitis-kronis-intepretasi-x-ray-radiologis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/bronkitis-kronis-intepretasi-x-ray-radiologis\/","title":{"rendered":"Bronkitis Kronis : Interpretasi Radiologis X-Ray"},"content":{"rendered":"
\n
Bronkitis kronis adalah peradangan pada bronkus\u00a0 atau bronkhi dan biasanya terjadi secara bilateral (kanan dan kiri). Tanda klinis dari peradangan akut ini adalah demam dan batuk produktif yang akut. Sedangkan saat dalam fase kronis, maka tandanya berupa iritasi bronkial dengan penambahan sekresi dan batuk produktif yang mengandung sputum dan terjadi pada setiap hari selama sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam setahun, dan paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.<\/p>\n
[toc]<\/p>\n
Bronkitis kronis adala bagian dari COPD (chronic Obstructive Pulmonary Disease). Khasnya adalah inflamasi di membran mukosa dari tubulus bronkial. Kerusakan \u00a0jaringan akan menyebabkan dikeluarkannya enzim yang dapat memicu terjadinya kerusakan lebih lanjut dan peningkatan produksi yang ekstra dari sel goblet sehingga diproduksi mukus yang banyak (Phlegm) dan akhirnya terjadi obstruksi aliran udara. Brontitis ada 2, yakni brontis akut dan bronkitis kronis.<\/p>\n
Bronkitis akut terjadi biasanya diikuti dengan demam dan flu, sedangkan bronkitis kronis terjadi karena bronkitis yang menjadi progesif. Bronkitis kronis dicirikan terjadinya batuk persisten yang memproduksi sputum (Phlegm) dan mukus, selama 3 bulan setiap tahun dan paling sedikit 2 tahun. Bronkitis kronis sangat berhubungan dengan merokok. Sekitar 40% perokok akan terjadi bronkitis kronis dengan didapati penurunan fungsi parunya.<\/p>\n
Prinsip diagnosis tidak berdasarkan X-ray, tetapi berdasarkan klinis yakni didapatinya adanya produksi sekret mukosa yang berlebihan. Tidak dapat didiagnosis dengan radiografi. Lebih dari setengannya X-ray nya normal. Terdapat penebalan dinding bronkus dan penonjolan batas paru (dirty Chest).<\/p>\n
Bronkitis kronis dikarateristikkan dengan oksigen level yang rendah di darah (hipoksia), yang dapat memicu vasokontriksi dari pembuluh darah di sisi kanan jantung. Vasokontriksi pembuluh darah ini menyebabkan peningkatan tekanan, yakni terjadi hipertensi pulmonal, dimana apabila terjadi di gagal jantung kanan disebut dengan Cor Pulmonal.<\/p>\n
Untuk mengkompensasi kekurangan oksigen didarah, sel darah merah jumlahnya ditingkatkan, dimana membuat darah menjadi lebih tebal dan beresiko terbentuknya clot (pembekuan darah). Kondisi ini disebut dengan polisitemia sekunder. Komplikasi dari bronkitis kronis adalah pneumothoraks dan respiratory Failure.<\/p>\n
Bronkitis kronis dapat dipicu oleh berbagai faktor risiko seperti merokok, polusi udara, hiperaktifitas dari bronkus, infeksi saluran nafas berulang, defisiensi antitripsin alfa 1 dan lain sebagainya. Apabila hal ini terjadi maka ada beberapa hal yang dapat ditimbulkan, seperti :<\/p>\n
No<\/td>\n | Pembeda<\/td>\n | Bronkitis<\/td>\n | Emfisema<\/td>\n<\/tr>\n |
1<\/td>\n | Gejala<\/td>\n | Sesak nafas timbul setelah batuk produktif selama bertahun-tahun.<\/td>\n | Sesak nafas terlebih dahulu kemudian di ikuti dengan batuk kering tanpa sputum<\/td>\n<\/tr>\n |
2<\/td>\n | Tubuh<\/td>\n | Obesitas<\/td>\n | underweight<\/td>\n<\/tr>\n |
3<\/td>\n | Penampakan<\/td>\n | Cyanotik (biru)<\/td>\n | Kemerahan<\/td>\n<\/tr>\n |
4<\/td>\n | Pemeriksaan fisik<\/td>\n | Dada normal<\/p>\n Redup jantung dan hepar jelas<\/p>\n Ekspirasi dan inspirasi yang berubah karena batuk<\/td>\n | Dada mengembang<\/p>\n Reduk jantung dan jepar hilang karena overdistensi<\/p>\n Suara nafas lemah dan ekspirasi memanjang<\/p>\n Tidak ada suara nafas tambahan<\/td>\n<\/tr>\n |
5<\/td>\n | Jantung<\/td>\n | Gagal jantung sebelah kanan sering terjadi dan menjadi penyebab kematian<\/td>\n | Gagal jantung kanan jarang, kematian disebabkan karena gagal nafas.<\/td>\n<\/tr>\n |
6<\/td>\n | Darah<\/td>\n | Polisitemia sekunder, analisis gas darah PO2 rendah dan PCO2 tinggi<\/td>\n | Polisitemia jarang<\/p>\n Analisis gas darah PO2 normal\/rendah, PCO2 rendah<\/td>\n<\/tr>\n |
7<\/td>\n | EKG<\/td>\n | Hipertrofi ventrikel kanan dan P pulmonal<\/td>\n | Dapat didapati P Pulmonal<\/td>\n<\/tr>\n |
8<\/td>\n | Uji fungsi Paru<\/td>\n | Spirometri : obstruksi jalan nafas yang reversibel sebagian<\/p>\n Kapasitas paru normal atau sedikit meninfkat<\/p>\n Kapasitas difusi normal<\/td>\n | Obstruksi jalan nafas irreversibel<\/p>\n Kapasitas paru total meningkat<\/p>\n Kapasitas difusi menurun<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n \n GAMBARAN RADIOLOGIS<\/u><\/strong><\/h3>\n\n Derajat Bronkitis Kronis Berdasarkan Radiologis<\/u><\/strong><\/h3>\n\n2. Sedang :<\/u> corakan paru meningkat dibagian basal dan disertai emfisema, terkadang disertai bronkoektasis diperikardial dextra dan sinistra \n3. \u00a0Berat :<\/u> didapatkan emfisema, bronkoektasis dan disertai cor pulmonal sebagai komplikasinya.<\/p>\n \n REFERENSI :<\/u><\/strong><\/h3>\n\nGhazali, Rusdy, 2008, Radiologi Diagnostik, Pustaka Cendikia Press : Yogyakarta \nwww.learnradiology.com , akses 11 Juni 2016, pukul 21.09 WIB<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" |