{"id":3264,"date":"2018-01-07T15:49:54","date_gmt":"2018-01-07T15:49:54","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=3264"},"modified":"2018-01-07T15:49:54","modified_gmt":"2018-01-07T15:49:54","slug":"kolitis-ulseratif-penyebab-gejala-dan-pengobatan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/kolitis-ulseratif-penyebab-gejala-dan-pengobatan\/","title":{"rendered":"Kolitis Ulseratif\u00a0 : Penyebab, Gejala dan Pengobatan"},"content":{"rendered":"
Kolitis ulseratif adalah penyakit peradangan usus (IBD) yang terjadi di epitel usus besar (Colon), rektum atau keduanya sehingga memicu usus menggerakkan isinya lebih cepat serta lebih sering melakukan pengosongan. IBD adalah kelompok penyakit yang mengenai saluran cerna (Gastrointestinal). Peradangan akan memicu ada luka atau ulkus pada epitel kolon.<\/p>\n
Biasanya dimulai di rektum dan menyebar ke atas, serta dapat meliputi semua kolon. Apabila sel epitel usus mati, maka ulkus terbentuk. Ulkus dapat memicu perdarahan dan terbentuk cairan mukus dan nanah. Ketika penyakit ini mengenai semua orang, kebanyakan orang terdiagnosis antara 15-35 tahun. Setelah usia 50 tahun, terjadi peningkatan penyakit ini terutama pada laki-laki.<\/p>\n
Meskipun pemicu ulkus ini belum diketahui pasti, para peneliti mengetahui bahwa sistem imunitas menjadi tidak normal di kolon. Gen, faktor lingkungan dan sistem imunitas sangat berperan disini. Kebanyakan orang dengan ulkus ini tidak memiliki riwayat keluarga.<\/p>\n
Ulseratif kolitif dapat berkembang dari berbagai ras, tetapi lebih sering pada ras kaukasian. Beberapa penelitian, menunjukkan, penyakit ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan obat isotretinoin. Obat isotretinoin adalah obat jerawat (acne cystik)<\/a>.<\/p>\n Gejala serius sangat bervariasi antar individu, dimana sekitar 50% orang yang terdiagnosis kolitis ini memiliki gejala yang ringan, sedangkan sisanya berupa gejala sedang hingga berat. Gejala tersebut diantaranya:<\/p>\n Adapun gejala tambahan yang juga dapat muncul diantaranya: nyeri sendi dan pembengkakan sendi, mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan, gangguan kulit, luka pada mulut, serta peradangan pada mata.<\/p>\n Kolitis ini akan meningkatkan risiko anda terkena kanker kolon. Jika telah lama terkena penyakit ini, maka risiko kanker kolon sangat tinggi. Karena ini terjadi peningkatan risiko, dokter akan melakukan kolonoskopi untuk melihat kanker dan menegakkan diagnosis. Ulangi secara reguler skrining untuk menurunkan risiko dan mendeteksi dini.<\/p>\n Terdapat komplikasi yang sering muncul dari penyakit ini, diantaranya: penebalan dinding usus, sepsis dan infeksi darah, dehidrasi berat, penyakit hepar, perdarahan internal, batu ginjal, peradangan pada kulit, sendi dan mata, ruptur kolon, dan peradangan pada sendi antara tulang spinal atau ankylosing spondylitis.<\/p>\n Pemeriksaan harus dilakukan karena untuk membedakan dengan penyakit lain sepeti penyakit crohn. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, diantaranya:<\/p>\n Pemeriksaan darah biasanya bermanfaat untuk diagnosis penyakit ini. Darah rutin akan melihat rendahnya sel darah merah (tanda anemia). Tes lain juga dapat mengindikasikan adanya peradangan yaitu tingginya protein C-reaktif dan tingginya laju endap darah. Pemeriksaan antibodi tertentu juga kadang dilakukan.<\/p>\n Penyakit ini adalah termasuk kondisi kronis dan pengobatan biasanya meliputi medikamentosa serta tindakan pembedahan. Tujuan terapi adalah mengurangi peradangan yang memicu gejala. Dokter dapat meresepkan obat untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan. Obat yang sering digunakan adalah : sulfasalazin, mesalamin, dan olsalazin. Mengurangi peradangan akan menguangi gejala.<\/p>\n Pada kasus yang berat, dibutuhkan kortikosteroid, antibiotik dan pengobatan yang menekan fungsi imunitas, atau antibodi yang membantu menghambat peradangan pada jalur lain. Jika gejala sangat berat, maka harus dirawat di rumah sakit untuk dikoreksi efek dehidrasi, serta hilangnya elektrolit yang disebabkan diare dan mengobati berbagai komplikasi.<\/p>\n Tindakan pembedahan diperlukan dengan membuat bukaan kecil pada dinding abdomen. Adanya cairan akan di drainase ke kantung. Pengambilan kolon dan rektum kadang dilakukan, tetapi harus disisakan otot di rektum. Kemudian dokter bedah melekatkan usus halus ke retum dan membentuk kantung usus kecil. Setelah tindakan bedah ini, feses dapat lewat ke rektum, dan pergerakan usus lebih sering dan lebih encer dibandingkan kondisi normal.<\/p>\n Pencegahan pasti penyakit ini belum diketahui. Namun dapat diusahakan beberapa tindakan berikut ini:<\/p>\n Demikian, semoga mencerahkan.<\/p>\n Oleh: dr. Wiwid Santiko<\/em><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Kolitis ulseratif adalah penyakit peradangan usus (IBD) yang terjadi di epitel usus besar (Colon), rektum atau keduanya sehingga memicu usus menggerakkan isinya lebih cepat serta [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":3266,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[26],"tags":[1969,1967,1970,1968],"newstopic":[],"yoast_head":"\nGejala Kolitis Ulseratif<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
Komplikasi Kolitis Ulseratif<\/u><\/strong><\/h3>\n
Pemeriksaan Kolitis Ulseratif<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
Pengobatan Kolitis Ulseratif<\/u><\/strong><\/h3>\n
Pencegahan Kolitis Ulseratif<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n