{"id":2741,"date":"2017-07-31T05:16:14","date_gmt":"2017-07-31T05:16:14","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=2741"},"modified":"2017-07-31T05:16:14","modified_gmt":"2017-07-31T05:16:14","slug":"oligohidramnion","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/oligohidramnion\/","title":{"rendered":"Oligohidramnion : Gejala, Pemeriksaan hingga Terapi"},"content":{"rendered":"
Oligohidramnion adalah kondisi abnormal yang terjadi selama kehamilan karena kekurangan cairan amnion. Cairan amnion<\/a> berperan penting dalam perkembangan fetus, dan ketika defisiensi maka dapat memicu sequensi oligohidramnion atau sequensi potter yang dicirikan dengan tampakan irreguler fetus.<\/p>\n Onset kelainan ini biasanya terjadi selama trimester ketiga atau lebih. Lawan dari oligohidramnion adalah polihidramnion<\/a> dimana terjadi berlebihan cairan amnion dalam uterus.<\/p>\n Pada kebanyakan kasus, kelainan ini bersifat idiopatik dimana banyak ahli masih mencoba mencari secara ilmiah penyebab yang mendasarinya. Urin fetus adalah pembentuk utama cairan amnion selama fase akhir kehamilan. Sehingga, pengurangan produksi urin fetus pada bebera[pa kehamilan irreguler, misal terjadi obstruksi saluran urin bayi akan memicu kelainan ini.<\/p>\n Tanda dari rendahnya amnion pada trimester kedua, mengindikasikan adanya abnormalitas fetus. Faktor yang mendasari biasanya :<\/p>\n Penggunaan obat golongan NSAID seperti indometasin dan ACE (angiotensin converting enzim inhibitor) dapat memicu oligohidramnion<\/p>\n Faktor risiko dari kelainan ini adalah tekanan darah tinggi (hipertensi kronis), dehidrasi, diabetes melitus, preeklamsia, hipertensi dan lupus eritematosus.<\/p>\n Gejala mungkin tidak dapat dideteksi. Pada kasus dengan rupturnya kantung amnion, maka akan keluar cairan dari vagina. Umbilikus juga terlihat lebih kecil dibanding normal dan harus diketahui usia kehamilannya dibandingkan dengan lingkar perut dan tinggi fundus uteri.<\/p>\n Kelainan yang terjadi selama trimester satu dan kedua akan memicu komplikasi serius dibandingkan terjadi pada trimester ketiga. Kelainan tersebut seperti :<\/p>\n Oligohidramnion dapat memicu masalah serius ketika terjadi selama trimester ketiga, diantaranya:<\/p>\n USG sangat membantu untuk mengkonfirmasi diagnosis dan juga membantu menentukan diferensial diagnosis. Ini sering digunakan untuk mengidentifikasi ginjal fetus dan vesica urinaria untuk menyingkirkan kemungkinan displasia cystik, agenesis renal dan obstruksi ureteral.<\/p>\n Pemeriksaan ini juga sangat berguna untuk memeriksa pertumbuhan fetus untuk mengeliminasi kemungkinan IUGR (intrauterin growth retriction) yang memicu oligouria. Bentuk spesifik USG dinamakan USG doppler yang digunakan untuk memeriksa insufisiensi plasenta jika disuspekkan. Kriteria diagnosis meliputi:<\/p>\n Ada beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk memeriksa volume cairan amnion (AFV), dengan AFI yang sering digunakan. Sekitar 8% kehamilan wanita memiliki kadar cairan amnion rendah dengan 4% terdiagnosis oligohidramnion.<\/p>\n pemeriksaan MPV ini memeriksa kadar cairan amnion di kedalaman uterus. Sedangkan pemeriksaan steril spekulum membantu mendeteksi adanya ruptur membran amnion (PPROM) yang memicu oligohidramnion.<\/p>\n Pemeriksaan darah, seperti skrining serum maternal dapat dilakukan untuk mendeteksi rendahnya kadar cairan amnion pada uterus sebagaimana menentukan kemungkinan bayi terlahir dengan kelainan kongenital seperti spina bifida dan sindrom down.<\/p>\n Wanita dengan kehamilan sehat yang mengalami oligohidramnion ringan tidak membutuhkan pengobatan apapun. Pemeriksaan dan monitoring denyut jantung, perkembangan paru bayi dan gerakan menggunakan USG tetap dilakukan.<\/p>\n Komplikasi oligohidramnion meliputi hipoplasia pulmoner, sindrom amniotik band, sindrom fetal compression, dan peningkatan risiko infeksi fetus yang memicu rupturnya membran amnion prolonge (PPROM). Pada kasus berat, membutuhkan penanganan berikut ini:<\/p>\n Meliputi larutan NaCl pada suhu ruangan dimasukkan ke cavitas amnion menggunakan kateter intrauterin untuk menjaga kadar dan volume cairan amnion normal.<\/p>\n Menginjeksikan cairan melalui amniosentesis. Meskipun kondisi ini dapat kembali lagi dalam beberapa minggu setelah pemberian injeksi, ini dapat digunakan untuk mengetahui anatomi fetus dan menentikan pengobatan selanjutnya.<\/p>\n Menggunakan cairan oral dan intravena untuk merehidrasi ibu membantu meningkatkan cairan amnion. Ini juga menjadi alasan ibu harus minum air putih.<\/p>\n Selain rehidrasi dan langkah diatas, membantu produksi cairan amnion dengan istirahat dan bed rest akan meningkatkan cairan intra vaskuler. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan jika kasus berat terjadi pada trimester pertama.<\/p>\n Oleh: dr. M. Wiwid Santiko<\/em><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Oligohidramnion adalah kondisi abnormal yang terjadi selama kehamilan karena kekurangan cairan amnion. Cairan amnion berperan penting dalam perkembangan fetus, dan ketika defisiensi maka dapat memicu [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2742,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[1619,1614,1618,1617,1613],"newstopic":[],"yoast_head":"\nEtiologi Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
A. Penyebab dari Fetus<\/em><\/strong><\/h4>\n
\n
B. Penyebab Plansetal Maternal<\/em><\/strong><\/h4>\n
\n
C. Penyebab Induksi Obat Tertentu<\/em><\/strong><\/h4>\n
Faktor Risiko Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
Manifestasi Klinis Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
\n
Pemeriksaan Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
Pemeriksaan USG<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
\n
Pemeriksaan Amniotik Fluid Index (AFI)<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
Maksimum Vertical Porcket (MPV) dan Steril speculum<\/strong><\/em><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
Pemeriksaan Darah Maternal<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
Tatalaksana Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
Amnioinfusion<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
Vesico-amniotic Shunt<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
Rehidrasi Maternal<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
\n
Bed-rest<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n
Pencegahan Oligohidramnion<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n