{"id":2706,"date":"2017-07-23T10:16:03","date_gmt":"2017-07-23T10:16:03","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=2706"},"modified":"2017-07-23T10:16:53","modified_gmt":"2017-07-23T10:16:53","slug":"menentukan-waktu-kematian-tanatologi-forensik","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/menentukan-waktu-kematian-tanatologi-forensik\/","title":{"rendered":"Menentukan Waktu Kematian : Tanatologi Forensik"},"content":{"rendered":"
Dalam memperkirakan dan menentukan waktu kematian, kita harus mengetahui tanda-tanda kematian seseorang. Tanda kematian dalam medis dikenal ada 2 macam: yaitu\u00a0tanda kematian pasti dan tanda kematian tidak pasti<\/strong>. Tanda kematian pasti meliputi lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rogor mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan (decomposisi, putrefaction), adiposera dan mummifikasi.<\/p>\nTanda kematian tidak pasti meliputi pernafasan berhenti, yang dinilai selama 10 menit, terhentinya sirkulasi yang dinilai selama 15 menit, kulit pucat, tonus otot menghilang dan terjadi relaksasi primer, terjadi segmentasi arteri dan vena di retina menuju perifer retina, dan terjadi pengeringan kornea yang menyebabkan kekeruhan.<\/p>\n
MENILAI BERHENTINYA SIRKULASI<\/u><\/strong><\/h3>\nUntuk menilai berhentinya sirkulasi, dapat digunakan beberapa tes dan uji. Perhatikan tabel rangkuman berikut ini:<\/p>\n
\n\n\nMenilai berhentinya sirkulasi<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\nIcard\u2019s test<\/em><\/strong><\/td>\nPada bagian kulit hipodermis diberikan injeksi zat fluoresen, jika masih hidup warna kult sekitarnya akan berwarna kehijauan, sedangkan apabila sirkulasi telah berhenti maka tidak terjadi proses tersebut.<\/td>\n<\/tr>\n | \nDiaphanois test<\/em><\/strong><\/td>\nPada struktur jaringan diantara pangkal jari tangan disorotkan lampu, orang yang masih hidup akan menunjukkan warna merah, sedangkan setelah mati warnanya menjadi kuning pucat.<\/td>\n<\/tr>\n | \nMagnus\u2019s test<\/em><\/strong><\/td>\nPada bagian pangkal jari diberi ikatan yang cukup kuat untuk menghambat aliran vena, namun tidak sampai menghambat arteri. Warna jari akan tetap putih apabila sirkulasi telah berhenti.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\nMENENTUKAN WAKTU KEMATIAN \u00a0: TANDA KEMATIAN PASTI<\/u><\/strong><\/h3>\n\n- \n
Algor Mortis (penurunan Suhu tubuh)<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\nPenurunan suhu tubuh terjadi setelah kematian. Hal ini merupakan proses fisiologis dimana terjadi perpindahan panas lingkungan dan mayat melalui konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Penurunannya bersifat sigmoid. Perhatikan tabel berikut ini, dan hafalkan. Sangat penting agar kita dapat menentukan waktu kamatian.<\/p>\n \n\n\nPenurunan Suhu<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\n2 jam pertama<\/td>\n | Pada masa ini, suhu turun setengah dari perbedaan antara suhu tubuh dan suhu sekitarnya<\/td>\n<\/tr>\n | \n2 jam berikutnya<\/td>\n | Kemudian, pada fese ini suhu tubuh cenderung lebih rendah dibandingkan dengan nilai \u00a0pertama.<\/td>\n<\/tr>\n | \n2 jam berikutnya<\/td>\n | Pada waktu ini suhu tubuh turun setengah dari nilai kedua<\/td>\n<\/tr>\n | \n2 jam berikutnya<\/td>\n | Pada waktu ini suhu tubuh turun seperdua dari nilai akhir atau seperdelapan dari nilai awal<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n\n\n\nPenilaian Algor Mortis<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\n1 -3 jam<\/strong>\u00a0: suhu turun secara lambat<\/td>\n6-9 jam<\/strong>\u00a0: suhu turun secara cepat<\/td>\n15-20 jam<\/strong>\u00a0: suhu turun menyesuaikan dan menstabilkan dengan suhu lingkungan.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n\n- \n
Livor Mortis (Lebam Mayat)<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\nLivor Mortis adalah perubahan warna keunguan dan kemerahan pada kulit dibagian terendah tubuh setelah terjadi kematian. Nama lainnya lebam mayat, hipostasis, post mortem staining, post mortem lividity, sugglilasi.<\/p>\n Livor mortis terjadi karena terjadi relaksasi tonus otot di pembuluh darah. Adanya gravitasi menarik darah ke arah terbawah tubuh, dan akhirnya karena sirkulasi tidak ada, menyebabkan sedimentasi sel darah merah. Sedimentasi inilah yang memicu warna merah di bagian terbawah. Hafalkan tabel berikut ini untuk menentukan waktu kematian.<\/p>\n \n\n\nPenilaian Livor Mortis (lebam Mayat)<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\n20-30 menit pertama :<\/strong><\/p>\n Lebam Mayat Mulai Tampak<\/td>\n 30 menit \u2013 8 jam pertama:<\/strong><\/p>\n Lebam Mayat hilang dengan penekanan<\/td>\n Lebih dari 8-12 jam pertama:<\/strong><\/p>\n Lebam mayat, menetap dan tidak hilang dengan penekanan.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n \n\n\nWarna Khusus yang sering dijumpai<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\nWarna<\/strong><\/td>\nKeterangan<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\nReddish<\/td>\n | Terbakar dan coal<\/td>\n<\/tr>\n | \nDark Bluish VIolet<\/td>\n | Asfiksia<\/td>\n<\/tr>\n | \nDark brown<\/td>\n | Keracunan aniline, fosfor, nitrit, klorat. Terbentuk karena peningkatan produksi methemoglobin.<\/td>\n<\/tr>\n | \nBlackish<\/td>\n | Keracunan opioid<\/td>\n<\/tr>\n | \nCerry pink<\/td>\n | Keracunan carbon monoksida.<\/td>\n<\/tr>\n | \nPink disekitar sendi besar<\/td>\n | Hipotermia<\/td>\n<\/tr>\n | \nBright red<\/td>\n | Keracunan cyanide<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n\n- \n
Rigor Mortis (Kaku Mayat)<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\nRigor mortis atau kekakuan mayat terjadi karena otot kekurangan oksigen terhadap perubahan suhu. Ditandai dengan relaksasi, yaitu otot dapat digerakkan segala arah. Rigor mortis terjadi setelah kematian tingkat seluler, karena kekurangan oksigen dan terbentuk asam laktat.<\/p>\n Kekurangan oksigen ini membuat, ATP tidak dapat dihasilkan lagi. ATP yang tidak ada dan minimal, disertai tingkat asam laktat tinggi, menyebabkan aktin dan miosin berikatan dan menimbulkan kekakuan.<\/p>\n Kekakuan dimulai dari otot kecil, ke arah dalam dan menjalar kraniocaudal. Terdapat periode relaksasi sekuder, dimana terjadi relaksasi kembali setelah terjadi dekomposisi dari serabut aktin dan myosin.<\/p>\n Kekakuan mayat dipengaruhi oleh :<\/u><\/p>\n\n- Keadaan lingkungan<\/strong>, yaitu Kondisi lingkungan dengan suhu rendah dan relatif kering, Kekauan mayat terjadi lebih cepat dan berlangsung cepat pada lingkungan dingin dibandingkan lingkungan yang lembab dan panas.<\/li>\n
- Usia\u00a0<\/strong>yaitu saat anak-anak dan orang tua, kaku mayat lebih cepat terjadi dan berlangsung tidak lama<\/li>\n
- Cara kematian\u00a0<\/strong>yaitu saat pasien dengan penyakit kronis dan sangat kurus, kaku mayat cepat terjadi dan berlangsung tidak lama<\/li>\n
- Kondisi otot\u00a0<\/strong>yaitu jika semakin berat massa otot (atletis), kaku mayat semakin lambat terjadi<\/li>\n
- Aktivitas premortal\u00a0<\/strong>yaitu apabila aktivitas tinggi sebelum kematian, kaku mayat lebih cepat terjadi<\/li>\n<\/ol>\n
\n\n\nMemperkirakan Rigor Mortis (Kekakuan Mayat)<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\n0-2 jam pertama :<\/strong><\/p>\n Terjadi relaksasi primer<\/td>\n 2 jam pertama :<\/strong><\/p>\n Kaku mayat mulai terlihat<\/td>\n 12-24 jam pertama :<\/strong><\/p>\n Kaku mayat lengkap seluruh tubuh<\/td>\n 24-36 jam pertama :<\/strong><\/p>\n Terjadi relaksasi sekuder<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n Bedakan kaku mayat dengan kekakuan karena panas (Heat Stiffening), kekakuan karena dingin (cold stiffening), dan spasme cadaver (cavaderic spasm).<\/p>\n \n- Spasme Kadaver<\/u><\/strong>: Keadaan ini terjadi jika sebelum meninggal, korban melakukan aktivitias tinggi. Antivitas tinggi memicu kekakuan lebih cepat. Kondisi ini tidak akan mengalami tahapan relaksasi primer dan bentuk kekakuan menunjukkan aktivitas terakhir korban.<\/li>\n
- Kekakuan karena dingin<\/u><\/strong>: Pada suhu yang sangat dingin, terjadi pembekuan jaringan lemak dan otot. Bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi. Bila mayat dipindahkan ke tempat dengan suhu lingkungan yang lebih tinggi maka kekakuan akan hilang.<\/li>\n
- Kekakuan karena panas<\/u><\/strong>: Terjadi jika mayat terpapar pada suhu yang lebih tinggi dari 75oC, atau jika mayat terkena arus listrik tegangan tinggi akan memicu terjadi koagulasi protein sehingga otot menjadi kaku. Pada kasus terbakar, keadaan mayat menunjukan postur tertentu yang disebut dengan pugilistic attitude, yaitu suatu posisi di mana semua sendi berada dalam keadaan fleksi dan tangan terkepal. Perbedaan antara kaku mayat dan kaku karena panas adalah adanya tanda bekas terbakar, otot akan mengalami laserasi bila dipakasa untuk diregangkan, dan tidak terjadi relaksasi primer maupun sekunder.<\/li>\n<\/ol>\n
\n\n\nPerbedaan Spasme Kadaver dan Kaku Mayat (Rigor Mortis)<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\nAspek yang dinilai<\/strong><\/td>\nSpasme Kadaver<\/strong><\/td>\nKaku Mayat<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n\nRangsangan listrik<\/td>\n | Ada respon otot<\/td>\n | Tidak ada respon otot<\/td>\n<\/tr>\n | \nKematian sel<\/td>\n | Tidak ada<\/td>\n | Ada<\/td>\n<\/tr>\n | \nSuhu Mayat<\/td>\n | Hangat<\/td>\n | Dingin<\/td>\n<\/tr>\n | \nKepentingan Medikolegal<\/td>\n | Menunjukkan cara kematian<\/td>\n | Perkiraan saat kematian<\/td>\n<\/tr>\n | \nKaku Otot<\/td>\n | Sangat jelas, untuk melawan perlu tenaga yang kuat<\/td>\n | Tidak jelas, dapat dilawan dengan tenaga ringan<\/td>\n<\/tr>\n | \nOtot yang terkena<\/td>\n | Terbatas pada otot volunter<\/td>\n | Semua otot volunter dan involunter<\/td>\n<\/tr>\n | \nFaktor predisposisi<\/td>\n | Aktivitas berlebih, dan kematian mendadak<\/td>\n | Tidak ada<\/td>\n<\/tr>\n | \nMulai muncul<\/td>\n | Segera setelah Meninggal<\/td>\n | 1-2 jam setelah meninggal<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n\n- \n
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |