{"id":2430,"date":"2017-06-18T19:39:22","date_gmt":"2017-06-18T19:39:22","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=2430"},"modified":"2017-06-18T19:39:22","modified_gmt":"2017-06-18T19:39:22","slug":"perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/","title":{"rendered":"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis"},"content":{"rendered":"

Perbedaan Leukemia akut dan kronis, dapat dilihat dari gejala yang dirasakan pasien. CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%, ALL (Acute Limfositik Leukemia) terjadi 70,1% dan 91,2%nya dibawah usia 15 tahun, dan AML (Acute Myeloid Leukemia) terjadi 26 % dan 66,5%nya terjadi pada anak dibawah 15 tahun.<\/p>\n

Leukemia adalah kanker darah. Penyakit ini terbentuk ketika sumsum tulang tidak berfungsi sebagaimana semestinya dan membentuk sel kanker. Sel darah kanker ini kemudian hidup\u00a0 bersama sel darah normal. Sel ini akan mempengaruhi kemampuan tubuhuntuk melawan infeksi, mengendalikan perdarahan dan menyalurkan oksigen ke sel di tubuh.<\/p>\n

Sel kanker ini juga dapat menginvasi ke lien, hepar dan organlain. Leukemia kronis berkembang cukup lambat, sedangkan leukemia akut berkembang cepat dan progresivitasnya sangat cepat terutama tanpa pengobatan.<\/p>\n

Perbedaan Leukemia akut dan kronis berdasarkan Penyebab<\/u><\/strong><\/h3>\n

Belum diketahui penyebab leukemia dan mengapa seseorang mempunyai leukemia kronisdan yang lain dengan leukemia akut. Faktor lingkungan dan genetic diduga terlibat.<\/p>\n

Leukemia dapat terjadi ketika terjadi perubahan pada DNA dari sel. CML atau cronic myeloid leukemia sering berkaitan dengan mutasi genetic kromosom Philadelphia dan mutasi gen ini tidak diturunkan.<\/p>\n

Beberapa penelitian menunjukkan, kombinasi faktor genetic dan lingkungan terlibat pada leukemia anak. Adanya paparan senyawa kimia dapat meningkatkan kejadian leukemia ini.<\/p>\n

Bagaimana dengan Faktor Risikonya?<\/u><\/strong><\/h3>\n

Faktor \u00a0risiko yang mungkin berbeda, tetapi keduanya mirip. Mempunyai faktor risiko ini, belum tentu dan belum pasti secara mutlak anda terkena leukemia. Faktor \u00a0risiko leukemia kronis:
\n<\/u><\/em>-Usia diatas 60 tahun dan ras kaukasian
\n-terpapar benzene dan radiasi level tinggi<\/p>\n

Faktor risiko Leukemia akut:
\n<\/u><\/em>-Merokok dan terpapar radiasi tinggi
\n-sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi untuk kanker yang lain.
\n-mempunyai abnormalitas genetik seperti sindrom down
\n-mempunyai saudara kandung yang mengalami ALL (Akut limfositik Leukemia)<\/p>\n

Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis Berdasarkan Gejala<\/u><\/strong><\/h3>\n
    \n
  1. \n

    Leukemia Kronis<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

    Gejala leukemia kronis lambat dan gejala awal sering ringan dan sulit dideteksi, sedangkan leukemia akut sangat cepat. Ini karena sel kanker dapat bermultiplikasi\u00a0 sangat cepat. Leukemia kronis sering didiagnosis setelah pemeriksaan darah. Gejalanya sangat meragukan karena sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain. Gejala Leukemia kronis meliputi:<\/p>\n

    -lemah lesu, disertainyeri tulang dan sendi dan nafas pendek
    \n-Penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan
    \n-Demam dan berkeringat malam hari
    \n–Anemia<\/a> dan tanda infeksi
    \n-perdarahan seperti mimisan
    \n-pembesaran limfonodi yang tidak nyeri
    \n-nyeri di perut bagiankiri atas, dimana lien berada.<\/p>\n

      \n
    1. \n

      Leukemia Akut<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

      Gejala dan tanda dari leukemia akut adalah :
      \n-rendahnya jumlah sel darah putih dan tanda infeksi
      \n-kelemahan lesuan yang tidak dapat hilang dengan istirahat.
      \n-nafas pendek, kulit pucat, berkeringat malam hari dan sedikit demam
      \n-nyeri tulang dan sendi
      \n-ada bercak kemerahan di bawah kulit dan apabila terdapat luka, maka sulit sembuh<\/p>\n

      Bagaimana Pemeriksaan Leukemia Akut dan Kronis?<\/u><\/strong><\/h3>\n

      Semua tipe\u00a0 leukemia diperiksa dengan pemeriksaan darah dan sumsum tulang. Pemeriksaan darah rutin akan menunjukkankadar : sel darah putih, sel leukemia, sel darah merah dan trombosit.<\/p>\n

      Pemeriksaan sumsum\u00a0 tulang dan pemeriksaan lain akan memberikan informasi lain dan dapat mengkonfirmasi diagnosis. Dapat pula diperiksa dengan blood smeardibawah mikroskop untuk melihat bentuk sel. Pemeriksaan genetic dan kromosom juga dapat dilakukan, tetapi alatnya sangat terbatas di\u00a0 Indonesia.<\/p>\n

      Perbedaan Leukemia akut dan Kronis berdasarkan Tatalaksana<\/u><\/strong><\/h3>\n

      Prinsipnya, pengobatan didasarkan derajat keparahan dan waktu mendiagnosis. Pemilihan pengobatan yang tepat sangat diperlukan. Berikut perbedaannya.<\/p>\n

        \n
      1. \n

        Leukemia Kronis<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

        Diagnosis leukemia ini tidak didasarkan gejala dan pembesaran limfonodi. Kemoterapi, kortikosteroid dan antibodi monoclonal dapat digunakan untuk mengendalikan kanker. Tranfusi darah dan tranfusi trombosit dapat mengobati penurunan kadar sel darah merahdan trombosit. Radioterapi dapat membantu\u00a0 mengurangi ukuran dari lomfonodi.<\/p>\n

        Jika kasusnya CML, dengan kromosom philadelpia, dapat diberikan TKI (Tirosin Kinase Inhibitor). TKI ini akan menghambat produksi protein kromosom philadelpia. Terapi stem sell untuk menggantikan sumsum tulang kanker dengan sumsum tulang sehat juga dapat dilakukan.<\/p>\n

          \n
        1. \n

          Leukemia Akut<\/em><\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

          Seseorang dengan leukemia akut dapat diobati dengan diikuti diagnosis yang cepat karena progresifitasnya sangat cepat. Pengobatan meliputi kemoterapi, terapi target, dan stem cell, tergantung jenis leukemia yang diderita.<\/p>\n

          Pengobatan leukemia akut sangat infensif pada fase awal. Tujuan utamanya adalah membunuh sel leukemia. Hospitalisasi \u00a0diperlukan, karena pengobatan dapat memberikan efek samping.<\/p>\n

          Pemeriksaan rutin sel darah dan sumsum tulang dapat dilakukanuntuk menentukan seberapa efektifkah pengobatan yang telah dilakukan.<\/p>\n

          Ketika \u00a0darah kembali normal, leukemia akan remisi. Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan jika sel kanker kembali menyerang.<\/p>\n

          Bagaimana dengan Pencegahannya?<\/u><\/strong><\/h3>\n

          Tidak ada deteksi awal leukemia yang tersedia sampai saat ini. Jika anda memiliki faktor risiko dan gejala, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah. Para ahli belum menemukan cara pencegahannya. Maka dari itu menjadi proaktif dan peduli serta mengenali gejala dapat meningkatkan risiko terkena dan penyembuhan lebih optimal.<\/p>\n

          Oleh: dr. M. Wiwid Santiko
          \n<\/em><\/strong>Yogyakarta, 18 Juni 2017<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

          Perbedaan Leukemia akut dan kronis, dapat dilihat dari gejala yang dirasakan pasien. CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%, ALL [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2431,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[29],"tags":[1354,1353,1352,1351],"newstopic":[],"yoast_head":"\nPerbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"id_ID\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Dokter Muslim\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2017-06-18T19:39:22+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-content\/uploads\/2017\/06\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"700\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"330\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"dr. Wiwid Santiko\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:creator\" content=\"@https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Ditulis oleh\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"dr. Wiwid Santiko\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Estimasi waktu membaca\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 menit\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/\",\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/\",\"name\":\"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#website\"},\"datePublished\":\"2017-06-18T19:39:22+00:00\",\"dateModified\":\"2017-06-18T19:39:22+00:00\",\"author\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3\"},\"description\":\"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/\"]}]},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Beranda\",\"item\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#website\",\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/\",\"name\":\"Dokter Muslim\",\"description\":\"Menebar Ilmu, disetiap waktu\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"id\"},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3\",\"name\":\"dr. Wiwid Santiko\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g\",\"caption\":\"dr. Wiwid Santiko\"},\"description\":\"Selamat datang di www.doktermuslim.com. Web ini merupakan menara air ilmu pengetahuan didunia medis. Semoga anda mendapat manfaat dari web ini. Mengakar kuat dibumi, menjulang tinggi ke langit. Jangan lupa like, berkomentar dan share.\",\"sameAs\":[\"https:\/\/doktermuslim.com\",\"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/\",\"https:\/\/instagram.com\/wiwid.santiko\",\"https:\/\/twitter.com\/https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCnisDfJVHRQvAWL9qYEChqw\"],\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/author\/doktermu\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim","description":"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/","og_locale":"id_ID","og_type":"article","og_title":"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim","og_description":"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%","og_url":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/","og_site_name":"Dokter Muslim","article_author":"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/","article_published_time":"2017-06-18T19:39:22+00:00","og_image":[{"width":700,"height":330,"url":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-content\/uploads\/2017\/06\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"dr. Wiwid Santiko","twitter_card":"summary_large_image","twitter_creator":"@https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko","twitter_misc":{"Ditulis oleh":"dr. Wiwid Santiko","Estimasi waktu membaca":"4 menit"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/","url":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/","name":"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis | Dokter Muslim","isPartOf":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#website"},"datePublished":"2017-06-18T19:39:22+00:00","dateModified":"2017-06-18T19:39:22+00:00","author":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3"},"description":"Perbedaan leukemia akut dan kronis meliputi CML (Cronic Myeloid Leukemia) terjadi 63,2%, CLL (Cronic Limfositik Leukemia) terjadi 84,8%","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/#breadcrumb"},"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/"]}]},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/perbedaan-leukemia-akut-dan-kronis\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Beranda","item":"https:\/\/doktermuslim.com\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Perbedaan Leukemia Akut dan Kronis"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#website","url":"https:\/\/doktermuslim.com\/","name":"Dokter Muslim","description":"Menebar Ilmu, disetiap waktu","potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/doktermuslim.com\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"id"},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3","name":"dr. Wiwid Santiko","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g","caption":"dr. Wiwid Santiko"},"description":"Selamat datang di www.doktermuslim.com. Web ini merupakan menara air ilmu pengetahuan didunia medis. Semoga anda mendapat manfaat dari web ini. Mengakar kuat dibumi, menjulang tinggi ke langit. Jangan lupa like, berkomentar dan share.","sameAs":["https:\/\/doktermuslim.com","https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/","https:\/\/instagram.com\/wiwid.santiko","https:\/\/twitter.com\/https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCnisDfJVHRQvAWL9qYEChqw"],"url":"https:\/\/doktermuslim.com\/author\/doktermu\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2430"}],"collection":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2430"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2430\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2432,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2430\/revisions\/2432"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2431"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2430"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2430"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2430"},{"taxonomy":"newstopic","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/newstopic?post=2430"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}