{"id":1934,"date":"2017-04-28T15:50:35","date_gmt":"2017-04-28T15:50:35","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=1934"},"modified":"2017-04-28T15:51:37","modified_gmt":"2017-04-28T15:51:37","slug":"herpes-labialis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/herpes-labialis\/","title":{"rendered":"Herpes Labialis : Plenting-plenting di Mulut dan Bibir"},"content":{"rendered":"
Herpes labialis adalah salah satu infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1, yang menyebar dan menimbulkan manifestasi berupa blister (plenting-plenting), di sekitar bibir, mulut, lidah dan gusi. Sebenarnya Herpes simpleks virus ada 2 tipe, yakni tipe 1 dan tipe 2. HSV tipe 1 infeksinya lebih pada area bibir dan sekitarnya, sedangkan HSV tipe 2, menginfeksi area genital baik laki-laki dan perempuan.<\/p>\n
Ternyata, setelah menginfeksi pada pertama kali, virus akan tinggal didalam serabut syaraf tepi di wajah. Ketika imunitas seseorang menurun atau istilahnya \u201cngedrop\u201d, maka virus ini akan reaktivasi dan menimbulkan gejala yang bermakna. Sampai saat ini, infeksi virus ini terus terjadi dan sering memunculkan blister dengan demam, dan ruam dingin.<\/p>\n
Meskipun infeksi ini tergolong ringan, dan tidak terlalu serius tetapi seringnya terjadi relaps dan reaktivasi cukup mengganggu bagi penderita. Gejala nya biasanya menghilang setelah pengobatan krim atau salep, bahkan bisa hilang sendiri apabila imunitas seseorang membaik dalam beberapa minggu. Disini peran dokter, akan memberikan pengobatan apabila reaktivasi infeksi ini terjadi.<\/p>\n
Penyebab utama dari infeksi ini tentu saja virus herpes simpleks tipe 1, atau HSV-1. Infeksi ini pertama kali muncul biasanya sebelum usia 20 tahun, dan area lesi kulitnya di area sekitar bibir dan mulut. Penularan virus ini dapat diperoleh dari kontak langsung dengan penderita lain secara langsung misal berciuman, atau juga dapat kontak tidak langsung misalnya menggunakan handuk, pisau cukur, dan alat lainnya yang digunakan bersama terutama untuk area sekitar mulut.<\/p>\n
Pada fase awal infeksi, virus tinggal di sel syaraf wajah, gejala belum muncul. Gejala baru muncul biasanya pada seseorang yang kondisi daya tahan tubuhnya menurun seperti saat ia sakit, yakni pada kondisi : demam, menstruasi, beraktifitas yang sangat melelahkan disertai fikiran stress, lemah lesu, perubahan hormone dan infeksi saluran nafas atas. Kesemua ini dapat memicu reaktifasi dari virus HSV-1.<\/p>\n
Gejala khas yang muncul adalah muncul \u201cplenting-plenting\u201d putih berisi air bening, disekitar mulut, atau dalam istilah medis kita sebut dengan vesikel atau blister pada 1-3 minggu pertama setelah kontak dengan virus. Munculnya \u201cplenting\u201d relatif lebih ringan dan hanya bertahan 3 minggu, karena pada dasarnya akan hilang jika daya tahan tubuh membaik. Tetapi sering juga menimbulkan berbagai gejala.<\/p>\n
Gejala yang dapat dirasakan diantaranya:<\/p>\n
Hal yang harus anda lakukan adalah tetap tenang dan jangan panik. Segera periksakan ke dokter terdekat. Nah, dokternanti akan mengenali lesi kulit yang muncul apakah benar herpes labialis atau bukan. Dokter akan memeriksa langsung tampakan klinis blister pada area wajah. Kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk konfirmasi, tetapi di Indonesia sendiri jarang dilakukan. Biasanya hanya diagnosis klinis berdasarkan manifestasi yang tampak saja.<\/p>\n
Yang patut kita waspadai, apabila blister tersebut muncul didekat mata. Bahanya dan dikhawatirkan akan membuat kerusakan pada kornea yang mana kornea merupakan struktur penting mata yang melapisi paling luar dan menjaga focus mata tetap optimal untuk penglihatan. Komplikasi lain yang dapat timbul seperti : infeksi dapat menyebar ke berbagai kulit terutama pada imunodefisiensi seperti saat disertai penyakit HIV-AIDs.<\/p>\n
Apabila seseorang sudah pernah terinfeksi virus ini, maka virus ini akan tetap berada di tubuhnya dan tinggal di saraf tepi. Gejala dapat hilang tanpa pengobatan serius, tetapi blister yang muncul dapat pecah serta menimbulkan koreng kekuning-kuningan di area mulut.<\/p>\n
Saat anda dirumah, anda cukup melakukan membasuhnya dengan kain dingin atau hangat serta minum obat antinyeri untuk meredakan nyeri bila dibutuhkan. Gunakan krim yang dioleskan di sekitar mulut untuk meringankan gejala dan mempersingkat infeksi.<\/p>\n
Untuk pengobatan sendiri, sering digunakan golongan antivirus, seperti asiklofir, famsiklofir dan valasiklofir. Obat ini pada dasarnya tidak membunuh dan menghilangkan virus ini dari tubuh anda.<\/p>\n
Untuk pencegahan yang dapat anda lakukan, basuh dan bersihkan area yang dirasa kontak dengan penderita (terindikasi tertular) dengan handuk hangat.<\/p>\n
Kemudian, jangan membagi penggunaan barang-barang bersama termasuk handuk dan pisau cukur, dan krim. Jangan melakukan ciuman, berhubungan seksual melalui mulut, jangan menyentuh blister dengan tangan telanjang. Apabila anda terlanjur menyentuhnya atau tidak sengaja, maka segera cuci tangan dengan sabun tangan anda segera.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Herpes labialis adalah salah satu infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1, yang menyebar dan menimbulkan manifestasi berupa blister (plenting-plenting), di sekitar bibir, [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1935,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[28],"tags":[925,929,921,924,927,920,853,923,926,930,922,928],"newstopic":[],"yoast_head":"\n