{"id":1699,"date":"2017-04-07T03:43:55","date_gmt":"2017-04-07T03:43:55","guid":{"rendered":"https:\/\/doktermuslim.com\/?p=1699"},"modified":"2017-06-21T04:50:09","modified_gmt":"2017-06-21T04:50:09","slug":"laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/","title":{"rendered":"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan"},"content":{"rendered":"

Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan pada area saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan\u00a0 parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV (Respiratory syncitial Virus).<\/strong> Nama lainnya adalah croup atau batuk rejan.<\/p>\n

Pada Laringotrakeobronkitis, terdapat inflamasi pada saluran airway, yang berefek pada anak-anak karena penyempitan diameter yang disebabkan mukosa yang edema, dan adanya inflamasi akan memicu resistensi airway sehingga didapatkan kesulitan bernafas.<\/p>\n

Selama inspirasi, dinding spasium subglotik cenderung \u201clelah\u201d karena sulitnya bernafas, karena adanya obstruksi dan akan menghasilkan bunyi stridor karateristik dari croup.<\/p>\n


\n

Epidemiologi<\/u><\/strong><\/h3>\n

Croup paling banyak ditemukan pada anak dengan usia 6 bulan sampai 3 tahun, dengan puncaknya pada musim gugur dan awal musim salju pada Negara 4 musim. Episode gejala biasanya diikuti dengan common cold (gejala masuk angin). Gejala reinfeksi biasanya terjadi, dan bersifat ringan.<\/p>\n


\n

Manifestasi Klinis<\/u><\/strong><\/h3>\n

Manifestasi klinis dari croup atau laringotrakeobronkitis adalah :<\/p>\n

    \n
  1. batuk, hoarseness (serak, suara mirip kuda), inspiratory stridor, demam grade rendah, dan distress respirasi lambat dan cepat.<\/strong><\/li>\n
  2. Stridor<\/strong> adalah suara keras, nada tinggi yang dihasilkan saat respirasi karena turbulensi udara biasanya saat inspirasi, bias juga bifasik dan merupakan tanda utma obstruksi saluran nafas atas.<\/li>\n
  3. Croup dicirikan batuk keras yang disebut \u201cbarking\u201d (seperti anjing menggonggong),<\/strong> atau brassy (seperti alat music tiup yang menggelegar).<\/strong><\/li>\n
  4. Tanda dari obstruksi saluran nafas atas, seperti sulit bernafas, retraksi suprasternal, intercostal, dan subcostal <\/strong>dapat ditemukan dalam pemeriksaan.<\/li>\n
  5. Wheezing (mengi)<\/strong> juga dapat muncul jika ada tanda obstruksi saluran nafas bawah.<\/li>\n<\/ol>\n
    \n

    Table manifestasi klinis laringotrakeobronkitis<\/u><\/strong><\/p>\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n
    Feature<\/strong><\/td>\nViral Laringotrakeobronkitis<\/strong><\/td>\nEpiglotitis<\/strong><\/td>\nBakterial Trakeitis<\/strong><\/td>\nSpasmodic croup<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n
    Viral prodromal illness<\/td>\n++<\/td>\n–<\/td>\n+<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Umur rata-rata<\/td>\n6-36 bulan (60%<24 bulan)<\/td>\n3-4 tahun (25% <2tahun)<\/td>\n4-5 tahun<\/td>\n6-36 bulan (60%<24 bulan)<\/td>\n<\/tr>\n
    Onset illness<\/td>\nGradual 2-3 hari<\/td>\nAkut (6-24 hari)<\/td>\nAkut (1-2 hari)<\/td>\nTiba-tiba (saat malam)<\/td>\n<\/tr>\n
    Demam<\/td>\n+\/-<\/td>\n+<\/td>\n+<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Toksisitas<\/td>\n–<\/td>\n+<\/td>\n++<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Stridor inspirasi<\/td>\nKeras<\/td>\nringan<\/td>\nkeras<\/td>\nkeras<\/td>\n<\/tr>\n
    Drooling, neck hiperekstensi<\/td>\n–<\/td>\n++<\/td>\n+<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Batuk<\/td>\n++<\/td>\n–<\/td>\n++<\/td>\n++<\/td>\n<\/tr>\n
    Sore troat<\/td>\n+\/-<\/td>\n++<\/td>\n+\/-<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Positif kultur darah<\/td>\n–<\/td>\n+<\/td>\n+\/-<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Leukositosis<\/td>\n–<\/td>\n+<\/td>\n+<\/td>\n–<\/td>\n<\/tr>\n
    Rekurensi<\/td>\n+<\/td>\n–<\/td>\n–<\/td>\n++<\/td>\n<\/tr>\n
    Hospitalisasi dan intubasi endotracheal<\/td>\njarang<\/td>\nsering<\/td>\nsering<\/td>\njarang<\/td>\n<\/tr>\n
    Keterangan : + : muncul, – : tidak ada, +\/- : bias muncul bias tidak, ++ : sering muncul.<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
    \n

    Pemeriksaan Penunjang<\/u><\/strong><\/h3>\n

    Radiografi antoreioposterior pada leher sering dilakukan tetapi tidak selalu, dan ditemukan penyempitan subglotik, yang merupakan tanda khas croup dan disebut dengan steeple sign<\/strong>.<\/p>\n

    Pemeriksaan laboratorium rutin tidak terlalu berguna dalam menentukan diagnosis. Leukosistosis sering tidak terjadi dan menunjukkan epiglottitis atau bacterial trakeitis. Banyak rapid tes (PCR atau antigen) ada untuk memeriksa parainfluenza virus dan RSV.<\/p>\n

    Sensitivitas pemeriksaan imunoflouresensi indirek RSV sebesar 75-97%, sensitivitas dan nilai prediktif value untuk parainfluenza virus lebih kecil disbanding RSV.<\/p>\n


    \n

    Diferensial Diagnosis<\/u><\/strong><\/h3>\n

    Diagnosis dari croup biasanya ditentukan dengan manifestasi klinis. Stridor pada anak kurang dari 4 bulan atau gehala persisten lebih dari 1 minggu mengindikasikan ada lesi lain (subglotik stenosis atau hemangioma) dan membutuhkan laringoskopi.<\/p>\n

      \n
    1. \n

      Epiglotitis<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

      Epiglotitis biasanya terjadi pada anak usia 1-5 tahun, dan merupakan emergensi karena risiko obstruksi tiba-tiba. Imunisasi Hib digali karena sering menjadi penyebab utama. Infeksi Hib sangat terlihat. Stridor sering muncul tetapi harus dibedakan dengan croup dengan\u00a0 onset tiba-tiba,\u00a0 progesifitas cepat, demam tinggi, muffle (suara tidak jelas) disbanding suara hoarsness, disfagia, susah tidur, sering duduk, mulut membuka dan sniffing position<\/strong> (jaw trust maju).<\/p>\n

      Radiologi lateral menunjukkan penebalan dan bulging epiglottis (thumb sign) <\/strong>dan menebal pada plika arytenoid. Diagnosis di konfirmasu dengan observasi langsng inflamasi dan pembengkkan pada struktur supraglotik, dan pembengkakan, Cerry-red epiglottitis<\/strong> dan dilakukan oleh dokter spesialis bedah dan anestiologi untuk dilakukan endotracheal tube atau tracheostomy di ruang operasi.<\/p>\n

      Epiglottitis membutuhkan intubasi endotracheal untuk menjaga airway dan terapi antibiotic. Recoveri klinis sangat cepat dan anak dapat di ekstubasi secara aman dalam 48-72 jam.<\/p>\n

        \n
      1. \n

        Bakterial tracheitis<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

        Bacterial trakeitis sangat jarang tetapi merupakan infeksi serius pada trachea yang dapat diikuti viral croup,dan sering disebabkan S. aureus. Gejala meliputi demam tinggi dengan batuk dan stridor. Diagnosis membutuhkan visualisasi pada saluran nafas tengah, dengan kultur mucus yang menbal, debris mucopurulen subglotik. Terapi meliputi intubasi endotracheal dan antibiotic.<\/p>\n

          \n
        1. \n

          Spasmodic croup<\/strong><\/h4>\n<\/li>\n<\/ol>\n

          Spasmodic croup dideskribsikan gejala croup yang muncul tiba-tiba, biasanya malam hari tetapi tanpa prodromal saluran respirasi atas. Episode ini sering rekurensi, dan biasanya durasinya pendek. Spasmodic croup lebih ringan dari viral croup, dan respon terapi relative lebih simple, seperti diberikan eksprosur sejuk dan kelembaban udara. Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi diduga karena alergi.<\/p>\n


          \n

          Tabel diferensial diagnosis<\/u><\/strong><\/h3>\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n\n
          Infeksi<\/strong><\/td>\nNon-infection condition<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n
          Akut laringotracheobronkitis<\/td>\nAspirasi benda asing<\/td>\n<\/tr>\n
          Epiglottitis<\/td>\nEdema angioneurotik<\/td>\n<\/tr>\n
          Faringitis<\/td>\nSpasmodic croup<\/td>\n<\/tr>\n
          Abses parapharingeal<\/td>\nIngesti of caustic or hot fluid<\/td>\n<\/tr>\n
          Laringopharingeal diphtheria<\/td>\nTrauma, inhalasi asap rokok<\/td>\n<\/tr>\n
          Laryngeal papilomatosis<\/td>\nLaringomalasia<\/td>\n<\/tr>\n
          Ekstrinsik inflamantori mass compressing the trachea (seperti tuberculosis)<\/td>\nCongenital subglotik stenosis<\/td>\n<\/tr>\n
          Ekstrinsik inflamantori mass compressing the trachea (seperti higroma, hemangioma, malformasi vaskuler)<\/td>\n<\/tr>\n
          Hipokalsemia<\/td>\n<\/tr>\n
          Paralisis plika vocalis<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
          \n

          Tatalaksana<\/u><\/strong><\/h3>\n
            \n
          1. Pemberian aerosol racemic (D- dan L-) <\/strong>atau L-epinefrin<\/strong> dapat mengurangi edema subglotik, dengan vasokontriksi alfa-adrenergic, dan terbukti terdapat perbaikan klinis. Puncak efek selama 10-30 menit, tapi dapat melebar sampai 2 jam.<\/li>\n
          2. Efek rebound dapat muncul, dengan gejala memburuk ketika kadar obat menghilang. Terapi aerosol dapat diulangi setiap 20 menit, (tidak boleh melebihi 1-2 jam) pada kasus berat.<\/li>\n
          3. Oral dan IM deksametason<\/strong> untuk anak dengan croup ringan dan sedang akan mengurangi kebutuhan hospitalisasi atau mengurangi dirawat di rumahsakit.<\/li>\n
          4. Anak harus diminta tetap tenang, dengan meminimalkan bernafas dengan tenaga kuat (relaksasi). Caranya dengan orangtua duduk di samping anak dan menenagkan anak.<\/li>\n
          5. Pemberian sedative<\/strong> harus berhati-hati dan hanya dalam ICU. Udara sejuk diberikan dalam facemask untuk mencegah keringnya sekresi sekitar laring.<\/li>\n
          6. Hospitalisasi sering dibutuhkan untuk anak dengan Stridor saat ia istirahat. Anak menerima terapi aerosol harus di hospitalisasi dan diobservasi selama 2-3 jam karena risiko rebound.<\/li>\n
          7. Menurunnya gejala, mengindikasikan perbaikan, atau justru fatigue dan segera terjadi gagal nafas.<\/li>\n<\/ol>\n
            \n

            Komplikasi<\/u><\/strong><\/h3>\n

            Komplikasi dari croup yang paling sering muncul adalah pneumonia viral, yang terjadi pada 1-2% anak dengan croup. Parainfluenza pneumonia dan pneumonia bakteria sekunder sering terjadi terutama pada anak dengan imunocompromise (system imun turun).<\/p>\n


            \n

            Prognosis<\/u><\/strong><\/h3>\n

            Prognosis dari croup sangat baik. Penyakit biasanya sembuh dalam 5 hari. Selama pertumbuhan dan perkembangan anak, mereka menjadi kurang peka terhadap infeksi virus pada saluran nafas tengah.<\/p>\n


            \n

            Pencegahan<\/u><\/strong><\/h3>\n

            Belum terdapat vaksin untuk virus parainfluenza dan RSV.<\/p>\n


            \n

            Referensi<\/u><\/strong><\/h3>\n

            Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson, HB, 2006. Nelson : Essentials of Pediatrics, 5th edition, International Edition<\/u><\/em><\/strong>, Elsevier Saunders, Philadelphia.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

            Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan pada area saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan\u00a0 parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV (Respiratory syncitial [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2454,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[25,31],"tags":[737,734,735,736,738,741,740,739,744,745,743,742],"newstopic":[],"yoast_head":"\nLaringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"id_ID\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Dokter Muslim\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2017-04-07T03:43:55+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2017-06-21T04:50:09+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-content\/uploads\/2016\/05\/doktermuslim.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"700\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"330\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"dr. Wiwid Santiko\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:creator\" content=\"@https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Ditulis oleh\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"dr. Wiwid Santiko\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Estimasi waktu membaca\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 menit\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/\",\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/\",\"name\":\"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#website\"},\"datePublished\":\"2017-04-07T03:43:55+00:00\",\"dateModified\":\"2017-06-21T04:50:09+00:00\",\"author\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3\"},\"description\":\"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/\"]}]},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Beranda\",\"item\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#website\",\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/\",\"name\":\"Dokter Muslim\",\"description\":\"Menebar Ilmu, disetiap waktu\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"id\"},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3\",\"name\":\"dr. Wiwid Santiko\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g\",\"caption\":\"dr. Wiwid Santiko\"},\"description\":\"Selamat datang di www.doktermuslim.com. Web ini merupakan menara air ilmu pengetahuan didunia medis. Semoga anda mendapat manfaat dari web ini. Mengakar kuat dibumi, menjulang tinggi ke langit. Jangan lupa like, berkomentar dan share.\",\"sameAs\":[\"https:\/\/doktermuslim.com\",\"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/\",\"https:\/\/instagram.com\/wiwid.santiko\",\"https:\/\/twitter.com\/https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCnisDfJVHRQvAWL9qYEChqw\"],\"url\":\"https:\/\/doktermuslim.com\/author\/doktermu\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim","description":"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/","og_locale":"id_ID","og_type":"article","og_title":"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim","og_description":"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV","og_url":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/","og_site_name":"Dokter Muslim","article_author":"https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/","article_published_time":"2017-04-07T03:43:55+00:00","article_modified_time":"2017-06-21T04:50:09+00:00","og_image":[{"width":700,"height":330,"url":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-content\/uploads\/2016\/05\/doktermuslim.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"dr. Wiwid Santiko","twitter_card":"summary_large_image","twitter_creator":"@https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko","twitter_misc":{"Ditulis oleh":"dr. Wiwid Santiko","Estimasi waktu membaca":"5 menit"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/","url":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/","name":"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan | Dokter Muslim","isPartOf":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#website"},"datePublished":"2017-04-07T03:43:55+00:00","dateModified":"2017-06-21T04:50:09+00:00","author":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3"},"description":"Laringotrakeobronkitis adalah adanya peradangan saluran nafas tengah laring, trakea dan bronkus yang disebabkan parainfuenza virus tipe 1,2 dan 3 dan RSV","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/#breadcrumb"},"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/"]}]},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/laringotrakeobronkitis-croup-batuk-rejan\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Beranda","item":"https:\/\/doktermuslim.com\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Laringotrakeobronkitis (Croup) : Batuk Rejan"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#website","url":"https:\/\/doktermuslim.com\/","name":"Dokter Muslim","description":"Menebar Ilmu, disetiap waktu","potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/doktermuslim.com\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"id"},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/04facedc986ed10a53048132c2efa9f3","name":"dr. Wiwid Santiko","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/doktermuslim.com\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/42285ab605ce9ad0ec978b0f02989db5?s=96&d=mm&r=g","caption":"dr. Wiwid Santiko"},"description":"Selamat datang di www.doktermuslim.com. Web ini merupakan menara air ilmu pengetahuan didunia medis. Semoga anda mendapat manfaat dari web ini. Mengakar kuat dibumi, menjulang tinggi ke langit. Jangan lupa like, berkomentar dan share.","sameAs":["https:\/\/doktermuslim.com","https:\/\/www.facebook.com\/doktermuslimcom\/","https:\/\/instagram.com\/wiwid.santiko","https:\/\/twitter.com\/https:\/\/twitter.com\/wiwidsantiko","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCnisDfJVHRQvAWL9qYEChqw"],"url":"https:\/\/doktermuslim.com\/author\/doktermu\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1699"}],"collection":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1699"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1699\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2470,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1699\/revisions\/2470"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2454"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1699"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1699"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1699"},{"taxonomy":"newstopic","embeddable":true,"href":"https:\/\/doktermuslim.com\/wp-json\/wp\/v2\/newstopic?post=1699"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}