{"id":158,"date":"2016-05-27T00:40:58","date_gmt":"2016-05-27T00:40:58","guid":{"rendered":"http:\/\/doktermuslim.com\/?p=158"},"modified":"2017-02-21T04:52:33","modified_gmt":"2017-02-21T04:52:33","slug":"hipotesis-dan-jenis-data-dalam-penelitian","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/doktermuslim.com\/hipotesis-dan-jenis-data-dalam-penelitian\/","title":{"rendered":"Hipotesis dan Jenis Data dalam Penelitian"},"content":{"rendered":"
Hipotesis dan jenis data dalam penelitian perlu diketahui. Sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini kita akan belajar untuk mengetahui hipotesis beserta jenis-jenis data penelitian. Sebelum kita bahas terkait hipotesis, dan jenis data dalam penelitian, maka perlu kita ketahui macam-macam statistik yang sering digunakan dalam penelitian. Secara umum, statistik dapat dibagi menjadi dua, pertama kita sebut dengan statistik deskriptif, kedua kita sebut dengan statistik analitik (inferensial).<\/p>\n
Prinsip dari statistik deskriptif adalah meneliti data dengan menitik beratkan pemahaman mendetile dari karateristik data yang dimiliki. Variabel yang dapat digunakan dapat berupa variabel kategorik, maupun numerik. Dalam variabel kategorik, biasanya dinyatakan dalam jumlah ataupun presentase yang di sajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Sedangkan pada variabel numerik, biasanya dinyatakan dalam parameter pemusatan, seperti mean, median, modus, maupun parameter penyebaran, seperti standard deviasi, varian, range, nilai maksumum, nilai minimal dan lain sebagainya.<\/p>\n
Contoh Statistik Deskriptif. Data tersebut menunjukkan adanya hasil penelitian, tanpa melakukan perlakuan yang dideskriptifkan (disajikan) oleh peneliti dalam bentuk tabel prosentase, maka penelitian tersebut termasuk jenis penelitian dengan statistif deskriptif.<\/p>\n 2. Statistik Analitik (Inferensial) Contoh Statistik Analitik. Selanjutnya, kita perlu mengetahui terkait uji hipotesis dan kesalahan-kesalahan dalam uji hipotesis.<\/p>\n Kesalahan dalam uji hipotesis dinyatakan dalam alfa dan beta. Alfa disebut juga kesalahan tipe 1, sedangkan beta disebut juga kesalahan tipe 2.<\/p>\n Untuk menentukan dan memahaminya, perhatikan tabel dibawah ini :<\/p>\n HIPOTESIS<\/strong><\/p>\n<\/td>\n (1-Beta)<\/p>\n (POWER)<\/td>\n (Positif Palsu)<\/td>\n<\/tr>\n Kesalahan tipe 2 (Beta)<\/p>\n (Negatif palsu_<\/p>\n<\/td>\n Negatif Benar<\/p>\n (1-alfa)<\/p>\n<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n Baik, pembaca sekalian. Setelah kita mengetahui jenis statistik dalam penelitian, dan uji hipotesis beserta tipe kesalahan, maka selanjutnya kita perlu mengetahui tipe dan karateristik data dalam penelitian. Hal ini sangat penting nantinya untuk menentukan jenis statistik apa yang perlu kita pilih dalam penelitian kita.<\/p>\n Secara umum, data variabel penelitian dibagi menjadi dua, yakni berupa data variabel skala kategorikal dan numerik. Data kategorikan, dibagi menjadi dua lagi yakni nominal dan ordinal, sedangkan skala data numerik dibagi lagi menjadi skala interval dan rasio. Skala Numerik Untuk lebih memudahkan pemahaman, perhatikan tabel berikut ini :<\/p>\n Demikian sedikit pembahasan dan ilmu yang dapat kami sampaikan, semoga yang sedikit ini dapat kita fahami dan bermanfaat. Sampai berjumpa di artikel selanjutnya, jangan lupa dibagikan agar kebermanfaatan ilmunya lebih terasa bagi orang lain.<\/p>\n Referensi:<\/strong> Hipotesis dan jenis data dalam penelitian perlu diketahui. Sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini kita akan belajar untuk mengetahui hipotesis beserta jenis-jenis data penelitian. Sebelum [Read more]<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":159,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[13],"tags":[495,496,494,14],"newstopic":[],"yoast_head":"\n
\n<\/u><\/em>Pada sebuah kabupaten di Yogyakarta, diteliti berapa banyak yang menderita demam berdarah pada bulan Februari tahun 2017. Kemudian peneliti mengambil data dan menyajikan dalam prosentase setiap kabupaten di yogyakarta tanpa memberikan intervensi\/perlakuan. misal dalam data hasil penelitian didapatkan data :<\/p>\n\n\n
\n Sleman<\/strong><\/td>\n Bantul<\/strong><\/td>\n Kulonprogo<\/strong><\/td>\n Kota<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n 23%<\/td>\n 12%<\/td>\n 54%<\/td>\n 3%<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
\n<\/u><\/strong>Prinsip dari penelitian ini adalah dilakukannya perlakuan dimana nantinya akan membawa kesimpulan tentang hipotesis yang sebelumnya telah di buat. Untuk itu biasanya dalam penelitian statistik analitik, maka akan dilakukan uji hipotesis untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan atau perbedaan yang diperoleh dari data pada sampel.<\/p>\n\n
\n<\/u><\/em>Sebuah penelitian meneliti apakah ada hubungan merokok dan tidak merokok terhadap tekanan darah dalam satuan mmHg. Maka dilakukan penelitian di satu kecamatan. Dengan hipotesis , terdapat perbedaan bermakna tekanan darah antara orang merokok dengan orang tidak merokok. Kemudian dilakukan uji hipotesis, dengan uji kolomogorov smirnov didapatkan P =0,45, dan selanjutnya di uji dengan uji statistik lainnya. Uji kolomogorof smirnov ini menunjukkan penelitian ini menggunakan statistik analitik.<\/p>\n<\/blockquote>\n
\nUJI HIPOTESIS<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
\nKESALAHAN DALAM UJI HIPOTESIS<\/u><\/strong><\/h3>\n
\n
\n\n
\n \n Kondisi Dalam populasi<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n Berbeda\/berhubungan<\/strong><\/td>\n Tidak berbeda\/tidak berhubungan<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n Ho ditolak<\/td>\n Positif Benar<\/p>\n Kesalahan tipe 1 (Alfa)<\/p>\n \n Ho diterima<\/td>\n \n \n
\nKARATERISTIK DATA VARIABEL<\/u><\/strong><\/h3>\n
\nSkala Kategorikal
\n<\/strong><\/span>1. Skala Nominal,<\/strong> adalah skala data yang tidak memiliki peringkat. Contohnya : jenis kelamin (Laki-laki-Perempuan), golongan darah (A, B, O, AB).
\n2. Skala Ordinal,<\/strong> adalah skala data yang mempunyai peringkat ataupun tingkatan level. Contohnya : Miskin-agak miskin-sedang-agak kaya-kaya, Besar-sedang-kecil.<\/p>\n
\n<\/strong><\/span>1. Skala Interval<\/strong> adalah skala data yang tidak mempunyai nilai 0 alamiah. Contohnya Suhu tubuh, IQ seseorang. Tidak mungkin suhu tubuh seseorang 0 derajat, kecuali orangnya meninggal sehingga pada orang normal tidak memiliki suhu nol. Tidak mungkin IQ seseorang 0, sebodoh-bodohnya seseorang IQ nya tidaklah nol, walaupun dibawah 20 (pada retardasi mental sangat berat).
\n2. Skala Rasio<\/strong> adalah skala data yang mempunyai data nol alamiah. Contohnya : kadar kolesterol, kadar LDL, tinggi badan.<\/p>\n\n\n
\n Skala Data Variabel<\/strong><\/td>\n Definisi<\/strong><\/td>\n Contoh<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n Kategorikal<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n 1.\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 Nominal<\/td>\n Tidak berperingkat\/tidak bertingkat<\/td>\n Jenis kelamin, golongan darah<\/td>\n<\/tr>\n \n 2.\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 Ordinal<\/td>\n Berperingkat\/ bertingkat<\/td>\n Status ekonomi, ukuran benda<\/td>\n<\/tr>\n \n Numerik<\/strong><\/td>\n<\/tr>\n \n 1.\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 Interval<\/td>\n Tidak punya nol alamiah<\/td>\n Suhu tubuh, IQ seseorang<\/td>\n<\/tr>\n \n 2.\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 Rasio<\/td>\n Mempunyai nilai nol alamiah<\/td>\n Kadar LDL, kadar kolesterol, tinggi Badan<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
\n
\nSugiyono, 2011. Statistik Untuk Penelitian
\nSudigdo et al, 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"