Waspadai “Usus Buntu” : Kenali Tandanya dan Cegah Komplikasinya

usus buntu

Apa itu Usus Buntu?


Sahabat sehat sekalian, seringkali kita dimasyarakat, mengenal ataupun mendengar seseorang terkena Usus Buntu. Tidak hanya terjadi bagi orang dewasa, penyakit ini juga dapat terjadi pada anak anak. Seseorang bahkan bisa masuk rumah sakit, dan bahkan bisa meninggal karena komplikasi yang sudah parah. Tentu hal ini sungguh sangat memprihatinkan. Komplikasi yang parah dapat dicegah dengan penanganan yang segera. Untuk itu mari kita kenali tanda dan gejala dari penyakit usus buntu.


Usus Buntu dalam dunia Medis disebut dengan Appendicitis. Secara terminologi, Appendicitis berasal dari kata Appendix, dan itis. Appendix sendiri merupakan salah satu organ dalam sistem pencernaan, dan itis berarti terjadi radang, sehingga seseorang yang terkena appendicitis berarti didalam tubuhnya, appendix orang tersebut dapat meradang.

Bacaan Lainnya

Appendix (Appendix Vermiformis) sendiri secara anatomis terletak di pangkal illeum dan caecum, dengan panjang 7-10 cm, berbentuk tabung dan berdiameter 0,7 cm. Pada keadan normal, appendix tidak berisi apa apa alias kosong. Berbeda dengan usus halus dan usus besar yang terisi makanan hasil pencernaan. Proyeksi pangkal appendix berada pada sebuah titik yang kita sebut dengan titik McBurney, yakni titik yang berada di1/3 (sepertiga) garis antara umbilicus (pusar) dan SIAS (penonjolan atas tulang panggul depan). Mudahnya di kuadran perut kanan bawah.


Apa saja penyebab dari appendicitis?

Secara umum dalam dunia medis, penyebab dari appendicitis 80% disebabkan karena sumbatan/obstruksi, sedangkan sisanya dapat disebabkan infeksi hematogen dan penyebab lainnya. Sumbatan didalam appendix dapat berupa fecalith, parasit, corpus alienum dan lain sebagainya. Fecalith adalah feces yang membatu. Feces tersebut akan memasuki lubang appendix dan membuat sumbatan disana. Parasit paling sering disebabkan oleh cacing yang disebut dengan oxiorus vermicularis. Cacing ini juga diketahui dapat menyebabkan sumbatan pada lubang appendix. Corpus allenum yakni sumbatan berupa benda asing, seperti kerikil, biji cabe, biji emas yang tertelan dan benda asing lainnya. Kesemua itu akan menyebabkan sumbatan pada lubang appendix dan memicunya terjadi radang.

Baca Juga:  Bronkitis Kronis : Interpretasi Radiologis X-Ray

Obstruksi yang terjadi tadi akan menyebabkan tekanan dalam lubang appendix meningkat dan akan dikeluarkan cairan mukosa terus-terusan. Ini merupakan media baik untuk pertumbuhan bakteri usus dalam apendix. Selanjutnya akan terjadi pengumpulan seldarah putih dan terbentuk pus/nanah. Pada keadaan lebih lanjut, maka akan menimbulkan penekaan pembuluh darah sekitar, dan kematian sel appendix. Hal ini menyebabkan appendix menjadi rapuh dan berlubang atau yang kita sebut dengan terjadi perforasi.


Apa saja tanda dari appendicitis?

Tanda-tanda dari appendicitis sangat sederhana, dan semoga kita dapat mengingatnya dan mengetahui apa yang harus dilakukan apabila menjumpai tanda tersebut. Seseorang yang terkena appendicitis, akan merasa nyeri perut. Nyeri perut tersebut merupakan respon awal akibat terjadinya hiperperistaltik appendix untuk mengeluarkan obstruksi. Pada fase ini nyeri akan dirasakan di daerah sekitar pusar dan atas pusar. Tahap selanjutnya, nyeri akan dirasakan secara somatis dan dirasakan di titik McBurney atau kuadran perut kanan bawah. Nyeri pada kondisi ini bersifat tajam, dan jelas. Proses peralihan nyeri dari sekitar pusar dan atasnya ke kuadran perut kanan bawah ini disebut dengan Migrating Pain. Pada seseorang yang terkena appendicitis, juga dapat merasakan nyeri di kuadran perut kanan bawah yang dirasakan sambil batuk, berjalan, dan mengejean. Hal ini terjadi karena lapisan sekitar appendix atau kita sebut dengan peritoneum bergerak.

Tanda selanjutnya berupa perasaan mual dan muntah, hal ini merupakan akibat dari aktivasi salah satu saraf otonom dalam diri manusia, yakni saraf Vagus. Seseorang juga dapat terjadi konstipasi (buang air besar susah), dan terjadi demam. Demam pada appendicitis merupakan sebuah kompliasi infeksi akut yang sedang terjadi.

Pada anak-anak biasanya tidak ada gejala spesifik. Anak biasanya rewel, tidak mau makan dan pada anak sering tidak menunjukkan adanya nyeri. Pada Bayi 80-90% appendicitis baru diketahui setelah terjadi komplikasi yakni perforasi atau dalam istilah mudahnya sudah berlubang appendicnya.

Baca Juga:  Nutrisi Pada Ibu Hamil

Pada ibu hamil biasanya masih bisa merasakan nyeri dan merasakan mual muntah. Biasanya pada usia kehamilan di atas 3 bulan, pada ibu hamil yang mengalami appendicitis, akan merasakan nyeri perut kanan bawah yang letak nyerinya lebih naik., yakni di sekitar kanan pusar. Hal ini terjadi karena pada ibu hamil appendix lebih terdorong ke atas dan ke samping dibanding bila tidak sedang hamil.


Apa yang harus dilakukan bila menemui tanda dan gejala appendicitis?

Sahabat sehat sekalian, apabila kita menjumpai seseorang, keluarga kita, tetangga kita ataupun orang disekitar kita yang terkena gejala appendicitis, janganlah panik dan tetap tenang. Selanjutnya, segera bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Di Rumahsakit nanti akan ditegakkan terlebih dahulu pasien tersebut benar-benar appendicitis atau bukan. Apabila memang appendicitis, maka dalam dunia medis akan dikenalkan beberapa pengobatan dengan bedah dan non bedah. Kedua tidakan ini biasanya dipadukan, dan tindakan pembedahan menjadi pilihan utama. Pada tindakan non bedah akan diberikan antinyeri dan antibiotik, sedangkan tindakan bedah akan pengambilan dari appendix yang sudah meradang.

Hal yang kita khawatirkan apabila tidak dilakukan tindakan segera adalah terjadinya berbagai komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi yakni terjadinya perforasi appendix. Perforasi appendix yakni appendix menjadi berlubang,  dan hal ini akan menyebabkan terjadi radang yang menyebar sampai disekitar appendix (peritoneum), hal ini kita sebut dengan peritonitis. Biasanya pada pasien yang terjadi perorasi dan peritonitis, maka pasien akan demam tinggi, nyeri perut yang semakin hebat diseluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Inilah yang kita khawatirkan bila seseoang menderita appendicitis dan terjadi peritonitis. Pada sebagian kasus, dapat berakibat fatal dan pasien meninggal. Untuk itu, tindakan segera dengan segera membawa ke Rumah sakit untuk ditegakkan diagnosisnya, appendicitis atau bukan sangatlah penting.

Baca Juga:  Sesak Nafas : Perbedan Gejala Ringan, Sedang dan Berat

Demikian, beberapa hal dan pengetahuan terkait dengan usus buntu atau appendicitis. Semoga yang sedikit ini dapat menambah wawasan kita dan kewaspadaan kita. Semoga kita, keluarga kita, dan masyarakat semua sehat dan terhindar dari appendicitis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *