Bisakah Amandel TANPA Operasi?

Apa itu amandel?

Amandel dalam medis dikenal dengan tonsil. Seseorang yang sakit amandel, berarti seseorang tersebut terjadi peradangan di tonsilnya. Tonsil sendiri terdapat 4 macam, yaitu tonsila palatina, tonsila faringea, tonsila tuba dan tonsila lingua. Yang sering dikenal dengan amandel adalah tonsila palatina. Tonsil yang meradang ini disebut dengan tonsilitis. Kebanyakan kasus peradangan ini disebabkan oleh grup A beta hemolitikus streptokokus pyogen.


[toc]

Bacaan Lainnya

Apa yang dirasakan orang amandel?

Pasien dan seseorang yang amandel (tonsilitis) akan terjadi pembengkakan pada tonsilnya. Pembengkakan itu bila berat maka dapat menutup saluran nafas sehingga dapat mengancam nyawa. Adapun dalam fase akut, terdapat gejala seperti demam, nyeri tenggorokan, kesulitan menelan, nyeri saat menelan dan nyeri disekitar leher.

Gejala obstruksi nafas juga dapat terjadi. Gejala obstruksi nafas inilah yang di khawatirkan. Gejala obstruksi nafas dapat dikenali dengan pasien tersebut sering mengorok saat tidur, kesulitan bernafas, ada periode tidak bernafas saat tidur (sleep apneu), dan terbangun saat tidur. Hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan fisik dimana didapatkan tonsila yang membesar.


Bagaimana stadium amandel?

Derajat atau grading, atau stadium dari amandel dinyatakan dalam T0 sampai T4. Perhatikan tabel berikut ini:

Grade Keterangan
T0 Tonsil masih berada di fossa tonsilaris
T1 Kurang dari 25% tonsil menempati orofaring
T2 25% sampai 50% tonsil menempati orofaring
T3 Tonsil menutupi 50% sampai dengan 75% orofaring
T4 Tonsil menutupi orofaring lebih dari 75% sampai menutup total.
Baca Juga:  Alergi Nanas : Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Bisakah amandel tanpa operasi?

Bisa, asalkan belum terindikasikan mutlak dan relatif untuk tindakan operatif bedah. Tonsilitis dalam masyarakat awam sering dikaitkan dengan operasi. Sebenarnya operasi ini memang menjadi pilihan tetapi tindakan operasi ini, terdapat indikasi mutlak dan relatif yang harus dipenuhi sebelum diputuskan untuk dilakukan operasi. Apabila tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan tatalaksana non operatif.

Tatalaksana non operatif atau non bedah yang dapat dilakukan adalah pengobatan supportif, yang berfokus pada menjaga hidrasi cairan pasien stabil, menjaga kecukupan kalori, dan mengkontrol nyeri dan demam yang dirasakan pasien menggunakan obat-obatan anti nyeri dan anti demam. Bila diperlukan dan diindikasikan juga boleh diberikan antibiotik.

Dalam beberapa pertimbangan medis, dapat juga diberikan steroid untuk memendekkan fase inflamasi yang terjadi. Tentu saja, pertimbangan steroid ini tentu dengan pertimbangan dokter dengan menimbang keuntungan dan kerugian, karena kita tahu steroid mempunyai efek yang tidak baik apabila dikonsumsi berlebihan dan berkepanjangan.


Apa saja indikasi tindakan bedah amandel?

Tindakan bedah amande/ tonsilitis disebut dengan tonsilektomi. Adapun indikasi mutlak dari tonsilektomi adalah:

Tonsilitis akut rekuren dimana terjadi lebih dari 5 kali episode dalam 1 tahun, 5 serangan tiap tahun untuk tahun konsekutif, atau 3 kali serangan setiap tahun untuk 3 tahun konsekutif.
Tonsilitis akut rekuren dengan kejang demam, dan komplikasi jantung
Terjadi Tonsilitis kronis
Terjadi peritonsilar abses
Terdapat obstruksi yang disebabkan oleh hipertrofi tonsil, yang dapat mengganggu respirasi dan nutrisi
Terdapat OSAS (obstructive sleep apnea syndrome), gejala tidak bernafas selama tidur yang sering menyebabkan pasien terbagun tiba-tiba dari tidur.
Pertumbuhan tidak simetris dan lesi tonsilar dengan curiga keganasan

Apa saja kontraindikasi tindakan tonsilektomi?

Kontraindikasi tonsilektomi diantaranya : terdapat gangguan pendarahan (hemofilia), sedang infeksi akut, anak dibawah usia 3 tahun, dan anak dengan berat badan kurang dali 15 kilogram, yang mempunyai resiko kehilangan darah banyak.

Baca Juga:  7 Manfaat Jahe dari Anti-Jantung Koroner hingga Penurun Berat Badan

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *