Hipotiroid

DEFINISI

Hipotiroid adalah kondisi dimana tubuh kekurangan produksi hormon tiroid. Hipotiroid ini disebabkan oleh 3 hal, yakni hipotiroid primer, hipotiroid sekunder dan hipotiroid tersier. Dikatakan hipotiroid primer apabila defeknya di kelenjar tiroid. Dikatakan sebagai Hipotiroid sekunder bila terjadi penurunan stimulasi dari TSH (Tiroid Stimulating Hormon), dan dikatakan hipotiroid tersier bila terjadi defek penurunan stimulasi TRH (Tirotropin releasing hormon). Sekitar 95 % hipotiroid disebabkan oleh hipotiroid primer (TSH tinggi), dan 5% disebabkan oleh hipotiroid sekunder (TSH rendah).

Hipotiroid juga dapat disebabkan karena tidak sensitifnya reseptor hormon tiroid, sehinga jaringan tidak dapat merespon hormon tiroid meskipun kadarnya dalam batas normal.

Bacaan Lainnya

[toc]


ETIOLOGI

Penyebab paling sering dari hipotiroid primer adalah tiroiditis hashimoto. Thiroiditis hashimoto adalah gangguan autoimun pada individu dengan faktor predisposisi kelainan genetik. Selain itu juga dapat dipicu oleh antibodi dari tubuh yang merusak sel kelenjar tiroid (mekanisme autoimun).

Hipotiroid primer sering dijumpai pada orang tua dan jenis kelamin wanita. Penyebab lain dari hipotiroid primer adalah radiasi radioaktif, seperti ablasi iodin dan pembedahan kelenjar tiroid. Sekitar 6% pada dewasa wanita, sedangkan hanya 2 % pada dewasa pria.

Tabel Etiologi Hipotiroid
Primer Sekunder Tertier
-defisiensi iodin

-kelebihan intake iodin

-ablasi tiroid (operasi)

-hashimoto tiroiditis

-subakut tiroiditis

-geiterogenic food

-drug seperti lithium, amiodaron dan antitiroid agen.

-hipopituitarism

-adenoma

-ablative terapi

-pituitari destruction

-disfungsi hipothalamus

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis dari hipotiroid berdasarkan anamnesis adalah seseorang mudah lelah, lemah, lesu, tidak tahan udara dingin, peningkatan berat badan, konstipasi, nyeri sendi, nyeri otot, depresi dan gangguan menstruasi yang berlebihan. Seringnya gejala tersebut tidak khas dan sulit didefinisikan.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan bradikardia, penurunan relaksasi  rangsangan refleks, kuku tipis dan rapuh, wajah bengkak, lidah tebal, edema, dan suara serak. Pembesaran kelenjar tiroid tidak selalu ditemukan.

Pada geriatri, gejalanya lebih tidak khas lagi. Tanda dan gejala pada orang yang sudah tua, lebih sulit didefinisikan karena tertutupi proses degeneratif.

Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan peningkatan kadar LDL, dan Kolestrol total. Sering sekali disertai dengan anemia ringan dan peningkatan kadar kreatin kinase.


PEMERIKSAAN UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS

Selanjutnya, bagaimana kita mendiagnosis hipotiroid. Apabila kita menemukan gejala hipotiroid seperti yang telah kami sampaikan di atas, maka untuk menegakkan hipotiroid diperlukan pemeriksaan kadar hormon tiroid.

Adanya penigkatan kadar TSH dan penurunan free T4, menunjukkan hipotiroid primer. Apabila didapatkan kadar TSH dan free T4 keduanya saam sama turun, kita curigai adanya hipotiroid yang disebabkan karena gangguan pada hipothalamus atau pituitari, yang disebut dengan hipotiroid sekunder.

Hipotiroid subklinis adalah  hipotiroid dengan hasil pemeriksaan  laboratorium didapatkan peningkatan ringan kadar TSH, tetapi kadar Free T4 dan T3 dalam batas normal. Seringnya hipotiroid subklinis, gejalanya belum jelas dan sulit diketahui. Pemeriksaan antibodi antitiroid dilakukan jika terdapat adanya kecurigaan terhadap tiroiditis hashimoto.

Miksedema adalah penebalan, dan edema nonpitting pada jaringan lunak. Gejalanya meliputi rambut kering, alis lateral tipis, edema periorbital, kulit wajah kering dan bengkak (Puffy dull face).

Tipe TSH level Free T4 Level
Hipotiroid primer Meningkat Rendah
Hipotiroid subklinis Meningkat Normal
Hipotiroid sekunder Normal atau menurun Rendah
TSH: Tiroid stimulating hormon, T4: tiroksin

Terdapat skor dalam diagnosi hipotiroid, yakni menggunakan skor billewicz. Skor ini jarang dipakai. Apabila didapatkan skor > 25, maka hipotiroid, tetapi apabila didapatkan skor < -30, maka lakukan ekslude penyakit. Berikut adalah tabel skoring.

Tanda dan gejala Ada Tidak
Tidak berkeringat +6 -2
Kulit kering +3 -6
Cold intoleran +4 -5
Peningkatan berat badan +1 -1
Konstipasi +2 -1
Serak +5 -4
Penurunan pendengaran +2 0
Gerakan melambat +11 -3
Coarse skin +7 -7
Cold skin +3 -2
Periorbital puffiness +4 -6
Frekuensi nadi +4 -4
Ankle jerk +15 -6

TATALAKSANA HIPOTIROID

Target terapi dari hipotiroid adalah meningkatkan kadar hormon tiroid dalam tubuh, disertai dengan memperbaikiki tanda dan gejala (simptomatis) yang disebabkan hipotiroid, sehingga diberikan tambahan hormon tiroid.

Hormon tiroid yang diberikan pada pasien terdiri dari 2 jenis, yakni sintetis dan natural. Hormon tiroid sintesis diantaranya : Levothyroksin sodium, liothyronin dan liotrix. Levothyroksin adalah produk hormon tiroid T4 yang paling disarankan. Hormon tiroid natural biasanya didapatkan dari tiroid sapi dan domba yang dikeringkan.

Dianjurkan kepada pasien untuk diminum minimal 1 jam sebelum makan agar pemberian levothyroksin optimal. Bioaviabilitasnya 80% dan waktu paruhnya 7 hari.

Levothyroksin didalam tubuh segera di konversi menjadi T3. Levothyroksin ada yang oral dan parenteral (IV). Levothyroksin dalam pemberian parenteral diberikan pada kondisi koma miksedema atau pada pasien dengan kondisi tidak dapat diberikan oral.

Dosis levothyroksin adalah antara 50-100 mcg sehari. Dosis awal pada pasien usia < 50 tahun dimulai 1,7 mcg/kg/hari tidak diberikan dalam dosis terbagi. Perhitungan untuk pasien obesitas dengan memakai berat badan ideal. Jika pasien usia >50 tahun dengan riwayat penyakit jantung, dosis awal diberikan antara 25-50mcg sehari. Dosis maintenance antara 100-125 mcg perhari.

Evaluasi dan monitoring dilakukan 6-8 minggu sejak terapi inisiasi dimulai. Evaluasi klinis pasien, dan kadar TSH. Jika kadar TSH tinggi, dosis levothyroksin dinaikkan antara 12,5-25 mcg. Sebalikknya jika kadar TSH turun dibawah normal, dosis diturunkan 12,5-25 mcg. Apabila kadar TSH normal, maka monitoring dilakukan 6-12 bulan.

Penggunaan ferous sulfat, kolestiramin, supplemen serat, kalsium karbonat, suklarfat dan aluminium hidroksida akan menurunkan absorbsi dari levothyroksin. Pencegahannya, levothyroksin diberikan dengan jarak 4 jam setelah minum obat-obatan di atas. Evaluasi kadar TSH dilakukan 1 bulan sekali.


REFERENSI

Sinorita H, Et al, 2007,  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FK UGM, Yogyakarta.
Kesper et al, 2012. Harrison, principle of internal Medicine 18 edition, The McGraw-Hill Companies
Platnich et al, 2013. Hashimoto tidoiditis : Pathogenesis and clinical finding. The calgary guide, publised 8 agustus 2013.

Baca Juga:  Hepatitis A, B, C, D dan E

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *